BOJONEGORO, Radar Bojonegoro – Program KIE Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting oleh BKKBN bersama Mitra Kerja Anggota Komisi IX DPR RI pada Senin, 17 Oktober 2022 bertempat di Balai Desa Cancung Kecamatan Bubulan Kabupaten Bojonegoro.
Sosialisasi ini dihadiri oleh Bpk Abidin Fikri selaku anggota Komisi IX DPR RI yg diwaliki oleh wakil ketua Bambang Sutriono selaku Wakil Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Bojonegoro.
BKKBN Provinsi Jawa Timur diwakilkan kepada Ibu Sofia Hanik dari koordinator bidang ADPIN.
Kepala Dinas DP3AKB Kabupaten Bojonegoro diwakili Supardi. Menurutnya, dalam pencegahan stunting ada satu tahapan yg akan menjadi bahasan utama, yaitu memperhatikan 1000 hpk bayi.
Menurut Bambang, hal tersebut bisa dilakukan dengan cara menjaga asupan makanan tetap sehat. Artinya, calon ibu harus memperhatikan kecukupan gizi sejak awal kehamilan. Asupan gizi yg cukup akan menjadikan janin tumbuh dan berkembang dengan baik.
Sehingga pencegahan stunting dapat diminimalkan. Setelah melahirkan, pencegahan stunting tersebut berlanjut keperiode menyusui.
Ibu harus mengetahui cara pemberian asi yg benar agar anak tidak mengalami gizi buruk. Kemudian dilakukan pemberian asi yang benar untuk tumbuh kembang anak.
Sofia Hanik menjelaskan, ada beberapa buku yang diterbitkan oleh pemerintah dalam mengurangi angka stunting di masyarakat. Salah satu hal yang menjafi topik utama adalah berbagai menu sehat atasi stunting.
Selain itu, ada beberapa kegiatan yang disosialisasikan berupa dapur sehat menu stunting di posyandu-posyandu untuk masyarakat desa setempat.
Selama 1000 hpk anak dimulai dari awal kehamilan hingga 2 tahun setelah lahir sangat penting untuk memenuhi kebutuhan dasar agar tumbuh kembang optimal.
Dua tahun pertama merupakan periode krisis/critical window, pada fase ini anak harus mendapatkan asupan makanan dg gizi optimal. Dimulai dari pemberian asi sampai 6 bulan, kemudian mpasi dan pemberian snack yg sesuai dg standar kesehatan.
Supardi memaparkan dalam proses penyembuhan stunting, maka diharapkan ibu dan bayi harus sering-sering konsultasi ke posyandu/puskesmas terdekat. Pemerintah sudah berupaya dalam program pembentukan Tim Pendamping Keluarga (TPK).
Program tersebut mempunyai andil dalam edukasi calon pengantin, ibu hamil dan orang tua/ keluarga mengenai program pencegahan stunting.
Pendampingan oleh pemerintah dimulai dari level terbawah melalui desa dan kegiatan posyandu, puskesmas, kabupaten, sampai pada level provinsi. Bersama-sama pemerintah akan bergotong royong dengan masyarakat dalam mencegah kasus stunting agar semakin mengerucut dan menurun. (*)
BOJONEGORO, Radar Bojonegoro – Program KIE Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting oleh BKKBN bersama Mitra Kerja Anggota Komisi IX DPR RI pada Senin, 17 Oktober 2022 bertempat di Balai Desa Cancung Kecamatan Bubulan Kabupaten Bojonegoro.
Sosialisasi ini dihadiri oleh Bpk Abidin Fikri selaku anggota Komisi IX DPR RI yg diwaliki oleh wakil ketua Bambang Sutriono selaku Wakil Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Bojonegoro.
BKKBN Provinsi Jawa Timur diwakilkan kepada Ibu Sofia Hanik dari koordinator bidang ADPIN.
Kepala Dinas DP3AKB Kabupaten Bojonegoro diwakili Supardi. Menurutnya, dalam pencegahan stunting ada satu tahapan yg akan menjadi bahasan utama, yaitu memperhatikan 1000 hpk bayi.
Menurut Bambang, hal tersebut bisa dilakukan dengan cara menjaga asupan makanan tetap sehat. Artinya, calon ibu harus memperhatikan kecukupan gizi sejak awal kehamilan. Asupan gizi yg cukup akan menjadikan janin tumbuh dan berkembang dengan baik.
Sehingga pencegahan stunting dapat diminimalkan. Setelah melahirkan, pencegahan stunting tersebut berlanjut keperiode menyusui.
Ibu harus mengetahui cara pemberian asi yg benar agar anak tidak mengalami gizi buruk. Kemudian dilakukan pemberian asi yang benar untuk tumbuh kembang anak.
Sofia Hanik menjelaskan, ada beberapa buku yang diterbitkan oleh pemerintah dalam mengurangi angka stunting di masyarakat. Salah satu hal yang menjafi topik utama adalah berbagai menu sehat atasi stunting.
Selain itu, ada beberapa kegiatan yang disosialisasikan berupa dapur sehat menu stunting di posyandu-posyandu untuk masyarakat desa setempat.
Selama 1000 hpk anak dimulai dari awal kehamilan hingga 2 tahun setelah lahir sangat penting untuk memenuhi kebutuhan dasar agar tumbuh kembang optimal.
Dua tahun pertama merupakan periode krisis/critical window, pada fase ini anak harus mendapatkan asupan makanan dg gizi optimal. Dimulai dari pemberian asi sampai 6 bulan, kemudian mpasi dan pemberian snack yg sesuai dg standar kesehatan.
Supardi memaparkan dalam proses penyembuhan stunting, maka diharapkan ibu dan bayi harus sering-sering konsultasi ke posyandu/puskesmas terdekat. Pemerintah sudah berupaya dalam program pembentukan Tim Pendamping Keluarga (TPK).
Program tersebut mempunyai andil dalam edukasi calon pengantin, ibu hamil dan orang tua/ keluarga mengenai program pencegahan stunting.
Pendampingan oleh pemerintah dimulai dari level terbawah melalui desa dan kegiatan posyandu, puskesmas, kabupaten, sampai pada level provinsi. Bersama-sama pemerintah akan bergotong royong dengan masyarakat dalam mencegah kasus stunting agar semakin mengerucut dan menurun. (*)
PT. Bojonegoro Intermedia Pers Digital
Jl. Ahmad Yani No.39 Bojonegoro
Mobile: 0851 5618 4830 (WA)
Telp: 0353-892000