MEMPAWAH, SP – Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PC PMII) Kabupaten Mempawah, mengaku kecewa atas mangkraknya pembangunan Rumah Sakit dr. Rubini yang baru di Jalan Daeng Manambon.
Hal itu disampaikan oleh Ketua 2 Cabang PMII Mempawah, Haris Rosi. Ia mengatakan bahwa dengan adanya anggaran yang sangat besar tapi pembangunannya hingga saat ini tidak selesai.
“Akan tetapi semua hal tersebut hanya menjadi ekspektasi belakang. Pasalnya, pembangunan rumah sakit ini yang di rencanakan pada 2019 dan realisasi pada awal tahun 2022 tidak terjadi dan masih tahap pembangunan saja padahal anggaran yang digelontorkan oleh pemerintah daerah tidaklah sedikit yakni tahun 2019 anggaran sebesar Rp20 Miliar,” katanya.
“Pada tahun 2020 anggaran Rp60 Miliiar. Tahun 2021 anggarannya Rp60 Miliar dan di tahun 2022 akan dianggarkan Rp60 Miliar lagi, pasalnya di tahun 2023 akan dianggarkan kembali. Padahal sudah menghabiskan Rp200 Miliar bukan angka sedikit dan progresnya sangatlah lambat,” kata Rosi pada Selasa, 8 November 2022.
Seharusnya, lanjut Ketua 2 Cabang PMII Mempawah itu, pemerintah lebih meningkatkan fasilitas serta pelayanan Rumah Sakit Rubini yang telah ada dimaksimalkan sehingga tidak terjadi yang namanya oper pasien yang menguntungkan daerah lain.
“Di Mempawah ada 9 Kecamatan terdapat 12 puskesmas disetiap titiknya, alangkah lebih baiknya dari anggaran 60 Miliyar yang direalisasikan selama 5 tahun tersebut dialokasikan ke puskesmas-puskesmas yang ada, guna untuk memperbaiki fasilitas serta pengoptimalan dalam pelayanan publik untuk kesehatan masyarakat yang ada,” tegasnya.
Rosi pun memaparkan bahwa pelayanan kesehatan yang dicanangkan adalah 200 tempat tidur rawat inap dan 151 tempat tidur rawat jalan.
Pemda akan membangun 9 poliklinik yaitu Poliklinik Anak, Poliklinik Bedah Umum, Poliklinik Penyakit Dalam, Poliklinik Kebidanan, Poliklinik Mata, Poliklinik Paru dan Saluran Pernapasan, Poliklinik Gigi dan Mulut, Poliklinik Jiwa, Poliklinik Fisioterapi, dan Konsultasi Gizi.
“Bahkan 9 ruang pelayanan rawat inap, yaitu Ruang Perawatan Bedah, Ruang Perawatan Penyakit Dalam, Ruang Perawatan Kelas 1 dan VIP, Ruang Perawatan Paru dan Saluran Pernapasan, Ruang Perawatan Kebidanan, Ruang Perawatan Anak, Ruang Perawatan Jamkesmas Kelas III, Ruang Perawatan Perinatologi, dan Ruang ICU. Sedangkan, jumlah pegawai ada 304 dengan 29 dokter spesialis,” ungkapnya.
Dari rencana yang dicanangkan itu, masih keterangan Rosi, sangat memungkinkan hal tersebut tidak akan terealisasi dengan baik bahkan di tahun 2023 mendatang.
“Bahkan akan lebih banyak menggelontorkan dana yang tidak seharusnya dikeluarkan dan anggaran yang kurang tepat seharusnya ditinjau apa yang menjadi kebutuhan dari pada keinginan,” pungkasnya. (*)
Pedoman SIber Tentang Kami Ketentuan Layanan Karir Beriklan
Copyright © 2015−2022 Suara Pemred Kalbar All Rights Reserved.

source