Senin, 7 November 2022 16:13
Senin, 7 November 2022 16:09
Senin, 7 November 2022 16:07
Senin, 7 November 2022 16:05
Senin, 7 November 2022 16:02
Minggu, 6 November 2022 19:29
Minggu, 6 November 2022 13:51
Sabtu, 5 November 2022 19:53
Sabtu, 5 November 2022 12:48
Jumat, 4 November 2022 22:30
Senin, 7 November 2022 10:41
Selasa, 1 November 2022 9:13
Sabtu, 29 Oktober 2022 12:56
Jumat, 28 Oktober 2022 14:19
Rabu, 26 Oktober 2022 11:09
Kamis, 27 Oktober 2022 20:54
Jumat, 21 Oktober 2022 21:25
Selasa, 4 Oktober 2022 21:43
Senin, 1 Agustus 2022 18:11
Selasa, 19 Juli 2022 9:15
Senin, 7 November 2022 14:25
Senin, 7 November 2022 9:11
Senin, 7 November 2022 9:06
Senin, 7 November 2022 9:03
Senin, 7 November 2022 8:58
Senin, 7 November 2022 13:36
Minggu, 6 November 2022 15:44
Sabtu, 5 November 2022 18:06
Jumat, 4 November 2022 19:42
Jumat, 4 November 2022 15:33
Kamis, 3 November 2022 14:03
Kamis, 3 November 2022 9:09
Selasa, 1 November 2022 9:18
Sabtu, 29 Oktober 2022 18:51
Rabu, 26 Oktober 2022 10:59
Kamis, 29 September 2022 8:52
Selasa, 27 September 2022 8:59
Kamis, 22 September 2022 9:10
Rabu, 21 September 2022 9:03
Selasa, 13 September 2022 13:03
Minggu, 6 November 2022 17:06
Minggu, 30 Oktober 2022 9:50
Kamis, 22 September 2022 20:18
Kamis, 22 September 2022 8:57
Selasa, 20 September 2022 9:15
Jumat, 4 November 2022 17:06
Selasa, 18 Oktober 2022 21:00
Senin, 17 Oktober 2022 18:27
Minggu, 16 Oktober 2022 22:22
Kamis, 13 Oktober 2022 17:17

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) Sulsel Liberti Sitinjak (tengah) menjawab pertanyaan wartawan di Lapas Kelas I Makassar, Sulawesi Selatan. ANTARA/Darwin Fatir.
Makassar (ANTARA) – Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) Sulsel Liberti Sitinjak menjatuhkan sanksi disiplin kepada Kepala Lapas (Kalapas) Kelas IIA Parepare berinisial Z karena terbukti melakukan praktik Pungutan Liar atau Pungli di Lapas setempat.
"Iya benar (praktik Pungli) dan saya sudah (ajukan permohonan hukuman). Kalapas Parepare resmi saya tarik ke Kanwil dan sudah mengusulkan hukuman disiplin ke pusat. Saya tinggal menunggu hukuman (SK sanksi)," ujar Liberti di Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis.
Saat ditanyakan apakah ada saksi pidana dijatuhkan kepada Kalapas tersebut, kata dia, ada bagian pembinaannya namun proses administrasi dan kode etik tetap dikenakan kepada yang bersangkutan.
"Saya pikir kalau pidana, itu adalah bagian yang saya katakan tadi, di pembinaan. Sepanjang kita masih bisa bina, saya pikir biarlah yang bersangkutan itu mendapatkan hukuman disiplin di instansi kita," tuturnya.
Sedangkan posisi yang bersangkutan, kata dia, telah ditarik dan sudah ada Pelaksana tugas (Plt) di Lapas Parepare. Dan dalam waktu dekat diterbitkan Surat Keputusan (SK) yang baru untuk pergantian Kepala Lapas di sana secara definitif.
"Pasti ada hukuman jabatan. Yang saya usulkan (ke pusat) pencopotan dari jabatan," katanya.
Ditanyakan pula apakah ada kaki tangan maupun petugas Lapas dicurigai ikut bermain atas perilaku pungli tersebut, bahkan praktik pemberian uang itu diduga sudah berlangsung sejak lama, kata Liberti, sedang dilakukan pendalaman.
"Pasti turunannya ke bawah (pegawai Lapas) pasti kena. Saya pastikan ada (orang lain). Saya kan di sini baru, kalau dikatakan sudah itu (berlangsung lama), sudah (kasus) ini saja, yang jelas itu ada di hadapan saya. Ada benang merahnya, terbukti" ungkap Liberti.
Mantan Kepala Lapas Kelas IA Nusa Kambangan ini mengemukakan, pihaknya tidak bisa menyatakan praktik pungli itu berlangsung sejak dulu atau baru sekarang setelah terungkap.
Sebab, masih dalam proses investigasi. Begitu pula kasus pungli di Lapas Kelas IIB Takalar, masih didalami tim khusus. Kedua Kalapas ini telah dinonaktifkan dari jabatannya.
"Saya tidak menyatakan baru atau lama, tapi yang jelas fakta itu ada. Kalau kapan mulai, pemeriksaannya kan ini sementara berlangsung (di Lapas Parepare dan Takalar)," ujarnya.
Sebelumnya, beredar informasi Kepala Lapas Kelas IIA Parepare, Z diduga menjalankan praktik Pungli kepada keluarga tahanan maupun narapidana dengan meminta uang hingga Rp40 juta agar bisa segera dibebaskan.
Alhasil, praktik itu terbongkar ketika muncul kwitansi penerimaan uang, meski ada tanda tangan tapi tanpa nama ke media sosial dan kini menjadi perbincangan publik
Begitu pula kasus praktik pungli yang sama diduga dijalankan Kepala Lapas IIB Takalar, EM ikut terbongkar. Dari pihak keluarga narapidana dijanjikan diberi remisi kemerdekaan 17 Agustus, asalkan membayar Rp15 juta. Padahal, dalam aturan pemberian remisi ada syarat dan ketentuan tidak diperkenankan membayar sejumlah uang.
 
Sabtu, 15 Oktober 2022 12:00
Rabu, 15 Juni 2022 9:08
Senin, 24 Januari 2022 20:45
Minggu, 21 November 2021 17:08
Selasa, 9 November 2021 10:41
Selasa, 9 November 2021 8:10
Minggu, 3 Oktober 2021 23:16
Jumat, 24 September 2021 18:50
Senin, 7 November 2022 15:30
Senin, 7 November 2022 14:23
Senin, 7 November 2022 13:36
Senin, 7 November 2022 13:33
Senin, 7 November 2022 13:30

source