Jakarta, CNBC Indonesia – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,6% di 7.098,89 pada perdagangan awal pekan hari ini, Senin (31/10/2022). IHSG dibuka di 7.056,04 dan konsisten berada di zona hijau sepanjang hari ini. Meskipun begitu IHSG tidak mampu mempertahankan posisi saat menembus level 7.100 pada intraday.
Mayoritas saham mengalami kenaikan hari ini. Statistik perdagangan mencatat ada 302 saham naik, 220 saham turun, dan 2185 saham stagnan.
Lalu bagaimana pergerakan IHSG pada awal November ini? Sebelum memulai perdagangan, simak kabar emiten berikut ini:
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Beban Melonjak, Laba Gudang Garam Anjlok 63,92%
Emiten rokok PT Gudang Garam Tbk (GGRM) mencatat laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk hingga kuartal III 2021 sebesar Rp 1,49 triliun. Capaian tersebut anjlok sebesar 63,92% dari periode yang sama pada tahun 2021 yang sebesar Rp 4,13 triliun laba menyusut meskipun pendapatan naik menjadi Rp 93,91 triliun dari sebelumnya yang sebesar Rp 92,07 triliun.
Sementara biaya pokok penjualan juga naik menjadi Rp 86,23 triliun dari sebelumnya Rp 81,67 triliun. Sehingga laba kotor perusahaan per September 2022 menyusut 26,08% menjadi Rp 7,68 triliun dari sebelumnya Rp 10,39 triliun.
Laba usaha perusahaan hingga kuartal III mengalami penurunan sebesar 60,15% menjadi Rp 2,12 triliun dari sebelumnya Rp 5,32 triliun. Laba usaha tersebut terdiri dari pendapatan lainnya yang turun menjadi Rp 170,57 miliar dari tahun 2021 yang sebesar Rp 242,87 miliar.
Beban usaha naik menjadi Rp 5,73 triliun dari sebelumnya Rp 5,33 triliun. Beban usaha lainnya turun menjadi Rp 2,90 miliar dari sebelumnya 2,94 miliar. Laba kurs bersih naik menjadi Rp 27,67 miliar dari sebelumnya Rp 16,54 miliar
Adapun total liabilitas dan ekuitas perusahaan menurun sebesar 6,95% menjadi Rp 83,70 triliun dari periode yang sama tahun 2021 sebesar Rp 89,96 triliun.
Jual Aset Rp 4,5 T, Podomoro (APLN) Untung & Bayar Utang
PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) mencatat penjualan Rp 7,39 triliun pada kuartal III-2022. Perolehan ini melesat 154,2% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, Rp 2,91 triliun.
Pada periode tersebut, APLN juga meraup laba bersih hingga Rp 2,35 triliun. Posisi ini berbalik dari sebelumnya rugi Rp 464,82 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Corporate Secretary APLN Justini Omas menjelaskan, salah satu faktor yang mendorong kinerja perusahaan pada periode sembilan bulan tahun 2022 adalah kerjasama strategis antara APLN dengan Hankyu Hanshin Properties Corp dalam pengelolaan Central Park Mall melalui CPM Assets Indonesia.
HHP melalui CPM Assets Japan LLC telah mengakuisisi CPM dan kini memegang 71,42% saham CPM sementara APLN sendiri masih menguasai 28,58% saham CPM. Nilai transaksi ini mencapai Rp 4,5 triliun.
“Pengakuan penjualan naik 188,3% menjadi sebesar Rp6,32 triliun, dari Rp 2,19 triliun di periode yang sama tahun lalu, diantaranya berasal dari penjualan 85% aset CP Mall kepada CPM,” terang Justini dalam keterangan resmi, Senin (31/10/2022).
Sejalan dengan kinerja positif bisnis perhotelan dan pusat perbelanjaan, kontribusi proyek-proyek properti APLN juga meningkat pesat. Hingga September 2022, Perseroan telah membukukan penjualan pemasaran (marketing sales) di luar PPN sebesar Rp1,58 triliun, naik 17,9% dibandingkan periode sama tahun 2021 sebesar Rp 1,34 triliun.
Kontribusi terhadap marketing sales tersebut utamanya diperoleh dari berbagai proyek APLN yang tersebar di Jakarta dan berbagai kota di Indonesia, antara lain Podomoro Park Bandung, Podomoro City Deli Medan, Bukit Podomoro Jakarta, Pakubuwono Spring, Podomoro Golf View, dan Kota Podomoro Tenjo.
Untuk menghadapi situasi bisnis yang semakin dinamis, Justini melanjutkan, APLN juga akan terus mendorong efisiensi operasional. Salah satu langkah penting yang sudah dilakukan adalah melakukan pelunasan pinjaman senilai SGD 172,8 juta dari Guthrie Venture Pte Ltd.
“Berkurangnya utang tentunya memangkas biaya dan mendorong efisiensi operasional Perseroan. Komitmen kami adalah terus disiplin dan berhati-hati dalam mengeksekusi setiap rencana bisnis, sehingga keberlangsungan Perseroan akan terjaga,” tutup Justini.
Bos Victoria Insurance (VINS) Mundur, Karena Apa Nih?
PT Victoria Insurance Tbk (VINS) menyampaikan bahwa Direktur perseroan Suryadi mengundurkan diri dari jabatannya. Perseroan telah menerima surat pengunduran diri tersebut per 27 Oktober 2022.
Hal tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan Bursa Efek Indonesia (BEI) No. I.E, lampiran surat keputusan direksi PT Bursa Efek Indonesia No. Kep-00015/BEI/01-2021 tanggal 1 Februari 2021 tentang kewajiban penyampaian informasi dan peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) No. 33/POJK.04/2014 tanggal 8 Desember 2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris emiten atau perusahaan publik.
“Bersama ini kami sampaikan bahwa pada tanggal 27 Oktober 2022, menerima surat pengunduran diri saudara Suryadi selaku Direktur perseroan,” tulis manajemen di keterbukaan informasi BEI, Senin (31/10/2022).
Pengunduran diri tersebut akan berlaku efektif pada 30 November 2022 mendatang.
“Dengan ini saya selaku PT. Victoria Insurance Tbk mengajukan pengunduran diri dari jabatan saya efektif hari Rabu, 30 November 2022,” kata Suryadi secara tertulis.
Suryadi mengucapkan apresiasi terhadap perseroan atas kepercayaan dalam mengisi jabatan sebagai Direktur selama menjabat.
“Saya sangat berterima kasih kepada PT Victoria Insurance Tbk yang telah memperdayakan saya untuk mengisi jabatan tersebut. Saya memohon maaf bilamana selama saya bekerja terdapat kesalahan dan kekurangan. Saya juga sangat berharap dikemudikan hari PT. Victoria Insurance Tbk dapat menjadi perusahaan yang semakin maju,” pungkasnya.
