Balitbang Berikan Penghargaan Inovasi Daerah
PONTIANAK – Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Barat melalui Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Provinsi Kalimantan Barat memberikan penghargaan kepada sejumlah inovator baik di kategori pemerintah daerah provinsi Kalimantan Barat, pemerintah kabupaten/kota maupun kategori umum atas inovasi yang berhasil diciptakan.
Penghargaan tersebut dikemas dalam ajang Kalbar Inovation Award (Kalbaria) yang dilaksanakan pada Senin (24/10) di Hotel Aston, Pontianak.
Salah satu yang mendapat penghargaan adalah Aplikasi Majemen Lalu Lintas Hewan dan Produk Hewan (MANE LAWAN) dari Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Provinsi Kalimantan Barat. Aplikasi ini mendapat peringkat pertama pada kategori pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Barat.
Aplikasi MANE LAWAN merupakan inovasi dan terobosan yang responsif, akuntabel dan terintegritas dalam penyajian data dan publikasi yang informatif berbasis android yang mampu menyimpan data secara digital, drh. Maulid Dio Suhendro adalah orang yang merancang aplikasi tersebut.
Dikatakan Dio, penciptaan aplikasi MANE LAWAN dilatarbelakangi oleh berbagai hal, di antaranya tingkat kebutuhan ternak, lalu lintas ternak (darat, laut dan udara), pemeriksaan cek point, pendataan manual yang menyebabkan data tidak optimal, tingginya penyakit ternak (PMK, Flu burung, Rabies, Antraks), upaya mitigasi (penanggulangan penyakit hewan menular strategis), inovasi digitalisasi, pengambilan kebijakan, kolaborasi pentaheliks (Pemerintah, masyarakat, pelaku usaha, akademisi dan media massa), dan visi misi SDGS Kalbar RKD: Pergub 61 tahun 2019.
“Secara umum, Aplikasi MANE LAWAN ini adalah digitalisasi dan penyajian data yang informatif. Sehingga mampu memberikan pelayanan data secara cepat dan tepat,” kata ASN di Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalbar itu.
Selain aplikasi MANE LAWAN, Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Kubu Raya memperoleh predikat pertama atas program inovasi Geoportal dan Web Gis Kepong Bakol pada kategori Pemerintah Kabupaten/kota.
Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan yang menerima langsung penghargaan berharap inovasi yang telah dilakukan pihaknya dapat memberi manfaat bagi masyarakat luas.
Muda mengatakan, saat ini jumlah rumah tangga di Kabupaten Kubu Raya mencapai 184 ribu dengan jumlah sekira 611.000 penduduk, dan yang sudah terinput dalam program inovasi Geoportal dan Web Gis Kepong Bakol sebanyak 83 persen.
Dalam program tersebut dijelaskan Muda tidak hanya berisi tentang profil rumah tangga saja namun juga berisi tentang data kelompok tani, kelompok nelayan, pendidikan, kelompok keagamaan, data infrastruktur, dan sebagainya sudah diinput dalam program tersebut.
Sehingga dapat memudahkan masyarakat atau pihak yang membutuhkan data dalam program pembangunan.
“Dalam inovasi ini tidak bicara sektoral, tetapi seluruhnya baik pertanian, perikanan, perkebunan, pelayanan perizinan, Adminduk, hak – hak dasar masyarakat dan sebagainya,” tuturnya.
Ia berharap dengan inovasi yang sudah dilakukan ini dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat.
“Namanya inovasi itukan mencari sesuatu yang dilahirkan dari masalah, problem dan dicarikan solusi untuk mempercepat ruang dan waktu, apa yang dilihatnya yakni manfaatnya, mudah – mudahan ini dapat bermanfaat lebih luas lagi kedepan,” harapnya.
Kepala Balitbang Provinsi Kalimantan Barat Herkulana mengatakan, inovasi yang mendapatkan penghargaan sudah melalui proses penilaian. Ada beberapa aspek yang menjadi pijakan, di antaranya kematangan, nilai manfaat bagi masyarakat maupun user (pengguna) serta dampak inovasi kepada perangkat daerah.
