Dinkes DKI Tegaskan Gagal Ginjal Akut Misterius Tak Berkaitan dengan Imunisasi BIAN

JAKARTA, KOMPAS.com – Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta Ngabila Salama memastikan tidak ada kaitannya penyakit gagal ginjal akut misterius dengan imunisasi saat Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN).
“Melihat dari data DKI Jakarta, AKi (gagal ginjal akut) dapat dikatakan tidak berkaitan dengan vaksinasi Covid-19 atau vaksin anak lainnya,” kata Ngabila kepada Kompas.com, Senin (24/10/2022).
Baca juga: Kasus Gagal Ginjal Akut pada Anak Terus Bertambah, Waspadai Gejala Usai Minum Obat Sirup
Hal ini disampaikan Ngabila menanggapi banyaknya kekhawatiran warganet perihal imunisasi atau vaksin BIAN yang diisukan membuat efek anak-anak banyak terkena gagal ginjal.
“Jd nya males ya untuk vaksin2 gtu kalau ada efeknya ke anak yg gak efektif gtu jdnya . Apalagi setelah semenjak ada BIAN gini kok malah jd banyak penyakit aneh,” tulis akun Instagram @nsftr25.
“Efek vaksin BIAN ini mah jadi banyak anak anak kena gagal ginjal hmmm,” tulis akun Instagram @septianppppratama.
BIAN diketahui merupakan pemberian imunisasi tambahan Campak-Rubela serta melengkapi dosis imunisasi Polio dan DPT-HB-Hib yang terlewat.
Baca juga: Waspada Gangguan Ginjal Akut, Dinkes Tangsel Terbitkan Edaran Penghentian Sementara Obat Sirup
Ngabila menjelaskan, dari seluruh pasien yang terkena gagal ginjal akut yang ditemukan di fasilitas kesehatan pada bulan Oktober 2020, ada sekitar 60 persen yang memiliki riwayat mendapatkan imunisasi BIAN pada Agustus 2022.
Namun, imunisasi yang selama ini dilaksanakan dalam program BIAN merupakan vaksin yang sudah ada dan sejak lama dipakai, serta terbukti aman selama ini.
“Belum ada laporan KIPI pada BIAN, ini karena BIAN juga menggunakan vaksin yang sejak lama dipakai untuk vaksin pemerintah baik itu polio suntik, polio tets, pentavalen, dan campak rubela,” jelas dia.
Ia menegaskan, pemerintah sudah memiliki jalur pelaporan dan penanganan kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) pada setiap orang yang dilakukan imunisasi program yang sudah berjalan sejak lama.
Baca juga: Irjen Teddy Minahasa Resmi Ditahan di Polda Metro Jaya
Untuk diketahui, berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Jakarta per tanggal 24 Oktober 2022 ada sekitar 89 kasus gagal ginjal akut misterius pada anak yang terkonfirmasi.
Jumlah ini merupakan data kumulatif sejak Januari 2022 hingga 22 Oktober 2022.
Jumlah tersebut telah bertambah dibandingkan data per 19 Oktober 2022, saat itu Dinkes menyebutkan total kasus gagal ginjal akut misterius pada anak di Jakarta sebanyak 71 kasus.
Sementara, dugaan gangguan ginjal akut misterius karena keracunan (intoksikasi) etilen glikol baru muncul setelah terjadi kasus serupa di Gambia.
Baca juga: Heru Budi Akui Ganti Rugi Pembebasan Lahan untuk Normalisasi Sungai Masih Bolong-bolong
Puluhan anak di negara itu meninggal karena mengonsumsi parasetamol sirup produksi India yang mengandung senyawa etilen glikol (EG).
Sebagai antisipasi meningkatnya kasus gagal ginjal akut misterius pada anak-anak itu, Kemenkes meminta tenaga kesehatan pada fasilitas pelayanan kesehatan untuk sementara tidak meresepkan obat-obatan dalam bentuk sediaan cair atau sirup.
Selain itu, Kemenkes juga meminta seluruh apotek untuk sementara tidak menjual obat bebas dan/atau bebas terbatas dalam bentuk cair atau sirup kepada masyarakat.

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

source