Penampakan Pasar Tradsional Blahbatuh Gianyar Bali : Dulu Terbakar, Kini Akan Dijadikan Taman Kota
TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR – Eskutif dan legislatif Kabupaten Gianyar, Bali menggelar sidang di gedung DPRD Gianyar, Selasa 1 November 2022.
Dalam acara yang dihadiri Bupati Gianyar, Made Mahayastra itu juga membahas tentang nasib Pasar Tradsional Blahbatuh ludes terbakar pada 15 Juni 2021.
Nantinya lahan eks pasar itu tidak akan lagi dibangun pasar.
Namun akan disulap menjadi taman kota layaknya Alun-alun Gianyar.
Yakni terdapat tempat rekreasi keluarga hingga taman bermain anak-anak.
Hal itu dikatakan langsung oleh Bupati Gianyar, Made Mahayastra.
“Akan dijadikan taman kota dibuat seperti Alun-alun Gianyar, ada tamannya,” ujar Mahayastra.
Mahayastra pun menilai lahan itu layak sebagai taman kota.
Baca juga: Mabes TNI Kirim 252 Unit Kendaraan Listrik Untuk G20 di Bali Buatan Korea Selatan dan AS
Sebab memiliki luas lahan sekitar 50 are.
“Akan dilengkapi taman bermain anak, taman remaja dan terdapat lapangan tenis. Pemasangan dua patung sebagai tokoh pemersatu juga akan tetap dipasang, yaitu patung Kebo Iwa dan Patung Gajah Mada yang disandingkan,” ucapnya menjelaskan rencananya ke depan.
Meskipun telah memiliki rencana matang, namun pilitikus PDIP asal Payangan itu mengatakan, pembangunannya tak bisa dilakukan tahun depan.
Sebab di tahun 2023 itu, pihaknya akan lebih fokus pada pembangunan jalan, pendidikan dan program BK.
“Kemungkinan kita bangun di tahun 2024 nanti, untuk tahun 2023 belum bisa kita bangun. Sebagian besar anggaran di Tahun 2023 selain digunakan untuk anggaran kesehatan gratis, anggaran pendidikan juga perbaikan infrastruktur yang rusak akibat bencana longsor pada bulan Oktober lalu,” tandasnya.
Diberitakan sebelumnya Pasar Blahbatuh mengalami kebakaran pada 15 Juni 2021 lalu.
Seluruh toko dan kios terbakar.
Para pedagang berjumlah 629 orang telah dibuatkan tempat relokasi yang tak jauh dari pasar lama.
Sementara lahan eks pasar lama saat ini kondisinya tak terurus.
Tanaman liar telah menggerogori bangunan yang tersisa. (*)