BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN – Sebagai seorang intelektual, Rektor UIN Antasari, Prof DR H Mujiburrahman MA, turut merasakan keresahan atas perjalanan demokrasi saat ini.
Sehingga ia berinisiatif menempa para mahasiswa untuk mampu membawa perubahan, menuju terwujudnya kesejahteraan umum.
Penempaan tersebut diwujudkan dalam Program Sekolah Islam dan Demokrasi, selama dua hari, di Aula Gedung Pascasarjana Kampus 1, Jalan Jendral Ahmad Yani Km3,5, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Selasa (08/11/2022).
Rektor UIN menjadi narasumber pertama yang banyak memberikan catatan atas penyimpangan-penyimpangan penerapan demokrasi.
Baca juga: Beda Dengan Abdul Wahid, Penahanan Terdakwa Mardani Tak Dilakukan di Banjarmasin Pada Tahapan Sidang
Baca juga: Kembangkan kawasan Jembatan Rumpiang, Batola Bangun Miniatur Menara Big Ben dan Eiffel.
Baca juga: Kios Terbakar di Jalan Pangeran Antasari Banjarmasin, Dipicu Tabung Gas Bocor
Mulai dari pencitraan, penuh kepentingan, pengabaian perbedaan, hingga politik berbiaya tinggi.
“Lalu, kita berusaha untuk mencegah korupsi, mencegah penyalahgunaan kekuasaan, itu menjadi useless. Karena politik berbiaya tinggi tadi sudah dari awal mencederai proses demokrasi ini,” tegas aktivis 90an ini.
Dirinya juga menginginkan mahasiswa sekarang lebih melek literasi, memahami apa yang diperjuangkan.
Serta, lanjutnya, berjalan di atas kerangka teoritis yang jelas, sehingga diharapkan mampu membawa perubahan sosial.
Baca juga: Penyandang Obesitas Tanahlaut Cukup Nyenyak Tidur, Begini Hasil Pemeriksaan Kesehatannya
Baca juga: Korban Selamat Lembah Bajuin Kabupaten Tanahlaut Telah Pulang, Cuma Beberapa Jam di RSHB Pelaihari
Baca juga: Enam Pelaku Pengeroyokan Diamankan Satreskrim Polres Tabalong, Ajakan ke Tempat Hiburan Jadi Pemicu
“Bagaimana dalam peta perpolitikan Indonesia ini, kekuatan-kekuatan apa yang tengah berkuasa. Kalau dahulu kan militer, sekarang barangkali yang berkuasa adalah oligarki mungkin. Pengusaha-pengusaha besar yang bekerja sama dengan para penguasa,” urai lulusan S3 Universitas Utrecht, Belanda, tersebut.
Ia berharap program ini bisa dilanjutkan dengan pertemuan rutin mingguan, guna berdiskusi dan menelaah bersama, sekaligus memberikan solusi dari ajaran Islam atas problema masyarakat yang terjadi.
“Karena, banyak sekali masalahnyakan, masalah yang terkait dengan demokrasi ini,” ungkap Guru Besar Sosiologi Agama itu.
Sekitar 100 orang menjadi peserta dalam sekolah ini, terdiri dari para pimpinan Unit Kegiatan Mahasiswa, gelaran UPT Pengembangan Kewirausahaan dan Karier.
Tujuannya, melatih kemampuan kepemimpinan generasi muda agar bisa berkontribusi banyak bagi masyarakat.
(Banjarmasinpost.co.id/Rifki Soelaiman)