Jakarta, CNBC Indonesia – Covid-19 telah bermutasi menjadi banyak varian, yang terbaru adalah Omicron. Omicron pertama kali diidentifikasi di Afrika Selatan pada November dan telah menyebar ke puluhan negara, termasuk Indonesia.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melabeli Omicron sebagai sebagai Variant of Concern (varian yang menjadi perhatian/VOC). Dengan kategori VOC tersebut, Omicron menjadi varian virus Corona yang diduga mampu menyebabkan peningkatan penularan serta kematian dan bahkan dapat mempengaruhi efektivitas vaksin.
Ciri-ciri gejala varian Omicron diketahui sedikit berbeda dari varian sebelumnya. Meski demikian, beberapa ahli menyebut gejala varian Omicron lebih ringan.
Kepala Asosiasi Medis Afrika Selatan, dr. Angelique Coetzee, menyebutkan gejala Omicron sangat berbeda dari varian Delta. Ia menyebut gejala Omicron sangat mirip dengan gejala pilek atau flu. Ciri-ciri gejala varian Omicron, antara lain sakit kepala, nyeri tubuh, dan tenggorokan gatal.
Sementara itu Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika Serikat (CDC) mengatakan gejala umum varian Omicron yang terdeteksi sejauh ini, yakni batuk kering dan tenggorokan gatal (89%), letih (65%), hidung tersumbat (59%), demam (38%), mual (22%), napas pendek atau kesulitan bernapas (16%), dan diare (11%).
Mengenai kemampuan penularannya, Kepala Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI), Dr Masdalina Pane, menjelaskan kemampuan menular Omicron lima kali lipat dari varian awal. Adapun vaksin booster disarankan untuk menghadapi varian tersebut.
Lalu, vaksin apa yang efektif untuk menghadapi varian baru asal Afrika Selatan ini? Berikut hasil riset sementara vaksin COVID-19 melawan varian Omicron.
Halaman Selanjutnya >>> Keampuhan Vaksin Melawan Omicron