Regional
Kategori
Event
Channels
DOWNLOAD IDN APP SEKARANG!
Medan, IDN Times – Novanila Watyi (39) tersenyum cerah saat IDN Times bersama Sekretaris Lurah Sicanang Belawan, Yusniar, berkunjung ke rumahya, di Jalan Kelapa, Lingkungan 19 Kelurahan Belawan Sicanang, Jumat (30/9/2022). Dia mengarahkan langkah kaki tamunya, agar tidak terendam air rob yang menggenang di halaman rumahnya.
Rumah berwarna kuning yang catnya mulai luntur itu terlihat sunyi. Seorang bocah berusia 4,9 tahun, terlihat antusias mengikuti ibunya menyambut tamu. Dialah Jaya Prasetyo, anak bungsu Novanila yang pada bulan Agustus 2022 dinyatakan bebas stunting oleh Puskesmas Kelurahan Belawan Sicanang.
Jaya yang mengenakan kaus dalam berwarna putih terlihat sehat. Putra dari Novanila bersama Nirwanto (48) ini mengikuti kemanapun ibunya bergerak. Sejak bulan September Jaya sangat aktif. Tidak terlihat bahwa bulan Februari, Jaya adalah satu dari 74 anak di Kelurahan Belawan Sicanang yang didiagnosa stunting. Berat badan Jaya sekarang 15,4 kg.
Novanila berkisah, Jaya lahir dengan masa kandungan yang cukup. Hanya saja karena kondisinya yang kurang sehat. Jaya sempat masuk inkubator selama 2 hari. Saat sedang mengandung Jaya, Novalina mengaku pernah beberapa kali mengalami pendarahan.
Pada usia 9 bulan, Jaya dinyatakan stunting oleh Puskesmas Belawan Sicanang karena berat badannya yang tidak naik selama bulan Februari 2022.
Pola asupan gizi untuk Jaya terkendala faktor ekonomi keluarga. Novanila hanya berharap pada gaji Nirwanto sebagai buruh bongkar muat kapal di Pelabuhan Ujung Baru Belawan, yang tidak sampai Rp2juta per bulan. Sementara ia membutuhkan biaya belanja kebutuhan sehari-hari Rp30ribu hingga Rp50ribu perhari. Belum lagi untuk membayar keperluan sekolah anak sulungnya, Fahri Alfahrizi (14) yang sekarang duduk di kelas 3 SMP.
Jika uang minus, maka Novanila harus mencari pinjaman uang kepada tetangga atau siapapun yang memberikannya.
Sejak lahir, kata Novanila, Jaya tidak pernah menyukai ASI. Sehingga akhirnya Jaya diberi susu formula, jika ia ada uang, atau dari bantuan Kelurahan/Posyandu. Jika uang tidak ada dan bantuan susu dari Posyandu kosong, Jaya diberikan susu kental manis (SKM), yang dikira Nova mempunyai kandungan gizi untuk anaknya. Sejak usia tiga tahun hingga sekarang, Jaya terbiasa meminum SKM. Makanan yang sering diberikan kepadanya, mie instan. Sesekali jika Novanila punya uang, dia membeli ayam atau ikan.
“Sayur-sayur gak pernah dimakannya. Mie goreng (instan) pakai nasi dia suka makan, nanti telur mata sapi juga,” kata Novanila.
Kebutuhan gizi yang tidak mencukupi, membuat berat badan Jaya yang berusia 4 tahun, turun hingga menjadi 13-14 kg, sejak November 2021 hingga Juli 2022.
Karena terdata sebagai anak stunting di Kelurahan Belawan Sicanang, pada bulan April 2022, Jaya mulai mendapatkan makanan bergizi dari Program Makan Tambahan (PMT) Dinas Ketahanan Pangan (Ketapang) Kota Medan, yang dikelola oleh Kelurahan Sicanang Belawan selama 35 hari.
Kabar terbebas dari stunting juga diterima Neha Humairah, anak perempuan berusia 3 tahun, bungsu dari ayah tunggal, Muhammad Kudri, warga Lingkungan 5 Belawan Sicanang.
Neha kini terlihat lincah. IDN Times menemuinya saat Neha sedang diasuh oleh tetangganya, Jumaya, seorang ibu yang sehari-hari berprofesi sebagai bilal mayat.
Jumaya mengatakan, ibu Neha sudah meninggal dunia pada 2020, saat Neha masih berumur 1 tahun. Selama dua tahun ini, Neha diasuh oleh Jumaya, saat ayah Neha, Kudri, bekerja, dan kakaknya bersekolah.
