TIMESINDONESIA, BANDUNG – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Republik Indonesia, Mahfud MD menyebut tantangan yang dihadapi dunia saat ini di antaranya kondisi perubahan iklim ekstrem dan konflik militer antara Ukraina dan Rusia yang berimbas buruk pada ekonomi dunia.
Hal tersebut diungkapkan Mahfud MD saat menyampaikan pidatonya kepada para delegasi anggota Organisasi Kerja sama Islam (OKI) di Gedung Merdeka, Bandung, Selasa (25/10/2022).
Menurut Mahfud MD, dalam menghadapi berbagai tantangan global terutama menghadapi pandemi dan pemulihan ekonomi, pemerintah telah menetapkan prioritas dalam mengintegrasikan penanganan pandemi dengan kemudahan ekonomi.
Sejumlah delegasi anggota OKI melakukan History Walk dari Hotel Savoy Homan menuju Gedung Merdeka di Jalan Asia Afrika, Bandung. (Foto: Setjen MPR RI)
“Tentunya yang berfokus pada penanganan kasus, pemberian vaksin dan terjaminnya lapangan kerja bagi masyarakat,” jelas Menko Polhukam RI, Mahfud MD.
Sejak terjadinya pandemi, kata dia, hingga kini upaya pemerintah Republik Indonesia telah terbukti efektif dengan terus menurunnya kasus Covid-19 di Indonesia pada saat ini.
Selain itu, pertumbuhan ekonomi secara bertahap terus tumbuh positif, yaitu pada kisaran 5 persen sampai 5,4 persen pada tahun 2021 dan pada triwulan kedua tahun 2022 ini.
Namun, pihaknya menyadari bahwa sebagaimana negara-negara lainnya di dunia. Indonesia tidak dapat hidup dan tidak dapat menyelesaikan berbagai masalahnya sendiri.
“Apalagi dalam konteks tantangan global yang beragam. Tentu diperlukan kerja sama yang seerat-eratnya dengan semua negara mitra. Termasuk dengan negara-negara Islam yang mayoritas berpenduduk muslim di dunia,” ungkapnya.
Masih dalam tekanan akibat pandemi Covid-19, Mahfud mengaku perlunya upaya bersama yang kolaboratif dan inklusif dalam mencari jalan keluar atau solusi pemulihan dunia.
Secara konkret ia menambahkan, perlu upaya mendorong masyarakat dunia dimana Indonesia menjadi bagiannya. Agar dapat menanggapi secara efektif berbagai tantangan global.
“Seperti rivalitas geopolitis, kesenjangan ekonomi yang semakin lebar, akses vaksin yang belum merata, perubahan iklim dan lainnya,” kata Mahfud.
Tantangan selanjutnya seperti konflik militer di Ukraina yang menimbulkan korban jiwa dan kerusakan yang tidak sedikit, serta menimbulkan dampak disrupsi bagi rantai global atas energi dan bahan pangan.
Sejumlah delegasi anggota OKI melakukan History Walk dari Hotel Savoy Homan menuju Gedung Merdeka di Jalan Asia Afrika, Bandung. (Foto: Setjen MPR RI)
Menanggapi hal itu, Mahfud kemudian menyampaikan peran Indonesia dalam penyelesaian konflik militer antara Ukraina dan Rusia.
“Kondisi ini tentunya akan semakin memberatkan prospek pemulihan ekonomi yang politis pasca pandemi. Indonesia dalam hal ini telah berupaya berkontribusi pada penyelesaian konflik militer di Ukraina antara lain melalui kunjungan Presiden RI, Joko Widodo ke Ukraina dan Rusia beberapa waktu yang lalu,” ungkap dia.
Kepada kedua pemimpin yang berselisih itu, ia menyebut Presiden RI Joko Widodo juga telah menyampaikan pesan kekhawatiran masyarakat dunia atas konflik militer yang berkelanjutan dan dampaknya bagi suplai pangan dan energi global.
Ia juga berharap pada pertemuan ini, Indonesia dapat berkontribusi secara optimal. Utamanya mengingat peran dan posisi para delegasi sebagai anggota Parlemen atau MPR.
“Tentunya diharapkan dapat memberikan pemikiran atas solusi berbagai tantangan yang kita hadapi di negara kita masing-masing,” kata Mahfud.
Lebih lanjut, Mahfud menyadari bahwa setiap persoalan di suatu negara dapat berimbas ke negara lain. Untuk itu, perlu penguatan kerja sama yang melibatkan semua pihak dan semua unsur, termasuk parlemen.
“Dalam hal ini, kami melihat peran penting parlemen, sebagai mitra penting pemerintah dalam memperkuat upaya menghadapi tantangan global. Tentu harus dilakukan secara efektif dan efisien,” tegasnya.
Dengan demikian, ia berharap pertemuan antara Majelis Permusyawaratan Rakyat Dunia (MPR Dunia) dan Dewan Syura dari negara-negara Islam ini akan dapat menjadi wadah diskusi yang bersifat positif dengan pendekatan yang sinergis, terbuka, dan inklusif.
“Tentunya terkait pembahasan dalam mencari solusi atas berbagai tantangan global yang kita hadapi bersama dengan MPR Dunia dan Dewan Syura,” jelas Menko Polhukam, Mahfud MD di Gedung Merdeka, Jalan Asia Afrika, Bandung. (*)
**) Dapatkan update informasi pilihan setiap hari dari TIMES Indonesia dengan bergabung di Grup Telegram TI Update. Caranya, klik link ini dan join. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi Telegram di HP.
11/08/2022 – 17:08
Copyright 2014 – 2022 TIMES Indonesia. All Rights Reserved.
Page rendered in 0.9096 seconds. Running in Unknown Platform