TRIBUNKALTIM.CO,PENAJAM– Rumah Sakit Pratama Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), akan disiapkan untuk melayani tenaga kerja yang bekerja dalam pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Selain RS Pratama Sepaku, juga disiapkan Puskesmas Bukit Raya, Kecamatan Sepaku sebagai antisipasi meningkatnya jumlah pasien saat pembangunan IKN Nusantara.
Sekretaris Daerah PPU, Tohar, Senin (17/10/2022) menjelaskan, pihaknya kan meningkatkan sarana dan prasarana RS tipe D yang berada di Desa Sukaraja, Sepaku.
Bahkan lanjutnya, Dinas Kesehatan telah mengajukan anggaran Rp 60 miliar kepada Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas.
“Anggaran ini akan digunakan untuk meningkatkan sarana dan prasarana di RS Pratama Sepaku,” jelasnya.
Baca juga: Presiden Jokowi Hadiri Jajak Pasar IKN Nusantara Kaltim Pekan Ini, Otorita IKN Gandeng Kadin
Baca juga: 6 Izin Dermaga Baru Terbit, Permudah Arus Material Bangunan Masuk ke IKN Nusantara
Baca juga: Kabar Gembira, Kementrian PUPR Buka Pelatihan Konstruksi, Penempatan IKN Nusantara
Tohar mengatakan, anggaran itu khusus untuk pembangan pagar, mebeler, kamar operasi, gedung dua lantai khusus untuk rawat inap sampai untuk pembangunan jalan internal rumah sakit.
Ia mengatakan, bahwa usulan anggaran itu sudah mendapat sinyal dari pemerintah pusat. Namun untuk besaran anggaran yang akan diberikan belum disetujui.
“Informasi yang kami dapat tambahan anggaran itu bersifat khusus dari pusat di tahun depan. Tetapi, besaran anggarannya belum kami ketahui, karena belum ada putusan dari pusat,” beber Tohar.
Tohar menyatakan, pihaknya juga telah menyiapkan sejumlah tenaga medis untuk mengantisipasi peningkatan layanan kesehatan di IKN Nusantara.
“Khusus untuk dokter spesialis di RSUD Sepaku kami bisa kerja sama pihak ketiga dan tata kelola sumber daya di internal Pemkab PPU,” tuturnya.
Selain penyiapan fasilitas kesehatan, Pemkab PPU lanjutnya, juga sedang berupaya mengantisipasi penyebaran malaria khususnya kepada pekerja proyek IKN.
Karena, lokasi pembangunan IKN berada hutan industri PT ITCI Hutani Manunggal (IHM) dan memiliki risiko terjangkit malaria.
“PPU merupakan zona merah malaria dan menyandang predikat kasus malaria tertinggi di Kalimantan Timur (Kaltim). Sepanjang Januari sampai September 2022, tercatat 879 kasus malaria,” ungkapnya.
Selain itu, ia mengungkapkan selama empat tahun terakhir kasus malaria di PPU menembus angka lebih 1.000 kasus per tahun.
Baca juga: Intip Peluang Investasi di IKN Nusantara, Perlu 500 Ribu Tenaga Kerja Hingga 2024