Beberapa pengikut Negara Islam Indonesia (NII) di Garut bersumpah untuk kembali setia kepada NKRI. Terselip cerita menarik sekaligus memilukan dari aksi menyimpang yang mereka lakukan.
Rabu (6/7/2022) siang, detikJabar berbincang dengan AS (36). Seorang pria paruh baya mantan pengikut aliran sesat NII.
AS bercerita pengalamannya terperangkap di lingkaran aliran sesat Negara Islam Indonesia. Kisah itu bermula saat dia mengikuti jejak sang kakak untuk merantau ke Bogor sekitar tahun 2010-an.
“Beberapa tahun lalu, saya ikut kerja di Bogor bersama kakak. Di sana saya kerja jualan ayam,” kata AS.
AS mengatakan, tanpa pikir panjang, dia bertolak ke kota hujan. Sesampainya di sana, dia dan kakaknya menyewa kontrakan rumah. Hal yang membuat AS tak karuan terjadi di Minggu pertama.
AS mengaku, seminggu pertama di Bogor, dia malah tidak bekerja. Sang kakak mengajaknya berkumpul bersama sejumlah temannya dan melakukan pengajian.
“Kumpul-kumpul, baca kitab dan Al-Qur’an yang ada artinya gitu lah,” ujar AS.
AS mengaku saat itu ada yang janggal. Dia banyak mendengar doktrin dari sekelilingnya saat itu. Salah satu doktrin yang diberikan, adalah AS harus menganggap pemerintah NKRI adalah musuh atau thogut.
Keanehan tak berhenti di situ, AS mengaku, usai dia berjual, dia diminta untuk berinfak sebesar Rp 20 ribu per minggu.
Uang tersebut dikumpulkan di tempat dia dan kakaknya berkumpul. Tujuannya, kata AS, infak yang dikumpulkan itu sebagai pengganti salat yang tak harus mereka kerjakan.
“Katanya enggak perlu salat, karena sedang darurat, sedang mendirikan negara Islam. Jadi gantinya bayar infak,” ungkap AS.
Sejak saat itu, AS memutuskan untuk kembali ke Garut dan bekerja sebagai penggarap lahan tani di kampung halamannya.
“Sejak awal saya sudah curiga. Jadi sebenarnya yang benar-benar sudah dibaiat itu kakak saya, kalau saya ikut aja,” ungkap AS.
Di awal 2022 lalu, AS akhirnya kembali mendeklarasikan diri untuk setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia. AS dan sang kakak menjadi salah satu peserta kegiatan deklarasi para pengikut NII yang kembali ke NKRI.
AS menambahkan, sebelum proses deklarasi tersebut, dia sempat diberikan pemahaman oleh petugas dari Polri, TNI dan Kementerian Agama serta tokoh ulama mengenai aliran sesat. AS kemudian menyadari dan bersedia kembali berpindah.
“Pokoknya saya mengerti lah,” ujar AS.
Kemenag Garut Cece Hidayat mengatakan, pihaknya mengaku khawatir dan prihatin. Sebagai tindakannya, Kemenag bersama pihak terkait lain rutin melakukan penyuluhan kepada para tokoh agama, atau orang-orang yang terindikasi terpapar paham radikal.
Selain itu, pihak Kemenag juga beberapa kali terlibat dalam proses deklarasi yang dijalani para mantan pengikut aliran radikal yang menyatakan kembali ke pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dilansir dari laman resmi Kantor Wilayah (Kanwil) Kemenag Jabar, jabar.kemenag.go.id, dalam artikel berjudul ‘Terpapar Radikalisme, Diiming-iming Surga’, Kemenag menyebut bahwa paham radikal sudah masuk ke 41 dari 42 kecamatan yang ada di Garut.
Kegiatan dialog kebangsaan digelar bukan karena latah. Akan tetapi Garut memang sangat dinamis dan sedang menjadi sorotan dalam kaitan paham radikal. Berdasarkan catatan, dari 41 dari 42 kecamatan terpapar paham radikal.
Pernyataan tersebut diketahui diungkap Kemenag Jabar dalam kegiatan Dialog Kebangsaan bertema Membangun Moderasi Beragama, Mengelola Keberagaman, Meneguhkan KeIndonesiaan di Hotel Harmoni, Garut pada Kamis 30 Juni 2022.
Terkait data yang dirilis Kemenag Jabar, Cece mengatakan pihaknya belum mengetahui data pasti kaitan hal tersebut. Pernyataan soal 41 kecamatan terpapar radikalisme merupakan berasal dari data yang diberikan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Garut.
“Jadi, kami sampai dengan hari ini tidak mengetahui adanya terpapar seperti itu kan pernyataan dari Ketua PCNU ya, dan kami tidak punya data tentang itu,” kata Cece.
“Kami menghargai data yang dimiliki oleh NU sebagai bentuk kepedulian NU kepada negara dan bangsa, mereka melakukan penelitian kepada di lapangan. Tapi sampai dengan hari ini kami tidak punya data itu,” ungkap Cece menambahkan.

source