Dikatakan Herkulana, tingkat kematangan ini dibuktikan dengan tingkat eviden atau bukti. Kalau tingkat kabupaten kota, salah satunya harus ada regulasi dari Bupati maupun Wali kota. Misalnya Kepung Bakol, itu sdah ada peraturan Bupati, di mana hal ini digunakan tidak hanya oleh Bappeda Litbang, tapi digunakan oleh pihak-pihak lain, seperti provinsi, akademisi, mahasiswa dan masyarakat umum.
Herkulana menjelaskan, lomba inovasi daerah tersebut merupakan amanah dari Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38 tahun 2017 tentang inovasi daerah, dan Peraturan Gubernur Nomor 211 tahun 2021 tentang penyelenggaraan inoivasi daerah.
“Salah satunya menyelenggarakan lomba iniovasi daerah dalam rangka menumbuhkembangkan inovasi baik secara umum maupun inovasi pelayanan public dan tata kelola pemerintahan,” kata Herkulana.
“Dengan inovasi kita akan meningkatkan daya saing daerah. Karena dengan inovasi yang kita inginkan adalah tata kelola penyelenggaraan pemerintahan, pelayanan public dan lainnya,” sambungnya.
Herkulana mengakui, saat ini untuk indeks inovasi daerah, Kalimantan Barat masih jauh tertinggal dibandingkan dengan provinsi lainnya. Namun demikian, kata dia, Kalbar menempati top inovasi.
“Untuk itu, kita ingin ada jiwa-jiwa muda yang memiliki kreatifitas dan inivasi. Oleh sebab itu, Balitbang akan melakukan pelatihan pelopor inovasi daerah bagi perangkat daerah di provinsi maupun kabupaten/kota,” bebernya.
Dikatakan Herkulana, Kalbaria merupakan agenda dua tahunan. Yaitu invoasi harus dirasakan manfaatnya selama dua tahun, baik masyarakat maupun user itu sendiri.
Adapun inovator yang mendapat penghargaan, antara lain, Kategori umum, Peringkat Pertama diraih Bambang Iswanto dengan Inovasi Insanak (Internet Pedesaan Akpmodatif). Peringkat Dua, diraih Heru Chandra dengan inovasi Kalkulator Penyusunan Formula Nutrisi Hidroponik.
Peringkat Ketiga diraih Elita, dengan inovasi Hidroponik Fodder Pakan Alternatif Ternak Modern. Peringkat keempat diraih Rhendivan Pasaribu, dengan inovasi Pelita Masinta (Pelayanan Literasi Taman Baca Masyarakat Insan Cita). Dan peringkat kelima diraih Islam Al Amin dan Armida Yanti dengan inovasi Budidaya Pembesaran Lobster Air Tawar Sistem Vertikultur dengan Pakan Hight Protein.
Pada kategori, Inovasi Daerah Kabupaten/Kota, peringkat pertama diraih Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Kubu Raya dengan inovasi Geoportal dan Web Gis Kepong Bakol. Peringkat kedua, diraih Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Kabupaten Sanggau dengan inovasi SIDOMPU (Sistem Informasi Data Orang Miskin Terpadu).
Peringkat ketiga diraih Dinas Perhubungan Kota Singkawang dengan inovasi Bukti Lulus Uji Elektronik (BLU-e). Lalu, peringatkat keempat diraih Badan Keuangan Daerah Kota Pontianak dengan inovasi Hotline Cepat Tanggap Pajak Daerah “Kring Pengawasan”.
Peringkat kelima diraih oleh Puskesmas Bonti (Dinas Kesehatan Kabupaten Sanggau) dengan inovasi REBUNG (Rembuk Bersama Untuk Cegah Stunting).
Sedangkan untuk kategori Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Barat, peringkat pertama diraih Dinas Perkebunan dan Peternakan dengan inovasi Aplikasi MANE LAWAN (Manajemen Lalu Lintas Hewan dan Produk Hewan).
Peringkat kedua, diraih Klinik Utama Sungai Bangkong melalui inovasi Layanan Informasi Publik Melalui Media Sosial / Like Medsos. Peringkat ketiga diraih UPT PTPH (Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura) Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura dengan inovasi Informasi Kegiatan Perlindungan Tanaman Berbasis Spasial Sederhana.
