Virus Hendra disebut berpotensi menjadi pandemi di masa mendatang. Ahli epidemiologi Dicky Budiman dari Universitas Griffith Australia menilai potensinya sama besar dengan virus Nipah.
Kabar baiknya, kasus virus Hendra sejauh ini masih jarang dilaporkan pada manusia. Sejak 2013, hanya tujuh kasus yang dilaporkan di dunia. Kekhawatiran virus Hendra kembali mencuat setelah Australia menemukan varian baru Hendra.
“Kita tahu bahwa Henipavirus yang terdiri dari Nipahvirus (NiV) maupun Hendra virus adalah dua virus yang berpotensi menjadi pandemi,” terang Dicky dalam keterangan yang diterima detikcom, Senin (23/5/2022).
Dicky menyoroti pentingnya deteksi atau surveilans dini untuk mencegah risiko penyebaran virus Hendra. Di Indonesia, ia menyebut studi serologi menemukan 20-25 persen sejumlah jenis kelelawar di Pulau Kalimantan dan Pulau Sulawesi memiliki antibodi terhadap virus Hendra.
“Yang artinya, bisa jadi sudah ada kasusnya (pada manusia) tapi tidak terdeteksi ya,” tandas dia.
Dicky mengimbau mereka yang memiliki peternakan kuda, hewan yang banyak dilaporkan terpapar virus Hendra, rutin membersihkan lingkungan sekitar. Pasalnya, kotoran hewan yang terpapar bisa menyebarkan infeksi virus.
Waspadai Gejala dan Penularan
Gejala Virus Hendra
Gejala virus Hendra umumnya muncul di 5 hingga 21 hari usai kontak erat dengan hewan yang tertular. Perlu diketahui, hingga kini belum ada laporan virus Hendra menular antarmanusia.
Adapun gejala yang perlu diwaspadai adalah seperti berikut:
Penyebaran virus ini dapat terjadi apabila seseorang melakukan kontak erat langsung pada kuda yang terinfeksi, seperti:
Dikutip dari NSW Health, berikut cara mencegah penyebaran virus hendra yang perlu diterapkan.

source