JAKARTA – Dalam webinar Digital Grounds: Towards A Green Digital Economy” yang diselenggarakan Kementerian PPN/Bappenas dan Deutsche Gesellschaft fur Internationale Zusammenarbeit (GIZ) GmbH, Kamis (20/10), Indonesia dan Jerman membahas strategi percepatan transformasi digital bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dan perusahaan rintisan (startup), khususnya terkait inovasi teknologi untuk ekonomi hijau. Strategi tersebut akan mendukung proses penyusunan dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang 2025-2045 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2025-2029, khususnya Prioritas Nasional 5, yaitu Infrastruktur untuk Mendukung Ekonomi dan Pelayanan Dasar.
“Kami berupaya meningkatkan kolaborasi pemangku kepentingan, khususnya kementerian/lembaga, memastikan perencanaan terintegrasi, dari unsur infrastruktur, memaksimalkan manfaat kegiatan pemerintah yang tidak terlepas dari partisipasi dan dukungan dari BUMN hingga swasta, untuk integrasi di dalam proses perencanaan dan penganggaran, khususnya di transformasi digital,” tutur Direktur Ketenagalistrikan, Telekomunikasi dan Informatika Kementerian PPN/Bappenas Rachmat Mardiana. Saat ini, Indonesia menghadapi tiga tantangan transformasi digital, yakni infrastruktur yang meliputi konektivitas, keberagaman pusat data dan aplikasi, serta penyiaran didominasi analog; pemanfaatan digital di sektor pendidikan, kesehatan, UMKM, dan bantuan sosial; serta penguatan pendukung berupa keamanan dari serangan siber, literasi digital, tenaga kerja digital, dan industri TIK.
Transformasi digital dengan tujuan meningkatkan layanan digital untuk masyarakat, serta ekonomi hijau yang membidik target Paris Agreement dan net zero emission pada 2060 adalah dua dari enam strategi Transformasi Ekonomi Indonesia yang dirumuskan Kementerian PPN/Bappenas untuk mencapai Visi Indonesia 2045. Diluncurkan Agustus 2022, Indeks Ekonomi Hijau menunjukkan, pengaruh ekonomi hijau untuk perekonomian Indonesia mencakup pertumbuhan PDB 6,1-6,5 persen per tahun hingga 2050, PNB lebih tinggi 25–34 persen di 2045, juga tambahan 1,8 juta tenaga kerja di sektor hijau di 2030, tersebar di sektor energi, kendaraan elektronik, restorasi lahan, dan pengelolaan limbah.
Salah satu kerja sama Kementerian PPN/Bappenas dan GIZ adalah Digital Transformation Center (DTC) and Make-IT Indonesia untuk mendukung transformasi digital melalui pemanfaatan teknologi digital dan fasilitas pendukung (enabler), serta penguatan ekosistem kewirausahaan digital dan inovasi digital. “Sebagai mitra global, Indonesia dan Jerman bertekad untuk bekerja sama dalam kemitraan yang saling menguntungkan untuk membangun inisiatif strategis dalam mempercepat transformasi digital yang berkelanjutan, ramah lingkungan, dan pembangunan ekonomi yang tangguh,” tutur Project Manager Make-IT Indonesia Atiek Fadhilah.
DTC and Make-IT Indonesia membidik penerapan transformasi digital berdasarkan lesson-learned dan benchmarking, memperkuat peran UMKM dan startup dalam ekonomi digital, terutama terkait pengarusutamaan energi, lingkungan, infrastruktur, dan teknologi hijau, serta mendorong capaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals. “UMKM mendominasi struktur ekonomi Indonesia dan transformasi digital akan memberdayakan UMKM untuk mengembangkan bisnis dan meningkatkan daya saing untuk mendorong pertumbuhan ekonomi digital," tutup Lead Advisor DTC Indonesia Daniel Schroeder.
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas)
Hak Cipta © 2021 Kementerian PPN/Bappenas. All Rights Reserved

source