Ini Penyebab Laba Astra (ASII) Naik 56% Jadi Rp 23 T
PT Astra International Tbk (ASII) membukukan kinerja moncer. Perusahaan mencatat pendapatan Rp 221,35 triliun pada kuartal III-2022, lompat 32% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, Rp 167,4 triliun.
Berdasarkan keterangan resmi, Senin (31/10/2022), laba bersih lompat 56% menjadi Rp 23,33 triliun pada periode tersebut. Namun, laba ini memperhitungkan keuntungan nilai wajar atas investasi pada PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO).
Nilai keuntungannya Rp 550 per saham. Angka ini 49% lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Sedang jika tidak memasukan faktor keuntungan investasi tersebut, laba bersih ASII tercatat Rp 22,25 triliun. Perolehan ini meningkat 49% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, Rp 14,98 triliun.
Sektor bisnis alat berat menjadi kontributor utama laba bersih ASII. Nilainya Rp 9,53 triliun, naik 105% secara tahunan.
Sektor otomotif menyumbang laba bersih terbesar kedua, Rp 6,79 triliun. Laba bersih segmen ini sendiri naik 23% dibanding kuartal III-2021, Rp 5,51 triliun.
Sedang laba sektor agribisnis turun 17% secara tahunan menjadi Rp 969 miliar. Segmen teknologi informasi lompat 75% menjadi Rp 49 miliar, dan infrastruktur dan logistik terbang 294% secara tahunan jadi Rp 386 miliar.
Chandra Asri (TPIA) Boncos Gara-gara Harga Minyak Memanas
PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) mencatat kerugian bersih setelah pajak US$ 111,1 juta atau setara sekitar Rp 1,72 triliun jika menggunakan asumsi kurs kisaran Rp 15.500 per dolar Amerika Serikat (AS). Posisi ini berbanding terbalik ketika TPIA masih membukukan laba setelah pajak US$ 166,7 juta pada periode yang sama tahun lalu.
Berdasarkan keterangan resmi, Senin (31/10/2022), entitas usaha milik Grup Barito itu sejatinya mencatat pendapatan US$ 1,95 miliar. Angka ini naik 3,5% secara tahunan dari sebelumnya US$ 1,88 miliar pada kuartal III-2022.
Namun, TPIA terbebani bahan baku. Harga bahan baku rata-rata Naptha yang menjadi bahan baku produk perusahaan mencapai US$ 851 per ton sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini, naik 37,48% dari sebelumnya US$ 619 per ton.
Kenaikan itu sejalan dengan kenaikan harga minyak mentah brent sebesar 51% secara tahunan menjadi US$ 102 per barel selama 9M 2022.
Alhasil, beban pokok pendapatan meningkat 24.3% secara tahunan menjadi US$ 1,96 miliar dari sebelumnya US$ 1,57 miliar pada sembilan bulan pertama tahun lalu.
Kondisi tersebut yang membuat TPIA berbalik rugi. Meski begitu, perusahaan masih mencatat EBITDA sebesar US$ 11,1 juta, dari sebelumnya negatif US$ 96,5 juta.
Korban Net89 Rugi Rp 3 T, Satu Member Bisa Puluhan Miliar
Robot trading Net89 yang dikelola oleh PT Simbiotik Multitalenta Indonesia (PT SMI) merugikan 4.000 membernya senilai Rp 3 triliun. Gerakan Maju Perjuangan Uang Rakyat Member Net89 (Gempur Net89) pun telah melaporkan kasus tersebut kepada Bareskrim Polri.
Ketua Gempur Net89 Bambang Lukman Hadi mengatakan, para member mempersoalkan terkait program Withdraw All, dimana tawaran member Net89 dapat melakukan penarikan semua dana miliknya. Hingga saat ini para member menunggu iktikad baik oleh para manajemen untuk mengembalikan atau mencairkan dana melalui program tersebut.
“Apabila mereka punya itikad baik, sebetulnya kan mereka bisa melakukan komunikasi bahwa mereka misalnya berjanji atau mempunyai langkah yang berhubungan sama with draw all,” ujarnya saat ditemui di Bareskrim Polri Jakarta, Senin (31/10/2022).
Hadi memaparkan, perhitungan kerugian Rp 3 triliun tersebut berdasarkan validasi data-data member yang telah melapor ke Net89. Mereka yang melapor bersedia menjadi anggota member, kemudian pihaknya memeriksa terkait kebenaran data tersebut.
“Teman-teman yang masuk itu sudah mengirimkan. Ada hardcoppy yang kita pegang, ini jadi bukti otentik kita bahwa mewakili mereka . Ada kesediaan menjadi anggota gempur Net89,” ucapnya.
Hadi mengungkapkan, total kerugian Rp 3 triliun tersebut merupakan total sebanyak 4.000 member dengan kerugian yang beragam setiap orangnya. Mulai dari Rp 9 juta hingga puluhan miliar.
“Kalau minimal total dari harga robot deposit mungkin sekitar Rp 9 juta yang paling kecil tapi ada sampai puluhan miliar kita ga bisa buka itu sebabnya ngga kecil,” kata dia.
“Rp 3 trilium itu bisa bangun berapa kilo jalan tol itu. Saya selalu tertarik dengan membangun jarak tol karena uang segitu bisa membangun ekonomi rakyat. Jangan sampai uang itu lenyap begitu saja oleh segelintir orang,” tegasnya.
Hadi menyebut, realisasi pencairan dana hingga saat ini hanya 7% nasabah yang disetujui dan dibatasi maksimal US$ 500 per nasabah. “Selama 8 bulan yang terjadi menetes sampai Agustus tak ada sama sekali yang mencair. 7% yg di acc dibatasi 500 maksimal. Pasahal banyak yang ribuan puluhan ribu,” ungkapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kuasa Hukum Gempur Net89 Agustus Pandjaitan berharap agar manajemen SMI dapat segera mencairkan dana para member sebelum laporan kepolisian diproses menjadi hukum perdata.
“Kalau LP belum kita buka kami himbau saudara manajemen SMI masih ada 1 minggu untuk mengembalikan dana member. Bukan sekedar pintu maaf tapi harus diberikan pertanggungjawaban,” pungkasnya.
Top! Tumbuh 23,3%, bjb Raih Laba Rp 2,2 T di Kuartal III-2022
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat Dan Banten Tbk (BJBR) atau bank bjb berhasil membukukan laba Rp 2,2 trilliun selama kuartal III-2022. Jumlah tersebut tumbuh 23,3% jika dibandingkan perolehan di periode sama tahun sebelumnya.
