Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Petrus Piter
POS-KUPANG.COM, WAIKABUBAK – Wakil Bupati Kabupaten Sumba Barat, John Lado Bora Kabba, S.Pd mengikuti rapat koordinasi penurunan stunting III yang di Pimpin  Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat, S.H dan  dihadiri  Bupati atau Wakil bupati, pejabat walikota dari   22 Kabupaten dan kota se-NTTdi aula Mutis  Kantor Bupati Timor Tengah Selatan, Selasa 1 November 2022.
Gubernur NTT, Viktor Laiskodat, S.H dalam arahannya menyampaikan terima kasih atas kerja keras semua pihak sehingga trend penurunan stunting di Provinsi NTT menunjukan hasil yang positif.
Selanjutnya Gubernur NTT, Viktor  Laiskodat menegaskan para bupati,  wakil bupati  wajib memerintahkan para kepala desa dan lurah agar mengetahui seluruh ibu hamil yang ada di wilayahnya. Selain itu pemberian makanan tambahan kepada anak-anak  stunting itu wajib didokumentasikan dalm bentuk foto atau  video,  kegiatan rapat-rapat dikurangi dan perbanyak kegiatan langsung d lapangan.
Baca juga: Masyarakat Sumba Barat Desak Pemerintah Perbaiki Traffic Light Pertigaan Jalan Gelora Pada Eweta
Disamping itu Gubernur Laiskodat juga menegaskan agar memastikan alat ukur antropometri terstandar di semua posyandu tersedia dan Intervensi gizi sensitif berupa air bersih, sanitasi, rumah layak huni dan ketersediaan pangan tetap fokus dilakukan.
Demikian siaran pers Humas Setda Sumba Barat, Rabu 2 Nopember 2022.
Dikatakan pada acara tersebut berlangsung pula pemberian penghargaan berupa piagam dan laptop kepada 10 Kabupaten terbaik di NTT atas hasil penilaian kinerja aksi konvergensi Stunting tahun 2022. Dan Kabupaten Sumba Barat termasuk mendapatkan  penghargaan itu atas pencapaian terbaik III konvergensi stunting tahun 2022 di Nusa Tenggara Timur.
Dikatakan, Pemerintah Provinsi NTT bersama pemerintah daerah kabupaten dan kota se-NTT terus bersinergi dalam percepatan penurunan  penanganan stunting di Provinsi NTT.
Baca juga: Tim Polres Sumba Barat Amankan Pelaku Pencurian dan Sebuah Sepeda Motor
Pemerintah menargetkan angka prevalensi kekerdilan atau stunting pada tahun 2024 berada di bawah 14 persen, sedangkan target penurunan stunting di NTT tahun 2023 adalah 10-12 persen sehingga diperlukan langkah-langkah terpadu.
Provinsi Nusa Tenggara Timur mengoptimalkan pelaksanaan aksi konvergensi dalam upaya menurunkan angka kasus stunting, kekurangan gizi kronis yang menyebabkan pertumbuhan anak terganggu sehingga badannya menjadi tengkes.
Aksi konvergensi penurunan stunting di antaranya meliputi pengidentifikasian sebaran stunting, ketersediaan program, dan kendala pelaksanaan integrasi intervensi gizi; penyusunan rencana peningkatan pelaksanaan integrasi intervensi gizi; penyelenggaraan rembuk stunting tingkat kabupaten/kota; serta pemberian kepastian hukum bagi desa untuk menjalankan peran dan kewenangan dalam intervensi gizi.
Aksi selanjutnya meliputi upaya memastikan ketersediaan dan fungsi kader yang membantu pelaksanaan integrasi intervensi gizi di desa; peningkatan pengelolaan data stunting dan cakupan intervensi di tingkat kabupaten/kota; pengukuran pertumbuhan dan perkembangan balita dan publikasi angka stunting kabupaten/kota; serta peninjauan kinerja pelaksanaan program dan kegiatan terkait penurunan stunting.*
Ikuti berita POS-KUPANG.com di GOOGLE NEWS

source