“Saya membantu karena prihatin dengan kondisi Neha. Kasihan dia sudah ditinggal ibunya sejak masih kecil sekali,” ungkap Jumaya.
Saat IDN Times mengunjungi Neha, Kudri sedang bekerja. Jumaya bercerita, Kudri adalah buruh sebuah usaha perabot. Meski pagi-pagi sudah berangkat bekerja, namun Kudri menyiapkan makanan anak-anaknya terlebih dahulu. Setiap pagi ia memasak makanan untuk anak-anaknya. Makanan yang dimasak Kudri inilah yang diberikan Jumaya kepada Neha setiap waktu makan siang, saat Kudri masih di tempatnya bekerja.
“Saya bantu menyuapinya makan, karena dia masih sangat kecil, kalau tidak kita suapin dia tidak bisa makan dengan banyak,” kata Jumaya yang membantu merawat Neha tanpa dibayar.
Baca Juga: [BREAKING] BMKG Sebut Gempa Taput Sebabkan Kerusakan dan Korban Jiwa
Pada bulan Mei 2022, Neha juga mendapatkan makanan gizi seimbang dari program PMT Dinas Ketahanan Pangan Kota Medan yang dikelola Kelurahan Belawan Sicanang. Hasilnya, kini Neha sudah terbebas dari stunting. Berat badannya perlahan naik dan kecerdasannya terus meningkat.
“Meski tinggi badan Neha saat ini masih kurang jika dibandingkan dengam anak lain, namun kecerdasan Neha tidak terganggu,” kata Jumaya.
Merujuk dari informasi Kementerian Kesehatan, anak perempuan berusia 3 tahun harus memiliki berat badan ideal 13,9 kg dengan tinggi 83-95 cm. Namun, di Kartu Menuju Sehat (KMS) Neha memiliki berat badan 11,3 kg pada (14/7/2022) dari sebelumnya hanya 10,4 kg (14/5/2022). Artinya ada peningkatan perbaikan kesehatan tubuh karena asupan gizi.
Saat ini, Kelurahan Sicanang Belawan masih berupaya untuk menekan angka stunting, sehingga membuat program bernama Dapur Sehat Atasi Stunting (Sicanang D’ Best). Program ini diinisiasi secara pribadi oleh Lurah Sicanang Belawan, Deby Fauziah.
Ketua TPKK Kelurahan Belawan Sicanang, Ratni Erwinda mengatakan, dana program Sicanang D’ Best berasal dari kantong pribadi Lurah dan sumbangan beberapa donatur yang peduli. Karena keterbatasan dana, program ini baru dapat mereka berikan kepada 20 anak-anak stunting di Kelurahan Belawan Sicanang. Dalam seminggu, sebanyak tiga kali, yaitu pada hari Selasa, Rabu dan Kamis, anak-anak mendapatkan makanan gizi seimbang. Para ibu kader Posyandu dan PKK membantu memasak makanan. Program ini akan berlangsung selama enam bulan.
“Kami terus berupaya membantu anak-anak yang mengalami stunting di daerah kami. Alhamdulillah ada orang-orang yang peduli membantu,” kata Ratni Erwinda.
Kerjasama dari semua elemen kelurahan, mulai dari masyarakat, kader Posyandu, PKK, pemerintah, dalam pengentasan stunting terlihat di Kelurahan Belawan Sicanang. KTU Puskesmas Sicanang Belawan, Susanti mengatakan, ia selalu melakukan kunjungan ke masyarakat dan membuat penyuluhan tentang asupan gizi anak, kelas hamil serta edukasi remaja.
“Stunting ada ketika ibunya tidak bergizi dan anak yang baru lahir diberikan susu formula. Kita sedang menggencarkan ASI selama 1 tahun. Jadi, mudah-mudahan dengan begitu kita tidak menemukan anak stunting lagi,” jelasnya.
Menurut Susanti, pola pikir ibu hamil tentang susu formula, ASI, gizi seimbang, juga harus diubah. “Ini poin penting. Ibu hamil harus paham makanan bergizi seperti apa yang dibutuhkan anak,” kata Susanti.
Kasus stunting kini menjadi sorotan di Kota Medan. Pemerintah Kota Medan saat ini meminta agar OPD dapat menjadi atau mencari bapak asuh untuk anak-anak stunting.
Baca Juga: [BREAKING] Ada 50 Kali Gempa yang Mengguncang Tapanuli Utara
kamu sudah cukup umur belum ?