Direktur Utama bank bjb Yuddy Renaldi menjelaskan, capaian gemilang ini di dorong melalui penguasaan pasar yang kuat sejalan dengan semakin luasnya sektor industri yang pulih dari dampak pandemi.
“Ditengah kenaikan suku bunga acuan, manajemen melakukan efisiensi pengelolaan likuiditas sehingga tekanan terhadap cost of fund dapat lebih terkendali,” ucap Yuddy dalam paparan analyst meeting Senin (31/10/2022).
Yuddy, menuturkan sampai dengan 30 September 2022, bank bjb beserta anak perusahaan juga berhasil mencatatkan pertumbuhan kredit year on year sebesar 12% menjadi Rp 113,4 trilliun, melalui proses bisnis yang baik, sehingga Non Performing Loan bank bjb berhasil ditekan lebih jauh pada level 1.1%, atau lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 1.3% dengan coverage ratio yang solid pada level 148,9%.
“Adapun Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp 116.3 triliun di dukung oleh pertumbuhan dana murah. Dengan kinerja tersebut, tercatat total aset berhasil tumbuh 6,9 % menjadi Rp 170,2 trilliun, laba Rp2,2 trilliun tumbuh 23,3% year on year. Sedangkan setelah pajak sebesar Rp 1,8 trilliun tumbuh 26,2% secara konsolidasian,” jelasnya.
Untuk menggenjot pertumbuhan bisnis kedepan, bank bjb tambahnya akan gencar melakukan sinergi melalui Kelompok Usaha Bank (KUB) dengan beberapa BPD berkinerja baik dan sehat.
“Update yang dapat kami sampaikan, Bank Bengkulu saat ini telah berproses untuk perijinan dari Otoritas Jasa Keuangan atas setoran modal tahap pertama senilai Rp 100 milliar yang telah dilakukan dan apabila berjalan dengan lancar seluruh proses akan rampung di tahun 2023. Sedangkan untuk Bank Sultra saat ini kami telah menandatangani Letter Of Intent (LOI) pada akhir September tahun 2022 lalu ,” jelas Yuddy.
Bank bjb pun berencana untuk melakukan aksi korporasi penguatan permodalan khususnya Tier-1 baik melalui penerbitan saham baru maupun surat utang perpetual yang dapat dikategorikan sebagai Tier-1 untuk mengimbangi rencana bisnis perseroan.
“Berbagai terobosan yang kami lakukan merupakan perwujudan komitmen kami untuk senantiasa memperbaiki kualitas dan kinerja untuk memperkuat eksistensi kami di dunia perbankan,” tegas Yuddy.
Bank Nobu Bakal Right Issue, James Riady Ikutan Beli?
PT Bank Nationalnobu Tbk (NOBU) akah menggelar right issue dalam waktu dekat. Perusahaan mengaku kini tengah menjajaki investor strategis yang bakal menyerap saham perseroan dalam aksi korporasi tersebut.
“Perseroan telah memulai langkah-langkah pemenuhan modal inti sejak tahun lalu dan prosesnya masih berlangsung hingga sekarang dimana perseroan akan melaksanakan RUPSLB dalam waktu dekat dengan dilanjutkan proses right issue,” ujar Januar Angkawidjaja, Direktur NOBU, dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (31/10/2022).
Perusahaan mengaku belum dapat mengungkapkan siapa yang bakal jadi investor strategis mereka. Sementara integrasi dengan grup Lippo diakuinya sebagai unique value proposition bagi NOBU.
NOBU sendiri mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar 76,97% pada semester I 2022 secara tahunan (YoY). Kenaikan ini ditopang oleh meningkatnya penyaluran kredit sebanyak 27,37% YoY. Di sisi lain, pendapatan bunga perusahaan dikatakan naik melebihi beban bunga, Sementara biaya operasional melandai, dan pendapatan fee based income menguat.
Ke depan, NOBU berencana menyulap kantor operasionalnya dan mengarah jadi bank digital. Jaringan cabang akan lebih difungsikan sebagai pelayanan untuk nasabah segmen tertentu yang masih membutuhkan pelayanan tatap muka, dan untuk layanan tertentu yang tidak dapat dilakukan secara online.
Pihaknya juga mengkonfirmasi jika tidak akan ada perubahan pengendali perusahaan pasca aksi right issue yang dilakukan nanti.
Pengumuman, 45 Perusahaan Ngantri IPO! Ini Daftarnya
Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebut, sampai dengan 31 Oktober 2022, terdapat 45 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI, dengan perincian sektornya adalah sebagai berikut:
• 1 Perusahaan dari sektor Basic Materials
• 3 Perusahaan dari sektor Industrials;
• 5 Perusahaan dari sektor Transportation & Logistic;
• 4 Perusahaan dari sektor Consumer Non-Cyclicals;
• 9 Perusahaan dari sektor Consumer Cyclicals;
• 6 Perusahaan dari sektor Technology;
• 6 Perusahaan dari sektor Healthcare;
• 3 Perusahaan dari sektor Energy;
• 2 Perusahaan dari sektor Financials.
• 4 Perusahaan dari sektor Properties & Real Estate.
• 2 Perusahaan dari sektor Infrastructures.
Sedangkan untuk Efek Bersifat Utang dan Sukuk (EBUS), terdapat 14 emisi pada pipeline pencatatan EBUS , yang akan diterbitkan oleh 11 perusahaan dengan sektor sebagai berikut :
• 2 Perusahaan dari sektor Infrastructures;
• 2 Perusahaan dari sektor Industrials;
• 3 Perusahaan dari sektor Basic Materials ;
• 1 Perusahaan dari sektor Transportation & Logistic;
• 3 Perusahaan dari sektor Financials.
Untuk pipeline right issue, berdasarkan catatan kami terdapat 42 Perusahaan Tercatat yang berada pada pipeline right issue. Perkiraan total dana yang akan diperoleh melalui right issue sebesar Rp 38,6 triliun.
Dari 42 Perusahaan Tercatat yang berada pada pipeline right issue, tersebar pada berbagai sektor sebagai berikut:
2 perusahaan dari sektor consumer non-cyclicals
1 perusahaan dari sektor industrials
1 perusahaan dari sektor healthcare
4 perusahaan dari sektor energy
3 perusahaan dari sektor properties & real estate
15 perusahaan dari sektor financials
5 perusahaan dari sektor consumer cyclicals
2 perusahaan dari sektor basic materials
1 perusahaan dari sektor technology
5 perusahaan dari sektor infrastructures
3 perusahaan dari sektor transportation & logistic
Berdasarkan data di atas, jumlah perusahaan yang berencana melakukan right issue, terbanyak dari sektor financials terutama dari industri perbankan. Sesuai POJK No. 12/POJK.03/2020, modal inti minimum bank umum sebesar Rp 3 triliun dan harus dipenuhi paling lambat 31 Desember 2022. Untuk bank milik pemerintah daerah wajib dipenuhi paling lambat 31 Desember 2024.
