JawaPos.com – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah menemukan obat yang cocok untuk mengatasi gagal ginjal akut progresif atipikal (GGAPA). Rencananya, ada 200 vial obat yang didatangkan pada tahap awal. Surabaya berharap daerah-darah yang sudah ada kasus bisa mendapatkan jatah obat itu.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi belum bisa memastikan apakah obat tersebut bakal masuk Surabaya atau tidak. Namun, karena di Surabaya ada rumah sakit rujukan, sangat mungkin kota ini akan masuk list.
Dia mengatakan, obat untuk kasus GGAPA itu tidak berdasar permintaan masing-masing daerah. Tetapi, berdasar ketentuan Kemenkes. Distribusinya dilakukan seperti vaksin Covid-19.
’’Kalau ditanya jumlahnya berapa, aku yo gak iso jawab yoan. Tapi, ada hitung-hitungannya seperti vaksin Covid-19. Jumlah penduduknya berapa dan sebagainya,’’ paparnya.
Meski demikian, Eri menyebut enggan hanya menunggu obat itu datang. Apalagi, belum bisa dipastikan kapan didistribusikan. Karena itu, dia meminta jajarannya untuk lebih waspada.
’’Saya sudah berkoordinasi dengan kepolisian ya. Besok atau lusa kami lakukan pengecekan ke apotek. Apakah masih jual obat yang dilarang sesuai surat edaran atau tidak,’’ ujarnya.
Menurut dia, dinas kesehatan (dinkes) dan puskesmas juga telah melakukan upaya jemput bola. Yakni, datang langsung ke warga apabila ada laporan gejala mirip GGAPA agar penanganan yang pas bisa segera dilakukan.
’’Sampai sekarang kami belum menerima laporan tambahan kasus baru. Yang pasti, data itu datang dari Kemenkes. Jadi, kami tidak bisa sembarangan menyampaikan ada tambahan atau tidak karena semua dari pusat,’’ tegasnya.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut bakal mengimpor 200 vial obat untuk GGAPA dari Singapura dan Australia. Obat seharga Rp 16 juta per vial itu disebut ampuh menangani kasus gagal ginjal akut. Uji coba pun sudah dilakukan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo.
’’Nama obat antidotnya Fomepizole. Satu vial Rp 16 juta. Untuk sementara kita yang tanggung, diberikan gratis ke pasien,’’ papar Budi beberapa waktu lalu.
Editor : Dhimas Ginanjar
Reporter : gal/c7/git
Saksikan video menarik berikut ini:
© PT Jawa Pos Grup Multimedia

source