Meskipun sudah menjadi kebiasaan dan adat bagi masyarakat Islam, tapi banyak yang menanyakan apa hukum merayakan maulid
SERAMBINEWS.COM – Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1444 H kian bergema.
Banyak kegiatan diisi dengan zikir, doa hingga ada juga merayakan dengan kenduri.
Maulid Nabi diperingati setiap 12 Rabiul Awal 1444 hijriah
Tahun ini, peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW jatuh Sabtu 8 Oktober 2022.
Meskipun sudah menjadi kebiasaan dan adat bagi masyarakat Islam, tapi banyak yang menanyakan apa hukum merayakan maulid Nabi Muhammad SAW.
Apakah merayakan Maulid Nabi itu bidah atau tidak?
Berikut penjelasan Ustaz Abdul Somad dalam sebuh video yang dilansir Bangkapos.com di kanal YouTube TAMAN SURGA NET diunggah pada 11 Oktober 2021 lalu.
Menurut Ustaz Abdul Somad atau UAS memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW bukanlah bid’ah.
Bahkan ada tiga dalil melandasi menggelar Maulid Nabi Muhammad SAW.
Dalil yang pertama menurut UAS, disampaikan Imam Al Hafiz.
Beliau, kata UAS, hafal 300.000 hadis yang pernah mengatakan pada tanggal 10 Muharam Allas SWT menyelamatkan Nabi Musa.
Pada saat ini, Bani Israil kemudian melaksanakan puasa karena Allah telah menyelamatkan Nabi Musa.
Sejak saat itulah, setiap tanggal 10 Muharam, umat Bani Israil sampai umat muslim menjalankan ibadah puasa.
Hal tersebut dimaksudkan sebagai ungkapan syukur kepada Allah SWT.
UAS melanjutkan, Imam Al Hafiz pernah berkata bila tradisi tradisi untuk Nabi Musa dibolehkan, maka perayaan Maulid Nabi juga demikian.
“Kalau selamatnya Musa diulang setiap tahun, apalagi selamatnya Nabi Muhammad SAW. itu bukan kata Abdul Somad, itu kata Imam Al Hafiz, 300.000 hadis di kepalanya tapi ia membenarkan Maulid Nabi ,” katanya.
“Ada ustaz hafal tiga hadis melarang Mauli Nabi, ambo ikut Al Hafiz, kalau bapak ibu mau ikut ustaz laptop, ikutlah,” tambah Ustaz Abdul Somad.
Dalil yang kedua, UAS bercerita soal Imam Al Bhalqi.
Ustaz Abdul Somad membacakan satu hadis bahwa umat manusia harus ingat tentang nikmat Allah.
“Ingatkanlah mereka tentang nikmat Allah SWT, hingga nikmat yang lebih besar dari nikmat sawit, nikmat gas, nikmat minyak bumi, yakni nikmat datangnya Sayyidina Muhammad SAW.
Ingatkan mereka tentang nikmat Allah SWT, ingatkan mereka tentang kelahiran Nabi Muhammad SAW,” jelas UAS.
Dalil ketiga, Ustaz Abdul Somad menjelaskan soal kelahiran Muhammad SAW.
“Ada seorang laki-laki namanya Abu Lahab, Abu Lahab punya seorang budak namaya Suwaibah yang ditugaskan menjaga adik iparnya, Aminah,” kata UAS.
Aminah lantas melahirkan Muhammad SAW pada 12 Rabiul Awal, hari Senin.
Suwaibah lantas memberi kabar pada Abu Lahab.
Abu Lahab merasa senang karena adiknya yang meninggal sudah digantikkan dengan keponakannya.
Saking bahagianya, lantas Abu Lahab membebaskan budak bernama Suwaibah, sejak kelahiran Nabi Muhammad SAW tersebut.
Hari itu merupakan sedekah terbesar Abu Lahab sehingga dosanya diringankan tiap hari Senin.
Kisah Abu Lahab tersebut termaktub pada Kitab Navadim Zajip Antusoha yang ditulis oleh Sayid Muhammad Bin Alwi Bin Abbas Al Hasani Al Maliqi, ulama besar Mekkah Al Mukaromah.
“Buka kitabnya, sudah diterjemahkan ke bahasa Indonesia,” kata Ustaz Abdul Somad.
Dalam buku 37 Masalah Populer, UAS menulis bahwa berdasarkan Fat�wa al-Azhar dinyatakan oleh Syekh �Athiyyah Shaqar bahwa menurut Imam al-Suyuthi, al-Hafizh Ibnu Hajar al-�Asqalani dan Ibnu Hajar al-Haitsami memperingati maulid nabi itu baik.
Meskipun demikian mereka mengingkari perkara-perkara bid�ah yang menyertai peringatan maulid.
Pendapat mereka ini berdasarkan kepada firman Allah Swt dalam al Quran Surah Ibrahim ayat 5.
Imam an-Nasa�i, Abdullah bin Ahmad dalam Zaw�id al-Musnad, al-Baihaqi dalam Syu�ab al-�m�n dari Ubai bin Ka�ab meriwayatkan dari Rasulullah Saw bahwa Rasulullah Saw menafsirkan kalimat Ayy�millah sebagai nikmat-nikmat dan karunia Allah Swt.
Dengan demikian maka makna ayat ini: �Dan ingatkanlah mereka kepada nikmat-nikmat dan karunia Allah�.
Dan kelahiran nabi Muhammad SAW adalah nikmat dan karunia terbesar yang mesti diingat dan disyukuri.
Rasulullah Saw memperingati hari kelahirannya dengan melaksanakan puasa pada hari itu.
Ini terlihat dari jawaban beliau ketika beliau ditanya mengapa beliau melaksanakan puasa pada hari Senin.
“Rasulullah Saw ditanya tentang puasa hari senin. Beliau menjawab, �Pada hari itu aku dilahirkan dan hari aku dibangkitkan (atau hari itu diturunkan [al-Qur�an] kepadaku)�. (HR. Muslim).

Artikel ini telah tayang di BangkaPos.com dengan judul Apakah Merayakan Maulid Nabi Bidah? Begini Penjelasan Hukumnya Menurut Ustaz Abdul Somad,
Berita terkait lainnya

source