Sedangkan ditinjau dari total dana yang akan diperoleh dari right issue, terbesar pada sektor Transportation & Logistic.
Bukalapak (BUKA) Akhirnya Untung, Nasib Sahamnya Gimana?
Emiten e-commerce PT Bukalapak.com Tbk (BUKA), sepanjang kuartal III 2022 mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 92% dibanding sembilan bulan 2021 menjadi Rp 2,58 triliun, dari Rp 1,34 triliun.
Pendapatan Mitra pada sembilan bulan 2022 tumbuh sebesar 191% dari sembilan bulan 2021 menjadi Rp 1,44 triliun. Kontribusi Mitra Bukalapak terhadap pendapatan BUKA menunjukkan peningkatan dari 43% pada kuartal III/2021 menjadi 53% pada kuartal III/2022.
Bukalapak membukukan laba operasional sebesar Rp 3,5 triliun hingga kuartal III/2022, atau mengalami peningkatan sebesar 391% dari rugi operasional sebesar Rp1,21 triliun secara tahunan atau year on year (yoy).
Sementara itu, pertumbuhan Total Processing Value (TPV) selama kuartal III 2022 tumbuh sebesar 32% menjadi Rp 41,3 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sebanyak 74% TPV BUKA berasal dari luar daerah Tier 1 di Indonesia, penetrasi all-commerce dan tren digitalisasi warung serta toko ritel tradisional terus menunjukan pertumbuhan yang kuat.
Mitra Bukalapak terus menghasilkan pertumbuhan yang baik, yakni TPV Mitra pada kuartal III bertambah sebesar 23% menjadi Rp 19,7 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya dan pada 9M22 tumbuh sebesar 37% menjadi Rp 54,7 triliun dari periode yang sama pada tahun lalu.
Pertumbuhan Mitra ini didukung oleh berkembangnya variasi produk dan jasa yang ditawarkan. Pada akhir September 2022, jumlah Mitra yang telah terdaftar mencapai 15,2 juta, meningkat dari 11,8 juta pada akhir Desember 2021.
“Setelah mengalami pertumbuhan pendapatan QoQ yang berkelanjutan, pada kuartal ketiga Perseroan fokus untuk menghasilkan pendapatan dengan biaya yang lebih rendah dan untuk pertama kalinya mencatat margin kontribusi positif,” jelas manajemen dalam keterangan resmi, Senin (31/10/2022).
Hingga kuartal III 2022, Bukalapak berusaha menekan biaya dan insentif serta tetap mendorong tumbuhnya pendapatan. Bukalapak telah menunjukkan kemampuannya untuk mewujudkan hal tersebut, yang sangat penting dalam membantu Perseroan untuk mencapai profitabilitas di masa depan dan membuktikan bahwa bisnis tidak hanya bergantung pada pengeluaran, promosi, dan subsidi untuk menghasilkan pertumbuhan.
Saat ini, dengan operasional bisnis yang kuat. Bukalapak akan fokus pada pertumbuhan pendapatan, seraya terus berusaha untuk mencatat margin kontribusi yang positif.
Perseroan memiliki komitmen untuk fokus pada strategi agar dapat mencapai pertumbuhan yang kuat dan berkelanjutan, diiringi dengan pengelolaan beban yang baik. Pada periode 9M22, rasio beban umum dan administrasi (tidak termasuk kompensasi berbasis saham) terhadap TPV membaik menjadi 1,0% dibandingkan dengan 1,2% pada periode yang sama di tahun sebelumnya.
Margin kontribusi Bukalapak, yang dihitung sebagai laba kotor dikurangi beban penjualan dan pemasaran terhadap TPV, menunjukkan peningkatan dari -0,1% pada 3Q21 menjadi 0,1% terhadap TPV di 3Q22.
Manajemen perseroan berhasil membukukan margin kontribusi positif pada pertama kalinya di kuartal ini. Margin kontribusi Marketplace Bukalapak terhadap TPV Marketplace meningkat dari 0,2% di 3Q21 menjadi 0,5% di 3Q22, sementara margin kontribusi Mitra terhadap TPV Mitra membaik dari -0,4% di 3Q21 menjadi -0,3% di 3Q22.
Bukalapak membukukan adjusted Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (adjusted EBITDA) sebesar -Rp 327 miliar pada 3Q22, rasio adjusted EBITDA terhadap TPV menunjukkan peningkatan dari -1,1% di 3Q21 menjadi -0,8% di 3Q22.
Laba operasional sebesar Rp 3,53 triliun pada 9M22, atau mengalami peningkatan sebesar 391% dari rugi operasional sebesar Rp 1,21 triliun pada 9M21, terutama disebabkan oleh laba nilai investasi marked-to-market dari PT Allo Bank Tbk. Oleh karena itu, Perseroan juga mencatat laba bersih sebesar Rp 3,61 triliun pada 9M22, atau meningkat sebesar 421% dari rugi bersih sebesar Rp 1,12 triliun pada 9M21.
Meskipun Perseroan telah mencatat laba bersih pada 9M22, Perseroan tetap memiliki fokus pada kinerja operasional Perseroan. Oleh karena itu, manajemen Perseroan tetap menggunakan adjusted EBITDA sebagai indikator kinerja Perseroan.
Dengan peningkatan efisiensi yang diiringi oleh pertumbuhan yang kuat, Bukalapak juga memiliki permodalan yang kuat dengan posisi kas, termasuk dengan investasi lancar seperti obligasi pemerintah dan reksadana sebesar Rp 20,2 triliun pada akhir bulan September 2022, yang jumlahnya lebih dari 15 kali adjusted EBITDA pada 3Q22 yang disetahunkan.
Sementara saham BUKA pada perdagangan hari ini masih terlihat melemah 0,72% ke level Rp 274 per saham hingga penutupan sesi I. Adapun rentang pergerakan saham BUKA berada di Rp 272 -282 per saham.
Diborong Bosnya, Saham Blue Bird (BIRD) Langsung Terbang
Sigit Priawan Djokosoetono, Direktur Utama PT Blue Bird Tbk (BIRD) menambah kepemilikan sahamnya di perseroan.
Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (31/10/2022) dirinya membeli 201.300 lembar saham di berbagai harga sepanjang bulan Oktober 2022 ini.
