Hepatitis akut pada anak masih harus diwaspadai. Pasalnya, penyakit ini bisa berakibat fatal hingga menyebabkan kematian.
Dokter sekaligus Ketua Unit Kerja Gastro-Hepatologi Ikatan Dokter Indonesia (IDAI) Muzal Kadim mengatakan, salah satu hal yang harus diwaspadai adalah kejadian hepatitis akut saat memasuki fase fulminan.
“Hepatitis fulminan merupakan keadaan saat terjadinya gagal hati pada pasien dan sudah tergolong sangat kronis,” kata Muzal dalam webinar yang juga ditayangkan di YouTube, Jumat (1/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kata dia, fase fulminan menandakan banyaknya sel-sel di hati yang telah rusak. Akibatnya, amonia yang seharusnya dinetralisir oleh hati malah meracuni pasien hingga ke otak.
“Jadinya otaknya bengkak, kesadarannya pun menurun,” kata Muzal.
Amonia sendiri merupakan zat yang diproduksi oleh bakteri di dalam usus. Pada kondisi normal, hati akan memecah dan menetralisir amonia hingga tidak berbahaya.
Namun, penyakit hati seperti hepatitis akut bisa membuat kadar amonia tidak dapat terpecah dan menjadi lebih banyak.
Turunnya kesadaran ini biasanya terjadi secara bertahap. Pada fase fulminan, pasien biasanya akan berujung pada kondisi koma.
Namun, ada beberapa tanda yang biasanya timbul sebelum pasien mengalami koma. Di saat inilah, pasien harus segera mendapatkan pertolongan agar bisa diselamatkan.
“Ini juga sebenarnya sudah terbilang sulit diselamatkan. Makanya sebaiknya diobati itu bahkan di awal gejala hepatitis muncul, bukan sudah hilang kesadaran,” kata dia.
Berikut tahap-tahap yang bisa dialami pasien saat mengalami fase fulminan sebelum koma:
– banyak melamun;
– terlihat lemah, lesu, dan tidak fokus;
– selalu ingin tidur;
– sulit bangun jika sudah tidur.
ADVERTISEMENT