TRIBUNKALTIM.CO, TENGGARONG– Tenaga Pelaksana Gizi (TPG) dari 21 Puskesmas di Kutai Kartanegara mendapat Pelatihan Konseling Pemberian Makanan Bayi dan Anak (PMBA).
Plt. Sub Koordinator Promkes Dinas Kesehatan Kabupaten Kukar, Nurul Fitriningsih mengatakan, tujuan kegiatan ini untuk membekali tenaga kesehatan dengan pengetahuan.
Juga, keterampilan dan alat bantu untuk mendukung ibu, ayah dan pengasuh dalam meningkatkan praktik pemberian makan kepada bayi dan anak, serta ibu hamil.
Menurut Nurul Fitriningsih hal tersebut perlu dilakukan agar pemantauan pertumbuhan, pemberian ASI, pemberian makanan pendamping ASI, pemberian makan pada ibu, bayi dan anak diberikan secara optimal.
Nurul Fitriningsih menyebutkan tenaga kesehatan sebagai fasilitator perlu dibekali informasi utuh tentang 1000 HPK, sehingga mampu menyampaikan kembali kepada konselor PMBA di tingkat posyandu.
Baca juga: ASI adalah Air Susu Ibu, Ini Manfaat untuk Bayi dan Cara Menjaga Kuantitas & Kualitas Produksi ASI
“Pemberian makan bagi bayi dan anak merupakan salah satu intervensi spesifik yang harus dilakukan dalam upaya pencegahan permasalahan gizi,” ujarnya, Senin (20/6/2022).
“Pemberian makan yang baik sejak lahir hingga anak usia 2 tahun merupakan syarat mutlak, dan itu kunci keberhasilan kualitas tumbuh kembang anak di masa mendatang,” sambung Nurul.
Sebagai informasi, ketersediaan Konselor PMBA memang belum menjangkau ke seluruh Puskesmas di Indonesia. Saat ini baru 11 provinsi yang melakukan pelatihan PMBA sampai ke tingkat Puskesmas dan kader.
Ini dilakukan oleh Kementerian Kesehatan dan telah didokumentasikan sebagai pembelajaran baik yang dapat diterapkan di Provinsi lain di Indonesia.
Tenaga konselor PMBA yang terlatih di Kabupaten Kutai Kartanegara pada tahun 2021 sebanyak 24 petugas.