Sebanyak 50.000 lembar saham dibeli pada harga Rp 1.380 per saham di tanggal 25 Oktober 2022. Sementara 1.300 lembar saham dibeli pada harga Rp 1.365 per saham pada tanggal 26 Oktober 2022.
Kemudian 50.000 lembar saham dibeli saat harga Rp 13.65 per saham pada tanggal 27 Oktober 2022. Lalu 100.000 lembar saham dibeli ketika harga Rp 1.360 per saham pada tanggal 28 Oktober 2022.
Sigit mengaku pembelian saham ini untuk tujuan investasi dan merupakan kepemilikan langsung atas dirinya. Pada perdagangan hari ini hingga pukul 11:30 WIB, saham BIRD menguat 4,70% ke level Rp 1.560 per saham.
Laba Ramayana Naik 65%, Ritel RI Sudah Sembuh?
Emiten ritel dan operator pusat perbelanjaan, PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS), mencatatkan laba bersih yang diatribusikan kepada entitas induk tumbuh dari Rp 102,81 miliar pada tahun lalu menjadi Rp 298,12 miliar sepanjang kuartal III 2022 atau setara 65,5%.
Sejalan dengan itu, total pendapatan yang terdiri dari penjualan barang putus dan komisi penjualan konsinyasi juga tumbuh dari Rp 1,97 triliun menjadi Rp 2,4 triliun atau setara 17,9%.
Secara rinci, penjualan barang beli putus sebesar Rp 1,86 triliun meningkat dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1,57 triliun. Sedangkan pendapatan dari komisi penjualan konsinyasi juga ikut mengalami kenaikan menjadi Rp 400,62 miliar dari semula Rp 534,91 miliar.
Di sisi lain, beban pokok penjualan beli barang putus meningkat dari Rp 897 miliar menjadi Rp 1,18 triliun atau setara 18,8%. Meski begitu, laba usaha meningkat dari Rp 78,07 miliar mnejadi Rp 342 miliar.
Pada perdagangan Senin (31/10) pukul 12.30 WIB di pasar modal RALS tercatat memerah sejak di buka pada level Rp 575/ saham dengan kapitalisasi pasar Rp 4,12 triliun.
Top! Laba PLN Ngegas Tembus Rp 15,9 T di Q3 2022, Naik 29%
PT PLN (Persero) mencatatkan kentungan bersih sebesar Rp 15,93 triliun selama Januari hingga September 2022. Capaian laba bersih ini melonjak 29% dibandingkan periode yang sama pada 2021 lalu yang tercatat sebesar Rp 12,39 triliun.
Capaian ini merupakan laba periode tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk, berdasarkan Laporan Keuangan Konsolidasian PT PLN (Persero) hingga 30 September 2022 yang Tidak Diaudit (Unaudited).
Melonjaknya laba bersih ini seiring dengan kenaikan pendapatan perusahaan yang mencapai Rp 325,12 triliun hingga kuartal III 2022. Angka tersebut mengalami kenaikan 20,47% dari periode yang sama tahun sebelumnya yakni Rp 269,87 triliun.
Pendapatan perusahaan didominasi dari penjualan tenaga listrik yang tembus Rp 231,04 triliun atau naik 8,56% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 212,82 triliun. Disusul pendapatan dari kompensasi sebesar Rp 46,367 triliun atau naik 186,54% dari sebelumnya Rp16,18 triliun.
Kemudian, pendapatan yang berasal dari subsidi listrik pemerintah yang tembus Rp 42,14 triliun atau naik 12,70% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 37,39 triliun.
Lalu, pendapatan penyambungan pelanggan yang tembus Rp 606,93 miliar atau naik 80,60% dari Rp 336,05 miliar dan lain-lain naik menjadi Rp 4,96 triliun dari yang sebelumnya Rp 3,14 triliun.
Di sisi lain, jumlah beban usaha PLN meningkat 16,67% dari Rp 237,36 triliun menjadi Rp 276,95 triliun.
Beban usaha paling besar berasal dari bahan bakar dan pelumas yang naik dari Rp 86,14 triliun menjadi Rp 108,22 triliun, lalu beban usaha pembelian tenaga listrik juga mengalami kenaikan dari Rp 76,86 triliun menjadi Rp 94,22 triliun dan penyusutan aset tetap dari Rp 28,40 triliun menjadi Rp 30,38 triliun.
Sementara, jumlah liabilitas atau utang PLN turun dari Rp 631,60 triliun pada Desember 2021 menjadi Rp 627,05 triliun pada September 2022. Angka ini terdiri dari utang jangka panjang sebesar Rp 481,5 triliun dan jangka pendek sebesar Rp 145,55 triliun.
Berikutnya, aset perusahaan naik tipis dari Rp 1.613 triliun pada akhir tahun lalu menjadi 1.624 triliun per akhir September 2022.
Dalam 4 Hari, 2 Direksi Bank Bumi Arta Resign, Ada Apa?
Direksi PT. Bank Bumi Arta Tbk (BNBA) lagi-lagi mengundurkan diri. Setelah sebelumnya Henry Koenaifi, kali ini giliran Tan Hendra Jonathan. Pengunduran diri ini hanya selang 4 hari dari kompatriotnya Henry.
“Perseroan dengan ini menyampaikan kepada masyarakat bahwa pada tanggal 31 Oktober 2022 telah menerima surat permohonan pengunduran diri Bapak dari Tan Hendra Jonathan jabatannya sebagai Direktur Perseroan,” ungkap Lyvinia Sari, Corporate Secretary BNBA, dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (31/10/2022).
Yang bersangkutan mengembangkan fungsi kepatuhan, dan pengunduran diri berlaku efektif setelah pengangkatan Direktur yang membawahkan fungsi Kepatuhan yang baru sudah efektif. Perusahaan tidak menjelaskan lebih lanjut alasan pengunduran diri Tan Hendra Jonathan.
Sebelumnya, manajemen BNBA juga mengumumkan pengunduran diri Henry Koenaifi dari jajaran direksi.
“Perseroan dengan ini menyampaikan kepada masyarakat bahwa pada tanggal 27 Oktober 2022 Perseroan telah menerima surat permohonan pengunduran diri Bapak dari jabatannya sebagai Direktur Perseroan,” tulis manajemen berdasarkan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (28/10/2022).
Perseroan akan menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk memutuskan permohonan pengunduran diri anggota Direksi tersebut pada tanggal 31 Oktober 2022. Pemanggilan RUPS telah dilakukan pada tanggal 07 Oktober 2022 lalu.
Dua Direksi Golden Energy (GEMS) Resign Bareng, Ada Apa?
