Di Tengah Lonjakan Biaya Bahan Baku, Kalbe Farma Bukukan Laba Bersih Rp 2,49 Triliun
JAKARTA, KOMPAS.com – Perusahaan farmasi, PT Kalbe Farma Tbk (kode saham KLBF), masih mencatatkan pertumbuhan laba bersih hingga kuartal III-2022. Ini terjadi di tengah lonjakan inflasi yang mengakibatkan meningkatnya peningkatan biaya bahan baku.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, emiten dengan kode saham KLBF itu mencatatkan laba bersih sebesar Rp 2,49 triliun sampai dengan akhir September 2022. Ini meningkat 8,6 persen dibanding periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy) sebesar Rp 2,29 triliun.
Manajemen Kalbe Farma menyatakan, pertumbuhan laba bersih itu merupakan hasil dari pengelolaan atas peningkatan biaya bahan baku akibat lonjakan inflasi. Salah satu langkah yang diambil perusahaan ialah dengan menaikan harga produk.
“Pengelolaan portofolio dan pengelolaan efisiensi biaya operasional,” tulis manajemen, dalam keterangan resmi, Senin (31/10/2022).
Baca juga: Perkuat Rantai Pasok Produk Health Care, KLBF Bikin Perusahaan Baru
Kalbe Farma mencatatkan total pendapatan penjualan neto sebesar Rp 21,18 triliun sampai dengan akhir September 2022. Ini meningkat 10,9 persen secara yoy dari Rp 19,09 triliun.
Penjualan itu utamanya masih disumbangkan oleh divisi distribusi dan logistik dengan penjualan sbesar Rp 7,76 triliun. Kemudian, divisi nutrisi membukukan penjualan bersih sebesar Rp 5,75 triliun.
Lalu, divisi obat resep membukukan penjualan sebesar Rp 4,41 triliun. Terakhir, divisi produk kesehatan mencatatkan penjualan sebesar Rp 3,26 triliun.
Baca juga: Sanofi Diakuisisi Kalbe Farma, 32 Karyawan Menolak Melanjutkan Hubungan Kerja
Seiring dengan pertumbuhan penjualan, beban pokok penjualan Kalbe Farma tercatat mengalami kenaikan menjadi Rp 12,45 triliun. Namun demikian, pada pos beban umum dan administrasi dan beban operasi lainnya mengalami penyusutan.
“Perseroan terus melakukan peningkatan efisiensi pada kegiatan operasional untuk mempertahankan rasio laba usaha terhadap penjualan,” tulis manajemen.
Lebih lanjut manajemen Kalbe Farma menyatakan, dengan kondisi ekonomi yang mulai kembali pulih dan ekspektasi transisi Covid-19 ke arah endemi, perseroan menargetkan pertumbuhan penjualan bersih tahun 2022 menjadi sebesar 11 persen – 15 persen. Ini diikuti dengan proyeksi pertumbuhan laba bersih sekitar 11 persen – 15 persen.
“Walaupun menghadapi ketidakpastian yang meningkat karena krisis geopolitik global, perseroan berupaya menjaga ketersediaan produk dan meminimalkan dampak kenaikan harga bahan baku dengan melakukan efisiensi biaya dan strategi pengelolaan harga,” tulis manajemen.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.