Medanbisnisdaily.com-Medan. Para pejabat di Provinsi Sumatera Utara, didorong menjadi bapak asuh anak stunting, minimal satu pejabat satu anak. Sehingga beban anggaran daerah mengatasi stunting dapat terbantu.
"Pemko Medan sudah, kita harap kabupaten kota lainnya mengikuti," kata Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPKB) Sumut, Tengku Amri Fadli, pada Podcast Apa Cerita yang tayang di Kanal Youtube Info Sumut, Selasa (01/11/2022).
Pada podcast itu, Tengku Amir Fadli bicara soal penurunan prevalensi stunting Sumut hingga 14 % pada tahun 2024 sebagaimana yang ditargetkan Pemerintah Pusat. Hal itu sesuai Perpres Nomor 72 Tahun 2021 tentang Penurunan Stunting.
Berdasarkan data, beberapa faktor penyebab stunting di Sumut masih perlu ditangani. Misalnya ketersediaan jamban yang masih 82%, cakupan air bersih baru mencapai 72%, pemberian ASI eksklusif kepada bayi usia 6 bulan masih berada pada 57% pada tahun 2021, hingga rendahnya pemahaman masyarakat mengenai gizi.
Untuk itu, kata Amri, Pemprov Sumut telah menyusun berbagai kegiatan terintegrasi lintas sektor Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Mulai dari urusan sanitasi, jamban, mutu air, edukasi pemahaman gizi, serta membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya.
"Jadi harus mengerahkan semua sektor, stunting ini tidak bisa hanya satu bidang saja, kalau semua OPD komit melaksanakan semua kegiatan tersebut, saya pikir target tahun 2024 akan tercapai," kata Amri.
Dikatakan Amri, Pemprov juga melakukan intervensi mulai dari remaja putri dan ibu kekurangan energi kronik. "Program harus dari hulu, maka yang paling baik kita kejar dari remaja putri dan ibu kekurangan energi kronik hingga anemia, sehingga anak yang dilahirkan nantinya tidak stunting," kata Amri.
Lebih lanjut Kadis PPKB Amri mengatakan stunting tidak selalu mengenai anak yang pendek. Menurutnya, anak yang pendek masih bisa dikembangkan. Namun otak berkembang sebanyak 80% hanya sampai umur lima tahun.
"Tinggi badan bisa kita intervensi pertumbuhannya, tapi otak manusia berhenti berkembang di umur lima tahun, Presiden Republik Indonesia mengharapkan generasi emas menguasai iptek, menguasai negeri sendiri dan pasar global," katanya.

source