TIMESINDONESIA, BANDUNG – Dandim 0624 Kabupaten Bandung Letkol Arhanud Dhama Noviang Jaya mengunjungi dua rumah warga yang memiliki balita terindikasi stunting, di Kampung Peujeuh RT 02/RW 07 Desa Drawati dan Kampung Rajadesa RT 02/RW 04 Desa Cipaku Kecamatan Paseh Kabupaten Bandung, Minggu (16/10/2022).
Pada kesempatan tersebut, Dandim 0624/Kabupaten Bandung menandaskan penanganan kasus stuting perlu kepedulian dari seluruh komponen bangsa, tidak terkecuali TNI.
Kunjungan pertama ke rumah pasangan suami istri, Juju (28) dan Ny Ai Komalasi (22), yang memiliki balita dengan katagori stunting bernama Pipit Nursafitri (4), di Kampung Peujeuh. Kunjungan kedua ke rumah pasangan suami istri, Didin Tajudin dan Ny Teti Karyati yang memiliki balita dengan katagori stunting bernama Tedi Abdulah (2,4) di Kampung Rajadesa.
Letkol Arhanud Dhama Noviang Jaya didampingi jajaran TNI lainnya berusaha untuk berkomunikasi dengan orang tua dari kedua anak balita stunting itu, selain menanyakan kondisi kesehatan anaknya. Dhama Noviang Jaya juga berusaha untuk komunikasi dengan anak balita tersebut, salah satunya Tedi Abdullah, yang terlihat respon dan tersenyum.
Dandim 0624/Kabupaten Bandung berusaha untuk memberikan fasilitas pelayanan kepada kedua orang tua balita tersebut, untuk menjalani pelayanan kesehatan atau terapi di Rumah Sakit Yudistira Cimahi. Dandim pun menyarankan kepada kedua orang tuanya, untuk koordinasi dengan Babinsa setempat, terkait kesiapan membawa kedua balita itu ke rumah sakit.
Dhama Noviang Jaya pun menyarankan kepada kedua orang tua balita itu, untuk sama-sama menjalani pelayanan kesehatan di rumah sakit dalam upaya pemulihan kesehatan balita dengan kategori stunting itu. Saat melaksanakan kunjungan itu, Dandim pun memberikan bantuan paket makanan tambahan kepada kedua balita tersebut.
Sebelum berkunjung ke rumah balita itu, Dandim melaksanakan kegiatan pemberian batuan kepada 15 anak yang termasuk katagori stunting di halaman Kantor Koramil 2403/Paseh.
"Kegiatan ini merupakan kepedulian Kodim 0624/Kabupaten Bandung dalam upaya penanganan stunting di wilayah Kabupaten Bandung," kata Dandim Dhama Noviang Jaya.
Ia menuturkan, upaya ini bertujuan agar anak-anak Indonesia dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan maksimal, dengan disertai kemampuan emosional, sosial, dan fisik yang siap untuk belajar, serta mampu berinovasi dan berkompetisi di tingkat global.
Dandim pun menyebut tiga hal yang harus diperhatikan dalam pencegahan stunting, yaitu perbaikan terhadap pola makan, pola asuh, serta perbaikan sanitasi dan akses air bersih.
"Harapan ke depan, dengan pedulinya seluruh komponen bangsa dalam upaya penanganan stunting, angka pertumbuhan kasus stunting di wilayah semakin menurun, bahkan di Kabupaten Bandung tidak ada lagi kasus stunting," ucap Dandim.
Sementara itu, Ny Ai Komalasari, ibu kandung Pipit Nursafitri mengatakan, anaknya yang berusia empat tahun saat ini berat badannya 11,8 kg.
"Awalnya, anak saya kejang-kejang. Sebelum kejang, kondisi tubuhnya biasa-biasa," kata Ai. Ia pun sempat membawa anaknya berobat ke Puskesmas setempat.
"Dibawa berobat ke Puskesmas, pihak rumah sakit menyarankan anak saya dirujuk ke rumah sakit," ujarnya.
Setelah dikunjungi Dandim 0624/Kabupaten Bandung ke rumahnya, Ai pun siap membawa anaknya untuk berobat ke rumah sakit, setelah ada rencana dan dibantu difasilitasi oleh jajaran TNI untuk membawa anak balita itu ke Rumah Sakit Yudistira Cimahi.
Sama halnya yang dikatakan Teti Karyati, ibu kandung Tedi Abdullah, menyatakan kesiapannya untuk membawa anaknya ke rumah sakit menjalani proses pengobatan atau terapi kesehatan dalam upaya pemulihan kesehatan anaknya.
Diketahui kondisi tubuh Tedi Abdullah pada usia 2,4 tahun dengan berat badan 8,7 kg dan tinggi 78 cm. "Dalam keseharian, anak makan nasi bubur. Sebenarnya, anak sudah bisa jalan kaki. Jalan kakinya itu sewaktu-waktu. Jalan kakinya memang belum lancar," kata Teti.
Teti mengaku sudah memiliki kartu BPJS, meski kartunya baru selesai dibuat. "Anaknya, selain dibantu makanan, juga ASI (Air Susu Ibu). Berat tubuhnya sempat naik 9 kg, karena sakit mencret berat tubuhnya turun menjadi 8,7-8,8 kg. Sakit mencret karena enggak biasa naik mobil, kemudian masuk angin dan tak mau makan. Soalnya, anak saya belum dibawa ke mana-mana," tutur Teti di hadapan Dandim 0624 Kabupaten Bandung. (*)
**) Dapatkan update informasi pilihan setiap hari dari TIMES Indonesia dengan bergabung di Grup Telegram TI Update. Caranya, klik link ini dan join. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi Telegram di HP.
11/08/2022 – 17:08
Copyright 2014 – 2022 TIMES Indonesia. All Rights Reserved.
Page rendered in 0.4817 seconds. Running in Unknown Platform