Emiten batu bara Grup Sinar Mas, PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS) ditinggal dua direkturnya sekaligus, yaitu Kumar Krishnan dan F. Sundarto. Sudin Sh Corporate Secretray Golder Energy menyebutkan pengunduran diri ini akan disahkan dalam RUPS yang diselenggarakan perseroan.
Mengutip ketebukaan informasi, Senin (31/10/2022), tidak ada dampak pada kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan, hingga kelangsungan usaha emiten dari pengunduran diri ini.
Sayangnya, tidak dijelaskan alasan pengunduran ini diri, namun Sudin memastikan keduanya juga akan mengundurkan diri dari jabatan di anak usaha.
“Para pihak di atas juga menyampaikan surat pengunduran diri atas jabatannya di anak perusahaan Perseroan,” jelas Sudin.
Perseroan akan segera menyelenggarakan RUPS untuk mengganti posisi yang ditinggalkan tersebut di Perseroan dan anak perusahaan Perseroan, sesuai dengan ketentuan yang berlaku, bersamaan dengan rencana RUPS sesuai dengan Keterbukaan Informasi sebelumnya No. 093/GEMS-CS/IX/2022 tanggal 16 September 2022.
Aksi Senyap Grup Sinar Mas Masuk ke Emiten Manajemen Parkir
Harga saham PT Shield On Service Tbk (SOSS) mendadak bergerak lincah. Usut punya usut, pergerakan saham emiten jasa keamanan, jasa kebersihan, jasa sumber daya manusia dan jasa manajemen parkir ini berbarengan dengan aksi senyap Grup Sinar Mas.
Saham SOSS sempat melemah ke Rp 525/unit di awal perdagangan. Namun, setelah itu saham SOSS melesat tajam dan sempat tembus Auto Reject Atas (ARA) di Rp 660/unit.
Akhirnya, Saham SOSS ditutup menguat 14,05% di Rp 605/unit pada sesi I perdagangan Senin (31/10/2022). Pada sesi I, saham SOSS dibuka di Rp 530/unit.
Akhir pekan lalu, harga saham SOSS juga ditutup melesat 24,41% atau terkena ARA di Rp 530/unit.
Sehari sebelumnya, tepatnya pada Kamis (27/10/2022), harga saham SOSS juga ditutup ARA menguat 24,56% di Rp 426/unit. Artinya dalam 3 hari perdagangan terakhir, nilai kapitalisasi pasar SOSS telah melesat 76,9%.
Per tanggal 26 Oktober 2022, saham SOSS dikuasai oleh tiga investor yaitu PT Nusantara Suryamukti (25,55%), PT Inlife (18,87%) dan PT Puragraha Dian Pertiwi (31,07%).
Namun berdasarkan data Daftar Pemegang Saham (DPS) dengan kepemilikan 5% pada 27 Oktober 2022, muncul nama PT Sinarmas Cakrawala yang menggenggam 51.288.400 saham SOSS atau setara dengan 7,74%.
Padahal sehari sebelumnya nama PT Sinarmas Cakrawala tidak muncul dalam laporan DPS 5% tersebut.
Sehingga, struktur pemegang saham SOSS Saat ini selain Sinarmas Cakrawala adalah, Nusantara Suryamukti sebesar 25,55%, Indlife 18,87% dan Puragraha Dian Pertiwi sebesar 31,07%.
Untuk diketahui, perusahaan tersebut merupakan perusahaan holding dan investasi yang masih terafiliasi dengan Grup Sinarmas yang merupakan perusahaan konglomerasi milik mendiang Eka Tjipta Widjaja.
Bank Milik Alim Markus Cuan Rp 88,83 M, Naik 78%
Emiten bank milik Alim Markus PT Bank Maspion Tbk (BMAS) hingga kuartal III 2022 mencatat pendapatan bunga Rp 711,83 miliar, naik 7,7% dari periode sama tahun lalu sebesar Rp 660,91 miliar.
Beban bunga turun 13% dari episode sama tahun lalu Rp 467,70 miliar. Sehingga, pendapatan bunga bersih Rp 307,90 miliar, melejit 59% dari periode sama tahun lalu Rp193,21 miliar.
Laba operasional Rp 115,82 miliar, melambung 82% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 63,51 miliar. Laba sebelum beban pajak Rp 116,68 miliar, naik 82% dari periode sama tahun lalu sebesar Rp 64,01 miliar. Laba periode berjalan alias laba bersih Rp 88,83 miliar, meningkat 78% dari tahun lalu sebesar Rp 49,67 miliar.
Total ekuitas Rp 1,41 triliun, naik dari periode akhir 2021 sejumlah Rp 1,33 triliun. Jumlah aset Rp 13,82 triliun, turun dari posisi akhir tahun lalu Rp 14,23 triliun. Jumlah liabilitas Rp 12,41 triliun, turun dari periode akhir 2021 sebesar Rp 12,90 triliun.
Beban operasional meliputi gaji dan tunjangan BMAS sebesar Rp 112,87 miliar, naik dari periode yang sama tahun lalu Rp 103,78 miliar. Beban umum dan administrasi Rp 95,86 miliar, naik 45% dari tahun lalu sebesar Rp 65,85 miliar. Total beban operasional lainnya Rp 224,51 miliar, menanjak 32% dari edisi sama tahun lalu Rp169,64 miliar.
Ketiban Berkah Sawit, Laba Saraswanti (SAMF) Melesat 133,7%
Saham emiten produsen dan distributor pupuk PT Saraswanti Anugerah Makmur Tbk (SAMF) mencatatkan pertumbuhan penjualan 96% hingga kuartal 2022 sebesar Rp 2,45 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1,25 triliun.
Laba bersih SAMF juga meningkat 133,7% dari Rp 97,73 miliar menjadi Rp 228,42 miliar pada kuartal III 2022. Aset SMAF mencapai Rp 2,80 triliun, dengan liabilitas Rp 1,80 triliun dan ekuitas Rp 1 triliun.
Yahya Taufik, Direktur Utama SAMF yakin dan optimis bahwa target penjualan tahun 2022 yang telah dicanangkan sebelumnya, yakni sebesar Rp 2,88 triliun pasti akan tercapai dan bahkan mungkin akan terlampaui.
Yahya menjelaskan terdapat beberapa faktor yang menunjang SAMF untuk mencapai target tersebut.
“Optimisme tersebut seiring dengan terus meningkatnya permintaan pupuk SAMF serta tingginya harga jual pupuk,” ungkap Yahya dalam keterangan resmi, Senin (31/10/2022).
Saat ini, para pekebun kelapa sawit nasional yang merupakan mayoritas pelanggan pupuk SAMF, sedang dalam fase proses pemupukan, sehingga permintaan pupuk kepada SAMF kian tak terbendung. Di tengah kondisi perekonomian global yang masih belum stabil, SAMF selalu berupaya menjaga kinerja perusahaan agar terus bertumbuh.
