Hepatitis akut masih terus jadi perbincangan. Banyak orang menduga penyakit misterius pada anak ini terkait dengan infeksi virus corona penyebab Covid-19.
Benarkah demikian?
Dokter spesialis anak, Melisa Anggraeni mengatakan bahwa kemungkinan ada kaitan diantara kedua penyakit tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurutnya, SARS-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19 sudah lama eksis. Tak cuma saluran napas, virus tersebut juga menginfeksi saluran pencernaan.
“Jadi virus ini bisa menyebabkan infeksi saluran napas atas, tapi juga bisa menyebabkan gangguan pencernaan seperti diare dan muntah,” ujar Melisa, dikutip dari Kulwap HaiBunda, Jumat (17/6). Diare dan muntah sendiri diketahui menjadi gejala umum hepatitis akut.
Jika kasus berjalan kepanjangan, virus penyebab Covid-19 itu sangat mungkin bisa mengakibatkan hal lain. Termasuk diantaranya menyebabkan hepatitis atau gangguan fungsi hati lainnya.
“Pada kasus yang berkepanjangan, memang bisa dia [SARS-CoV-2] menyebabkan hepatitis, dimana ada gangguan pada fungsi hatinya,” papar Melisa.
Kondisi ini, sebut Melisa, jelas mengancam anak-anak dengan daya tahan tubuh yang rendah.
Adenovirus diduga sebagai biang kerok dari hepatitis akut. Beberapa pasien hepatitis misterius ditemukan positif Adenovirus.
Melisa menjelaskan, para ahli menduga meningkatnya angka positif Adenovirus dipicu oleh pandemi Covid-19. “Jadi, semuanya terfokus pada Covid-19. Semuanya jadi isolasi di rumah dan Adenovirus ini jadinya jarang terpapar,” ujarnya.
Karena jarang terpapar, lanjut Melisa, virus tersebut bermutasi dan mungkin menyebabkan sebuah infeksi hepatitis yang kini diketahui.
Hepatitis akut pertama kali ditemukan di Inggris pada Maret lalu. Dari sana, penyakit menyebar ke sejumlah negara, termasuk Indonesia.
Masih belum diketahui pasti apa yang menyebabkan hepatitis akut. Hingga saat ini, para peneliti masih melakukan penyelidikan.
Orang tua perlu mewaspadai sejumlah gejala seperti diare, mual dan muntah, demam, sakit perut, dan penyakit kuning. Perhatikan juga warna urine yang terlalu pekat atau feses yang berwarna pucat.
Untuk mencegahnya, orang tua bisa menjaga kebersihan lingkungan di sekitar anak. Jangan lupa untuk membiasakan anak mencuci tangan baik sebelum dan sesudah makan, atau setelah menyentuh permukaan serta barang tertentu.
ADVERTISEMENT

source