Peringkat keempat diraih oleh Dinas Komunikasi dan Informatika dengan inovasi E-Activity, dan peringkat kelima diraih Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan dengan inovasi Galeri Hasil Hutan. (arf)
Balitbang Berikan Penghargaan Inovasi Daerah
PONTIANAK – Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Barat melalui Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Provinsi Kalimantan Barat memberikan penghargaan kepada sejumlah inovator baik di kategori pemerintah daerah provinsi Kalimantan Barat, pemerintah kabupaten/kota maupun kategori umum atas inovasi yang berhasil diciptakan.
Penghargaan tersebut dikemas dalam ajang Kalbar Inovation Award (Kalbaria) yang dilaksanakan pada Senin (24/10) di Hotel Aston, Pontianak.
Salah satu yang mendapat penghargaan adalah Aplikasi Majemen Lalu Lintas Hewan dan Produk Hewan (MANE LAWAN) dari Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Provinsi Kalimantan Barat. Aplikasi ini mendapat peringkat pertama pada kategori pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Barat.
Aplikasi MANE LAWAN merupakan inovasi dan terobosan yang responsif, akuntabel dan terintegritas dalam penyajian data dan publikasi yang informatif berbasis android yang mampu menyimpan data secara digital, drh. Maulid Dio Suhendro adalah orang yang merancang aplikasi tersebut.
Dikatakan Dio, penciptaan aplikasi MANE LAWAN dilatarbelakangi oleh berbagai hal, di antaranya tingkat kebutuhan ternak, lalu lintas ternak (darat, laut dan udara), pemeriksaan cek point, pendataan manual yang menyebabkan data tidak optimal, tingginya penyakit ternak (PMK, Flu burung, Rabies, Antraks), upaya mitigasi (penanggulangan penyakit hewan menular strategis), inovasi digitalisasi, pengambilan kebijakan, kolaborasi pentaheliks (Pemerintah, masyarakat, pelaku usaha, akademisi dan media massa), dan visi misi SDGS Kalbar RKD: Pergub 61 tahun 2019.
“Secara umum, Aplikasi MANE LAWAN ini adalah digitalisasi dan penyajian data yang informatif. Sehingga mampu memberikan pelayanan data secara cepat dan tepat,” kata ASN di Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalbar itu.
Selain aplikasi MANE LAWAN, Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Kubu Raya memperoleh predikat pertama atas program inovasi Geoportal dan Web Gis Kepong Bakol pada kategori Pemerintah Kabupaten/kota.
Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan yang menerima langsung penghargaan berharap inovasi yang telah dilakukan pihaknya dapat memberi manfaat bagi masyarakat luas.
Muda mengatakan, saat ini jumlah rumah tangga di Kabupaten Kubu Raya mencapai 184 ribu dengan jumlah sekira 611.000 penduduk, dan yang sudah terinput dalam program inovasi Geoportal dan Web Gis Kepong Bakol sebanyak 83 persen.
Dalam program tersebut dijelaskan Muda tidak hanya berisi tentang profil rumah tangga saja namun juga berisi tentang data kelompok tani, kelompok nelayan, pendidikan, kelompok keagamaan, data infrastruktur, dan sebagainya sudah diinput dalam program tersebut.
Sehingga dapat memudahkan masyarakat atau pihak yang membutuhkan data dalam program pembangunan.
“Dalam inovasi ini tidak bicara sektoral, tetapi seluruhnya baik pertanian, perikanan, perkebunan, pelayanan perizinan, Adminduk, hak – hak dasar masyarakat dan sebagainya,” tuturnya.
Ia berharap dengan inovasi yang sudah dilakukan ini dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat.
“Namanya inovasi itukan mencari sesuatu yang dilahirkan dari masalah, problem dan dicarikan solusi untuk mempercepat ruang dan waktu, apa yang dilihatnya yakni manfaatnya, mudah – mudahan ini dapat bermanfaat lebih luas lagi kedepan,” harapnya.
Kepala Balitbang Provinsi Kalimantan Barat Herkulana mengatakan, inovasi yang mendapatkan penghargaan sudah melalui proses penilaian. Ada beberapa aspek yang menjadi pijakan, di antaranya kematangan, nilai manfaat bagi masyarakat maupun user (pengguna) serta dampak inovasi kepada perangkat daerah.
Dikatakan Herkulana, tingkat kematangan ini dibuktikan dengan tingkat eviden atau bukti. Kalau tingkat kabupaten kota, salah satunya harus ada regulasi dari Bupati maupun Wali kota. Misalnya Kepung Bakol, itu sdah ada peraturan Bupati, di mana hal ini digunakan tidak hanya oleh Bappeda Litbang, tapi digunakan oleh pihak-pihak lain, seperti provinsi, akademisi, mahasiswa dan masyarakat umum.
