TANJUNG SELOR – Penyebaran kasus Covid-19 di Bulungan terus meningkat. Hal itu terjadi akibat melemahnya penerapan protokol kesehatan (prokes) di tengah masyarakat.
Kepala Bidang Pencegahan, Penanggulangan Penyakit (P2P) Dinkes Bulungan, dr. Velix Toding Sima menyebutkan, tren kenaikan kasus Covid-19 mulai terjadi sejak akhir November hingga saat ini karena meningkatnya mobilisasi dan melemahnya penerapan protokol kesehatan (prokes). “Iya, sekarang ini kasus Covid-19 terus bertambah. Data terakhir, ada 39 kasus aktif Covid-19,” kata Velix kepada Radar Kaltara, Rabu (9/11).
Bahkan, saat ini sudah ada beberapa tenaga kesehatan (nakes) di puskesmas yang terpapar. Di RSD dr. H. Soemarno Sosroatmodjo, Tanjung Selor tercatat ada delapan orang yang menjalani perawatan. “Awalnya, ada sembilan orang yang menjalani perawatan. Tetapi, karena ada satu pasien yang meninggal dunia sisa delapan orang,” ungkapnya.
Berdasarkan hasil pemeriksaan, almarhum belum menerima vaksin dosis lengkap dan memiliki komorbid (penyakit penyerta). “Iya, belum ada divaksin,” bebernya.
Dalam hal ini, Dinkes Bulungan belum dapat memastikan secara pasti apakah pasien yang terpapar varian baru atau tidak, karena saat ini tidak ada pemeriksaan tes polymerase chain reaction (PCR). “Sekarang ini kan pasien yang terpapar Covid-19 berdasarkan hasil tes rapid antigen,” ujarnya.
Menyoal apakah sejauh ini sudah ada sampel yang dikirim ke Litbangkes untuk selanjutnya diperiksa menggunakan metode whole genome sequencing (WGS). Velix menyatakan bahwa belum ada sampel yang dikirim. “Belum ada. Kalau penularan yang terjadi sekarang ini masih melalui transmisi lokal,” ungkapnya.
Menurutnya, tren kenaikan kasus Covid-19 terjadi karena rendahnya kesadaran masyarakat dalam menerapkan prokes. “Selama ini masyarakat beranggapan kasus Covid-19 sudah melandai. Akhirnya, tidak disiplin menjalankan protokol kesehatan,” bebernya.
Karena itu, Dinkes Bulungan terus memberikan edukasi kepada masyarakat untuk tetap disiplin menjalankan prokes. Menurutnya, saat ini masih banyak pasien Covid-19 yang belum terdeteksi. Karena enggan untuk memeriksakan kesehatannya. “Banyak, rata-rata pasien yang berobat di praktek itu dengan gejala batuk pilek dan sakit tenggorokan,” ujarnya.
Sementara itu, Bupati Bulungan, Syarwani mengatakan, berdasarkan laporan Dinkes Bulungan, saat ini memang ada tren kenaikan kasus Covid-19. Untuk itu, masyarakat diminta untuk tetap disiplin menjalankan prokes. “Sekarang ini Bulungan masuk zona kuning. Jadi, harus tetap waspada,” pungkasnya. (jai/eza)
TANJUNG SELOR – Penyebaran kasus Covid-19 di Bulungan terus meningkat. Hal itu terjadi akibat melemahnya penerapan protokol kesehatan (prokes) di tengah masyarakat.
Kepala Bidang Pencegahan, Penanggulangan Penyakit (P2P) Dinkes Bulungan, dr. Velix Toding Sima menyebutkan, tren kenaikan kasus Covid-19 mulai terjadi sejak akhir November hingga saat ini karena meningkatnya mobilisasi dan melemahnya penerapan protokol kesehatan (prokes). “Iya, sekarang ini kasus Covid-19 terus bertambah. Data terakhir, ada 39 kasus aktif Covid-19,” kata Velix kepada Radar Kaltara, Rabu (9/11).
Bahkan, saat ini sudah ada beberapa tenaga kesehatan (nakes) di puskesmas yang terpapar. Di RSD dr. H. Soemarno Sosroatmodjo, Tanjung Selor tercatat ada delapan orang yang menjalani perawatan. “Awalnya, ada sembilan orang yang menjalani perawatan. Tetapi, karena ada satu pasien yang meninggal dunia sisa delapan orang,” ungkapnya.
Berdasarkan hasil pemeriksaan, almarhum belum menerima vaksin dosis lengkap dan memiliki komorbid (penyakit penyerta). “Iya, belum ada divaksin,” bebernya.
Dalam hal ini, Dinkes Bulungan belum dapat memastikan secara pasti apakah pasien yang terpapar varian baru atau tidak, karena saat ini tidak ada pemeriksaan tes polymerase chain reaction (PCR). “Sekarang ini kan pasien yang terpapar Covid-19 berdasarkan hasil tes rapid antigen,” ujarnya.
Menyoal apakah sejauh ini sudah ada sampel yang dikirim ke Litbangkes untuk selanjutnya diperiksa menggunakan metode whole genome sequencing (WGS). Velix menyatakan bahwa belum ada sampel yang dikirim. “Belum ada. Kalau penularan yang terjadi sekarang ini masih melalui transmisi lokal,” ungkapnya.
Menurutnya, tren kenaikan kasus Covid-19 terjadi karena rendahnya kesadaran masyarakat dalam menerapkan prokes. “Selama ini masyarakat beranggapan kasus Covid-19 sudah melandai. Akhirnya, tidak disiplin menjalankan protokol kesehatan,” bebernya.
Karena itu, Dinkes Bulungan terus memberikan edukasi kepada masyarakat untuk tetap disiplin menjalankan prokes. Menurutnya, saat ini masih banyak pasien Covid-19 yang belum terdeteksi. Karena enggan untuk memeriksakan kesehatannya. “Banyak, rata-rata pasien yang berobat di praktek itu dengan gejala batuk pilek dan sakit tenggorokan,” ujarnya.
Sementara itu, Bupati Bulungan, Syarwani mengatakan, berdasarkan laporan Dinkes Bulungan, saat ini memang ada tren kenaikan kasus Covid-19. Untuk itu, masyarakat diminta untuk tetap disiplin menjalankan prokes. “Sekarang ini Bulungan masuk zona kuning. Jadi, harus tetap waspada,” pungkasnya. (jai/eza)
Gedung Silver Radar Tarakan,
Jl. Mulawarman, depan Bandara Internasional Juwata Tarakan, Kalimantan Utara

Telepon: 0551-32101, 0551-25800

Email: redaksiradartarakan@gmail.com

Koran online: epaper.radartarakan.id


source