Jakarta, CNBC Indonesia – AstraZeneca mencatat lonjakan pendapatan yang besar dari vaksin virus corona untuk pertama kalinya. Perusahaan mencatat pendapatan setahun penuh sebesar US$ 37,4 miliar atau sekitar Rp 536 triliun. Angka tersebut meningkat 38% dari tahun 2020.
Sebagian dari pendapat tersebut berasal dari penjualan vaksin COVID-19 senilai US$ 4 miliar yang dikembangkan bersama Universitas Oxford, demikian dikutip dari ABC News, Jumat (18/2/2022)
Meskipun pendapatan meningkat, AstraZeneca melaporkan kerugian sebelum pajak sebesar US$ 265 juta karena biaya dari pembelian perusahaan obat AS Alexion Pharmaceuticals dan penelitian obat baru.
Dalam tiga bulan hingga September 2021, perusahaan mengatakan pendapatan melonjak sekitar 50%. Peningkatan ini disebabkan oleh penjualan lebih dari US$1 miliar dalam bentuk vaksin Covid-19.
Dan untuk pertama kalinya dicatat pendapatan senilai US$1,3 miliar dari unit bisnis penyakit langka setelah akuisisi Alexion baru-baru ini.
AstraZeneca memperkirakan total penjualan grup akan meningkat dengan persentas yang tinggi pada 2022. Akan tetapi mereka mengatakan pendapatan Covid-19 akan turun dengan persentase rendah.
Chief executive Pascal Soriot mengatakan AstraZeneca telah menepati janji perusahaan tentang akses yang luas dan adil ke vaksin Covid-19 dengan 2,5 miliar dosis yang dirilis untuk pasokan di seluruh dunia.
“AstraZeneca melanjutkan lintasan pertumbuhannya yang kuat pada tahun 2021, dengan produktivitas penelitian dan pengembangan terdepan di industri, lima obat kami melewati ambang blockbuster baru, dan akuisisi dan integrasi Alexion,” katanya.
Soriot mengatakan perusahaan akan menaikkan dividen kepada pemegang saham sebesar 10 sen menjadi US$2,90 yang merupakan kenaikan pertama kalinya dalam satu dekade.