Herkulana menjelaskan, lomba inovasi daerah tersebut merupakan amanah dari Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38 tahun 2017 tentang inovasi daerah, dan Peraturan Gubernur Nomor 211 tahun 2021 tentang penyelenggaraan inoivasi daerah.
“Salah satunya menyelenggarakan lomba iniovasi daerah dalam rangka menumbuhkembangkan inovasi baik secara umum maupun inovasi pelayanan public dan tata kelola pemerintahan,” kata Herkulana.
“Dengan inovasi kita akan meningkatkan daya saing daerah. Karena dengan inovasi yang kita inginkan adalah tata kelola penyelenggaraan pemerintahan, pelayanan public dan lainnya,” sambungnya.
Herkulana mengakui, saat ini untuk indeks inovasi daerah, Kalimantan Barat masih jauh tertinggal dibandingkan dengan provinsi lainnya. Namun demikian, kata dia, Kalbar menempati top inovasi.
“Untuk itu, kita ingin ada jiwa-jiwa muda yang memiliki kreatifitas dan inivasi. Oleh sebab itu, Balitbang akan melakukan pelatihan pelopor inovasi daerah bagi perangkat daerah di provinsi maupun kabupaten/kota,” bebernya.
Dikatakan Herkulana, Kalbaria merupakan agenda dua tahunan. Yaitu invoasi harus dirasakan manfaatnya selama dua tahun, baik masyarakat maupun user itu sendiri.
Adapun inovator yang mendapat penghargaan, antara lain, Kategori umum, Peringkat Pertama diraih Bambang Iswanto dengan Inovasi Insanak (Internet Pedesaan Akpmodatif). Peringkat Dua, diraih Heru Chandra dengan inovasi Kalkulator Penyusunan Formula Nutrisi Hidroponik.
Peringkat Ketiga diraih Elita, dengan inovasi Hidroponik Fodder Pakan Alternatif Ternak Modern. Peringkat keempat diraih Rhendivan Pasaribu, dengan inovasi Pelita Masinta (Pelayanan Literasi Taman Baca Masyarakat Insan Cita). Dan peringkat kelima diraih Islam Al Amin dan Armida Yanti dengan inovasi Budidaya Pembesaran Lobster Air Tawar Sistem Vertikultur dengan Pakan Hight Protein.
Pada kategori, Inovasi Daerah Kabupaten/Kota, peringkat pertama diraih Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Kubu Raya dengan inovasi Geoportal dan Web Gis Kepong Bakol. Peringkat kedua, diraih Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Kabupaten Sanggau dengan inovasi SIDOMPU (Sistem Informasi Data Orang Miskin Terpadu).
Peringkat ketiga diraih Dinas Perhubungan Kota Singkawang dengan inovasi Bukti Lulus Uji Elektronik (BLU-e). Lalu, peringatkat keempat diraih Badan Keuangan Daerah Kota Pontianak dengan inovasi Hotline Cepat Tanggap Pajak Daerah “Kring Pengawasan”.
Peringkat kelima diraih oleh Puskesmas Bonti (Dinas Kesehatan Kabupaten Sanggau) dengan inovasi REBUNG (Rembuk Bersama Untuk Cegah Stunting).
Sedangkan untuk kategori Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Barat, peringkat pertama diraih Dinas Perkebunan dan Peternakan dengan inovasi Aplikasi MANE LAWAN (Manajemen Lalu Lintas Hewan dan Produk Hewan).
Peringkat kedua, diraih Klinik Utama Sungai Bangkong melalui inovasi Layanan Informasi Publik Melalui Media Sosial / Like Medsos. Peringkat ketiga diraih UPT PTPH (Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura) Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura dengan inovasi Informasi Kegiatan Perlindungan Tanaman Berbasis Spasial Sederhana.
Peringkat keempat diraih oleh Dinas Komunikasi dan Informatika dengan inovasi E-Activity, dan peringkat kelima diraih Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan dengan inovasi Galeri Hasil Hutan. (arf)
Jl. Gajah Mada No. 2-4 Pontianak
Fax: (0561) 760038/575368
Redaksi: (0561) 735070

source