BIREUEN, AcehEkspres.com – Ketua tim penelitian Skim Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh, Dr Dra Sulastri, MSi, mengatakan, produk daun kelor di Kabupaten Bireuen bisa mencegah Stunting di daerah itu.
Produk dihasilkan dari bahan baku daun kelor oleh mahasiswa USK Banda Aceh yang Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan PKK di Gampong (Desa) Rambong Payong, Kecamatan Peusangan Siblah Krueng, Bireuen.
Sulastri menjelaskan kegiatan ini adalah salah satu penelitian Skim MBKM baru tahun 2022 ini dilaksanakan USK. Jadi pada penelitian MBKM reguler Mendikbudristek Dikti, mahasiswa berada diluar kampus 1 semester, guna melaksanakan kegiatan perkuliahan di masyarakat.
“Kegiatan dilaksanakan sembilan mahasiswa USK di Rambong Payong adalah KKN MBKM Tematik Wirausaha, dipilih gampong ini karena USK ingin memunculkan produk dari sumber alam local,” kata, Sulastri kepada AcehEkspres.com, saat Expo Inovasi Moringga di Rambong Payong, Rabu 6 Juli 2022.
Di gampong tersebut sudah ada Teh Moringga dari daun kelor, DPMG Aceh dihubungkan ke Gampong Rambong Payong dan mengirim mahasiswa untuk melakukan survei dan komitmen. Sampai disini mahasiswa bukan saja melibat teh moringga yang sudah ada, tapi masih ada potensi lain bisa dihasilkan dari daun kelor.
Oleh mahasiswa dari ekstrak daun kelor dibuat menjadi sabun transparan, yang sebelumnya sudah ada sabun tapi padat tidak kompatibel dan sebenarnya bisa produksi yang keliber dunia. Untuk bahan baku sabun perlu minyak kelapa, disini banyak pohon kelapa, jadi mahasiswa USK berinisiatif memproduksi VCO.
“VCO itu selain jadi bahan baku untuk buat sabun, bisa dijual untuk minyak terapi mengurangi berbagai macam penyakit seperti asam urat, rematik, kolesterol, dan sisa dari produksi VCO itu ada residu ada protein dan sisa minyaknya, dipanaskan jadilah minyak goreng,” ujar Sulastri.
Selain itu, mahasiswa memamfaatkan sampah rumah tangga seperti kulit nenas, sisa jeruk, daun moringga (daun kelor) diolah menjadi Eco Enzime, diproduksi tanggal 21 Juni dan dapat dipanen 21 September 2022.
“Eco Enzime ini hasil produksi dari labarotorium pusat lingkungan hidup di USK, manfaatnya untuk pupuk, turunan berikutnya bisa diubah jadi sabun, dan dapat digunakan untuk mengkookulasi protein pada tambak, sama seperti EM4, sehingga ikan-ikan mendapatkan sumber nutrisi lebih baik, ikan cepat gemuk,” katanya
Selain itu, turunannya bisa digunakan untuk obat terapi seperti nyeri, rematik, bengkak lutut. Jadi banyak sekali turunan dari eco enzime ini yang dapat diproduksi dan USK sudah banyak memproduksi, jadi sekarang hilirkan ke gampong.
Mahasiswa KKN prodi Kimia FKIP USK, selain sudah ada teh daun kelor yang telah dihasilkan masyarakat, dapat dikembang mahasiswa KKN USK menjadi aneka produk lainnya yaitu, sabun padat transparan, Minyak VCO, handy craft, eco enzyme, scrub moringa, masker wajah moringa, masker peel off, diolah jadi bakwan moringga, spaghetti moringa, dan mie moringga.
“Berharap mie moringga itu bisa kita produksi nanti semacam Pop Mie, untuk pencegahan stunting, jadi ini komplit dapat hasil produk kecantikan, makanan, untuk atasi limbah lingkungan, sampai pencegahan sunting, jadi tema KKN USK grand ekonomi dan stunting terkafer semuanya,” kata Sekretaris LPPM USK itu.
Kata dia, sebelum ke Rambong Payong, mahasiswa magang di Gampong Prada Banda Aceh, masyarakatnya sudah mulai mamfaatkan limbah plastik menjadi sovenir dan selanjutnya dikembangkan di Rambong Payong.
Ketua kelompok KKN MBKM USK Subhan Maulana Amri, mengatakan, kegiatan KKN dilaksanakan mulai 7 Juni s/d 7 Juli 2022, bersama 8 mahasiswa prodi Kimia FKIP USK lainnya yaitu, Ana Warlaini (bendahara), Askap Ramadani, Alsiva Nabila, Elen Triani, Fitriyah, Lia Hanifa (sekretaris), Raudhah Salsabila, Tasya Wahyuni.[]
Media referensi berita seputar Aceh, nasional dan internasional
© 2021-2022 AcehEkspres.com, Powered by GampongIT.com