SURYA.CO.ID, KOTA SURABAYA – Menciptakan layanan kesehatan prima di Kota Surabaya memang masih banyak tantangan. Salah satunya masih lambannya pelayanan kesehatan yang mengakibatkan antrean panjang pasien di Puskesmas, seperti yang dilihat sendiri oleh Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi saat melakukan inspeksi mendadak (sidak), Kamis (3/11/2022).
Cak Eri sengaja menyidak pelayanan kesehatan di sejumlah Puskesmas di Surabaya. Orang nomor satu di Surabaya ini mendapat kejutan, saat melihat panjangnya antrean di beberapa Puskesmas. Di antara Puskesmas yang didatangi adalah Puskesmas Sidotopo dan Gayungan.
Di kedua tempat itu, Cak Eri langsung disambut panjangnya antrean pasien. Celoteh warga calon pasien itu terlontar ketika melihat Cak Eri datang.
”Sudah puluhan tahun seperti ini, Pak. Bahkan sekalipun antre sejak pagi, setengah 12 baru selesai. Bahkan ada yang pulang dulu karena panjangnya antrean,” ungkap seorang ibu kepada Wali Kota Surabaya, disambut persetujuan ibu-ibu lainnya.
”Iya Pak, betul. Sudah lama seperti ini. Sekalian aja nginap di sini sambil bawa tenda,” canda warga lainnya.
Mendengar cerita warga, Cak Eri langsung memberikan catatan kepada bawahannya. ”Kebacut (kelewatan) iki rek,” tegas Cak Eri lantas sambil geleng-geleng kepala.
Ia pun meminta maaf kepada para warga atas lamanya pelayanan tersebut. ia berjanji untuk memperbaiki sistem pelayanan di puskesmas. Didampingi Kepala Dinas Kesehatan Surabaya, Nanik Sukristina, ia lantas mengecek keberadaan dokter yang memberikan pelayanan.
Terungkap, dari empat orang dokter yang seharusnya bisa memberikan pelayanan kesehatan kepada 100 orang ternyata hanya menyisakan seorang dokter. ”Ternyata ada yang rapat, ada yang memberikan penyuluhan Unit Kesehatan Sekolah (UKS), dan juga ada yang libur selesai tugas Tim Gerak Cepat (TGC),” kata Cak Eri ditemui seusai sidak.
Mengetahui hal ini, ia lantas menginstruksikan Nanik untuk memastikan tenaga kesehatan tetap berada di Puskesmas selama jam pelayanan. Sebaliknya, aktivitas dinas keluar akan dilakukan seusai jam pelayanan.
”Minimal harus ada tiga dokter. Dua dokter untuk Poli Umum dan satu dokter Poli Gizi, stay (berjaga) di Puskesmas. Saya tidak mau tahu, mulai hari ini di seluruh Puskesmas harus diubah,” sergah Cak Eri.
“Mulai sekarang, yang rapat-rapat (di) Dinas Kesehatan tidak boleh digelar pada jam pelayanan. Rapat baru bisa digelar pada pukul 14.00 WIB ke atas. Saya juga minta Kepala Puskesmas untuk ikut memeriksa pasien, supaya tidak ada antrean,” tambahnya.
Selain soal tenaga kesehatan, ia meminta sistem rujukan juga diperbaiki. Harapannya, pelayanan tidak berbelit dan pasien langsung mendapatkan penanganan.
Pasien anak dengan orang dewasa atau pasien UMUM juga akan dipisah. Sebab, ia khawatir sakit anak bisa semakin parah setelah tertular orang dewasa. “Tolong itu dipisahkan supaya tidak tambah sakit,” ujar Cak Eri.
Selain itu, ia juga meminta kepada seluruh tenaga kesehatan di tingkat puskesmas agar bersikap ramah kepada masyarakat. “Layani warga dengan ramah, solutif dan full senyum. Jangan sampai warga berangkat ke puskesmas karena diare, pulang ketambahan hipertensi gara-gara pelayanannya galak dan judes,” tandasnya. ****