Di tengah kekhawatiran ketersediaan bahan baku pupuk, SAMF terus berusaha keras dan berkomitmen untuk mendapatkan jaminan pasokan ketersediaan bahan baku agar produksi pupuk dapat memenuhi permintaan pasar yang semakin meningkat.
Pandemi Masih Terasa, Produsen Sepatu Bata Rugi Rp 14,79 M
PT Sepatu Bata Tbk (BATA) mencatat rugi komprehensif periode berjalan sepanjang semester pertama 2022 sebesar Rp 14,79 miliar. Jumlah tersebut turun 56,06% dari tahun lalu pada periode sebelumnya yang sebesar Rp 33,66 miliar.
Mengutip laporan keuangannya, kerugian yang menyusut terasebut didorong oleh penjualan bersih per 30 Juni 2022 sebesar Rp 320,32 miliar atau naik 35% dari tahun 2021 yang sebesar Rp 237,26 miliar.
Beban pokok penjualan juga baik Rp 182,41 miliar dari sebelumnya sebesar Rp 137,90 miliar. Sehingga laba bruto perseroan sebesar Rp 137,91 miliar atau naik dari sebelumnya Rp 99,35 miliar.
Rugi usaha juga menyusut pada paruh pertama tahun ini menjadi Rp 12,09 miliar atau turun 68,3% dari sebelumnya Rp 38,14 miliar. Rugi usaha tersebut terdiri dari penjualan dan pemasaran menjadi Rp 105,08 miliar dari sebelumnya Rp 102,09 miliar.
Umum dan administrasi menjadi Rp 47,80 miliar dari Rp 37,84 miliar, perubahan pembayaran sewa yang timbul dari konsesi sewa terkait Covid-19 Rp 2,57 miliar dari Rp 3,06 miliar dan pendapatan (beban) usaha lainnya bersih Rp 394,13 juta turun dari Rp 774,42 juta.
Adapun total liabilitas dan ekuitas perseroan sepanjang semester pertama tahun ini naik menjadi Rp 702,83 atau naik 7,6% dari periode tahun sebelumnya yang sebesar Rp 652,74 miliar
Jokowi Setor Rp 1,97 Triliun, Adhi Karya Gas Bangun 3 Tol
Setoran modal Pemerintah sebagai bagian dari proses Rights Issue PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) telah diterima secara penuh sebesar Rp 1,97 triliun pada 28 Oktober 2022 di hari pertama perdagangan.
Setoran modal ini dalam rangka pengembangan bisnis ADHI khususnya untuk Pembangunan Proyek-Proyek Strategis Nasional antara lain Tol Solo-Yogyakarta-YIA Kulon Progo, Proyek Tol Yogyakarta-Bawen, dan SPAM Karian-Serpong (Timur).
Adapun proses perdagangan rights issue ADHI berlangsung mulai 28 Oktober hingga 8 November 2022. Selain Pemerintah, diharapkan pemegang saham publik ADHI yang memiliki Hak untuk Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) dapat melakukan penebusan haknya dengan rasio saham 10.000.000 : 19.780.000.
Apabila porsi publik terserap sepenuhnya, ADHI dapat memperoleh total dana dari Rights Issue sebesar Rp 3,8 triliun. Dana itu akan digunakan untuk pengembangan ketiga Proyek Strategis Nasional di atas, juga dipergunakan untuk proyek Preservasi Jalan Lintas Timur Sumatera Selatan, Jalan Tol JORR Elevated Cikunir-Ulujami, dan pengembangan bisnis berbasis lingkungan berupa Fasilitas Pengolahan Limbah Terpadu (FPLT) di Kawasan Industri Medan.
Aksi korporasi rights issue ini seluruhnya digunakan untuk pengembangan bisnis sekaligus memperkuat struktur permodalan ADHI. Sehingga pasca right issue ditargetkan akan terjadi peningkatan perolehan kontrak baru, memperbesar potensi recurring income dan pertumbuhan kinerja yang berkelanjutan.
Berdasarkan prospektus, berikut jadwal rights issue ADHI:
• Perdagangan HMETD : 28 Oktober 2022 s.d 08 November 2022
• Pelaksanaan HMETD : 28 Oktober 2022 s.d 08 November 2022
• Akhir Pembayaran Pesanan Efek Tambahan : 10 November 2022
• Periode Penyerahan Efek : 01 November 2022 s.d 10 November 2022
• Penjatahan : 11 November 2022
• Pengembalian Kelebihan Uang Pesanan : 15 November 2022
Sah! WIKA dan WEGE Bangun RS UPT Vertikal Surabaya
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) bersama PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE) mengerjakan pembangunan Rumah Sakit Unit Pelayanan Terpadu (UPT) Vertikal Surabaya dengan nilai kontrak Rp 1,49 triliun. Pengerjaan proyek ini ditandai dengan penandatanganan kontrak bersama Kementerian Kesehatan. Adapun lingkup pekerjaan WIKA-WEGE KSO meliputi pekerjaan struktur, arsitektur, mechanical, electrical and plumbing engineering, serta infrastruktur.
Pengguna Anggaran Kementerian Kesehatan, Azhar Jaya mengatakan pembangunan proyek ini menjadi bagian transformasi layanan kesehatan dan mendukung program Kementerian Kesehatan dalam mempercepat pemerataan pelayanan rumah sakit.
“Visi yang sangat mulia dari Kementerian mendorong kita untuk mempercepat pembangunan pelayanan rumah sakit, sehingga terpilihnya konsorsium WIKA-WEGE diharapkan proyek ini bisa berjalan dengan baik dan selesai tepat waktu dengan kualitas yang bisa dipertanggungjawabkan,” ujar Azhar dari keterangan pers, Senin (31/10/2022).
Sementara itu, Direktur Operasi WIKA Rudy Hartono mengapresiasi kepercayaan yang diberikan oleh Kementerian Kesehatan.
“WIKA-WEGE KSO menggunakan Value Engineering (VE) dan inovasi Building Information Modelling (BIM) pada pekerjaan struktur untuk mempercepat pelaksanaan pembangunan,” ungkap Rudy.
Dengan rekam jejak WIKA yang dipadukan dengan kompetensi WEGE pada proyek Bangunan Gedung, dia optimistis proyek RS UPT Vertikal Surabaya akan selesai dengan mutu yang baik.
Daftar Rokok Murah di Bawah Ceban, Ada Sampoerna Rp 8.000
Ada sinyal cukai rokok kembali naik. Terlebih, pemerintah sampai saat ini masih menggodok tarif kenaikan cukai hasil tembakau (CHT) alias cukai rokok untuk tahun depan.
