Peringatan WHO: Patogen Jamur Ancaman Utama Kesehatan Masyarakat
Penulis: Lisa Schlein/VOA Indonesia
KOMPAS.com – Tidak semua jamur yang jumlahnya ribuan di seluruh dunia itu penting. Tetapi beberapa di antara yang penting itu bisa jadi mematikan, terutama pada saat resistensi obat antimikroba meningkat.
Untuk pertama kalinya WHO menerbitkan daftar 19 patogen jamur prioritas yang mewakili ancaman terbesar kesehatan masyarakat dunia.
WHO melaporkan, resistensi obat antibakteri menyebabkan lima juta kematian tidak langsung dan 1,3 juta kematian langsung setiap tahunnya.
Baca juga: 13 dari 1.000 Pasien Covid-19 di Gujarat India Terinfeksi Jamur Hitam
Pejabat WHO mengatakan, mereka tidak tahu berapa banyak kematian yang disebabkan oleh patogen jamur.
Hatim Sati adalah kepala teknis proyek dan pelaporan untuk Koordinasi AMR (resistensi antimikroba) WHO. Ia menuturkan bahwa opsi pengobatannya terbatas dan sering kali beracun.
Ia mencatat, terdapat empat kelas pengobatan antijamur yang tersedia saat ini. Masing-masing mengandung beberapa obat. Beberapa kandidat obat lainnya masih dalam tahap penelitian klinis, tambahnya.
“Banyak di antara obat-obat ini yang manjur terhadap patogen jamur. Meski demikian, obat-obat ini juga berisiko. Obat-obat ini dikaitkan dengan banyak efek samping. Banyak di antaranya dikaitkan dengan resistensi sehingga membuat opsi pengobatan yang tersedia menjadi terbatas seandainya tingkat resistensi meningkat,” jelas Sati.
WHO melaporkan, infeksi umum seperti candida oral, di mana jamur menumpuk di lapisan mulut, atau vaginal thrush, tumbuhnya jamur di area vagina, menjadi semakin resisten terhadap pengobatan.
Direktur Koordinasi AMR Global WHO Haileyesus Getahun mengatakan orang-orang yang paling berisiko terkena infeksi jamur invasif mencakup mereka yang menderita tuberkulosis, kanker, HIV-AIDS dan pasien di ICU rumah sakit atau unit perawatan intensif.
Baca juga:

Direktur Koordinasi AMR Global WHO Haileyesus Getahun.VOA INDONESIA Direktur Koordinasi AMR Global WHO Haileyesus Getahun.

“Pandemi Covid-19 juga telah mengungkap tantangan yang kami hadapi dengan infeksi jamur ini. Sebagian besar pasien Covid, terutama mereka yang sedang dalam perawatan, terutama di unit ICU, juga dijangkiti infeksi jamur sebagai penyakit sampingan,” ujar Getahun.
WHO memperingatkan, penyakit jamur berkembang di seluruh dunia akibat pemanasan global dan peningkatan perjalanan dan perdagangan internasional.
Para penyusun laporan itu mengatakan, mereka memerlukan lebih banyak data dan bukti untuk lebih memahami beban penyakit dan resistensi antijamur tersebut.

Mereka mengatakan bahwa informasi menjadi sangat penting untuk memahami besarnya ancaman yang berkembang dan tindakan yang harus diambil untuk menanganinya.
Baca juga: Sudah Ada di Indonesia Sebelum Pandemi, Kenali Gejala Jamur Hitam dan Cara Mencegahnya
Artikel ini pernah dimuat di VOA Indonesia dengan judul WHO: Patogen Jamur Ancaman Utama Kesehatan Masyarakat.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.
Website ini menggunakan cookie browser untuk meningkatkan pengalaman akses dan menampilkan iklan yang relevan untukmu.

source