Pada saat yang sama, emiten rokok rajin meluncurkan rokok murah. Ini dilakukan untuk menjaga pangsa pasar akibat tren cukai rokok yang memang terus mengalami kenaikan.
Setidaknya dalam 2,5 tahun terakhir, puluhan produk rokok diluncurkan pabrikan rokok kelas kakap seperti PT HM Sampoerna, PT Gudang Garam, dan PT Djarum. Tak sedikit rokok anyar ini dibanderol dengan harga murah, bahkan ada yang di bawah Rp 10.000 per bungkus.
Daftar Rokok di Bawah Rp 10.000 per bungkus.
1. Sampoerna
– Marlboro Crafted Authentic (Sampoerna) Rp 8.000-Rp10.000 per bungkus
2. Wismilak
– Wismilak Golden ARJA Rp 8.000-Rp 9.000 per bungkus
3. Minak Djinggo Rp 10.000 per bungkus
4. Lodije 99, Lodije Ijo, Lodjie Rp 6.000-Rp10.000 per bungkus
5. Rokok 169 Rp 7.000-Rp8.000 per bungkus
6. Aroma Slim Rp 9.000 per bungkus
7. Rokok Juara Ginseng Rp 10.000 per bungkus
Selain rokok di bawah Rp 10.000 ribu per bungkus, ada beberapa rokok yang harganya juga tergolong murah, tidak lebih dari Rp 20.000 per bungkus.
1. Sampoerna
– Marlboro Filter Black Rp 20.600 per bungkus
– Philip Morris Magnum 12 Rp 18.300 per bungkus
– Marlboro Advance Rp 17.000-Rp 19.000 per bungkus
2. Djarum
– Djarum Super Next & Djarum Wave Rp 17.000-Rp19.000 per bungkus
– Djarum 76 Madu Hitam Rp 12.000-Rp 13.000 per bungkus
3. City Lite Rp 14.000-Rp 16.000 per bungkus
4. Kansas American Blend Rp 11.000-Rp 12.000 per bungkus
5. Aroma Mile Rp 15.000-Rp 16.000 per bungkus
6. Esse Bana Pop Rp 21.000 per bungkus
7. Camel Mild Intense Blue Rp 20.000 per bungkus
8. Camel Mild Option Yellow Kretek Rp 15.000-Rp16.000 per bungkus
9. Hero Casual Bold Rp 13.000-Rp16.000 per bungkus
Ogah PKPU, Nasabah Desak OJK Segera Pailitkan Wanaartha Life
Kuasa hukum nasabah korban asuransi Wanaartha Life, Benny Wullur mengatakan, pihaknya meminta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk mengabulkan permohonan pailit terhadap Wanaartha Life yang telah diajukan.
“Saya telah melakukan pertemuan dengan OJK sesuai undangan yang disampaikan kepada kantor hukum kami sehubungan dengan adanya permohonan PKPU dan terkait permohonan pailit kita terhadap asuransi Wanaartha ini dapat di kabulkan atau diterima oleh OJK,” ujarnya melalui YouTube, Senin (31/10/2022).
Benny menjelaskan, hal itu sesuai ketentuan Undang-Undang nomor 40 tahun 2014 tentang perasuransian pasal 51. Menurutnya, jika ingin mengajukan kepailitan harus ada persetujuan dari OJK.
“OJK tadi telah mengajak berbincang-bincang dengan saya ini diwakili oleh pak Wayan dkk mengenai apa sih sebetulnya dampak positif yang dapat diperoleh kalau dilakukan atau dikabulkannya permohonan pailit kita,” tuturnya.
Benny memaparkan, jika mengajukan permohonan pailit melalui PKPU, akan sangat sulit mengingat dana nasabah diduga telah dibawa kabur oleh si pemilik Evelina Larasati Fadil maupun Manfred Armin Pietruschka. “sampai saat ini tidak diketahui ada dimana sehingga lebih tepat menurut saya kalau Wanaartha ini dikabulkan permohonan pailit,” imbuhnya.
Benny melanjutkan, banyak nasabah yang tidak memahami terkait konsep pailit. Sebab, selama ini kepailitan sering dianggap akhir dari segalanya. Padahal, jika perusahaan masih dinilai layak oleh para kurator namun mengalami kondisi keuangan yang sulit, diminta melakukan going concern.
“Jadi masih diperbolehkan, usahanya masih jalan cuma kurator disini yang menandatangani semuanya karena perusahaannya sudah dibawah kemampuan. Sudah tidak cakap lagi direkturnya segala,” jelasnya.
Benny menyebut, jika mengajukan permohonan melalui PKPU dapat menghabiskan waktu yang lama. Para nasabah saat ini hanya dapat menunggu sementara OJK sudah melakukan sanksi terhadap asuransi Wanaartha yaitu pembatasan kegiatan usaha atau PKU seluruh usaha Wanaartha tidak bisa jualan tapi LPK ditolak terus.
“Karena kita tau sama-sama sulit ini LPK karena sebagian dana sudah diduga dibawa lari pemilik yaitu Evelina atau Manfred. Diduga. Tapi kita tau kenyataan memang demikian. Sehingga kita mau diskusi etika baiknya ada dimana,” ucapnya.
“Atas dasar itulah kami sampaikan pendapat pada OJK. Satu yang saya minta apakah OJK mau bertanggung jawab seandainya ada nasabah Wanaartha yang sakit, misalnya sakit parah kanker gara-gara ga ada duit, meninggal. Gimana tanggung jawab OJK sebagai pengawasan dan perlindungan konsumen sebutnya.
“Terhadap yang lansia dan yang sehat pun butuh biaya hidup. Sementara proses hukum dijalankan kita tau ada nasabah yang mengajukan ke kepolisian dari tahun 2020 sekarang 2022 penetapan tersangkanya itupun belum selesai karena Evelin dan Manfred belum ketemu karena polisi terus bekerja,” lanjutnya.
Selain itu, lamanya proses hukum yang saat ini berjalan dapat merugikan para nasabah.
“Kalau misalnya baru 1 tahun lagi bergulir ke jaksa ini yang kami pertanyakan. Setahun lagi ke jaksa kemudian ke jaksa P21 baru nanti naik lagi ke pengadilan. Pengadilan taruh lah 6 bulan kemudian banding 6 bulan lagi , kasasi 1 tahun PK setahun lagi. Mobil-mobil yang disita Wanaartha itu sudah jatuh harganya juga,” sebutnya.
“Uang barangkali sudah inflasi sudah tak ada arti lagi ketika dibagikan pada para nasabah . Tentu sangat merugikan nasabah,” pungkasnya.

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT

source