Regional
Kategori
Event
Channels
DOWNLOAD IDN APP SEKARANG!
Jakarta, IDN Times — Sejumlah tokoh perempuan masuk dalam bursa pilpres 2024. Nama-nama besar seperti Ketua DPP PDIP Puan Maharani hingga Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mulai menghiasi hasil survei capres-cawapres 2024.
Dua tokoh tersebut memang belum secara resmi mendapatkan dukungan dari partai politik. Namun tak bisa dimungkiri, ceruk suara dari dua tokoh itu bisa sangat berpengaruh untuk meraih kemenangan.
Selain itu, publik juga dikejutkan dengan deklarasi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang mendukung Ganjar Pranowo-Yenny Wahid untuk maju dalam Pilpres 2024. Seberapa besar sebenarnya pengaruh tokoh perempuan dalam meraih ceruk suara dalam Pemilu 2024 nanti?
Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga, menyebut tokoh perempuan bisa meraih ceruk suara sama seperti tokoh laki-laki yang dicalonkan. Terutama bagi perempuan yang sudah menjadi tokoh masyarakat, tak hanya petinggi partai politik.
“Ketiga sosok itu memang punya kelebihan masing-masing dan memiliki ceruk suara yang berbeda-beda,” kata Jamiluddin saat dihubungi IDN Times, Senin (10/10/2022).
Dia menyorot Puan Maharani yang menjadi Ketua DPP PDIP sekaligus Ketua DPR RI. Popularitas Puan Maharani tentunya sudah tak lagi diragukan di masyarakat.
Puan juga didukung oleh partai untuk maju dalam Pilpres 2024, meski belum secara resmi.
Kendati kaya akan pengalaman, elektabilitas Puan belum bisa menyaingi kandidat capres lain seperti Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto yang malang melintang di sejumlah hasil survei.
“Hanya saja sampai saat ini elektabilitas Puan masih rendah. Ada kesan elektabilitasnya sulit dikerek, meskipun sudah dilakukan berbagai pendekatan memperkenalkan Puan,” ucap Jamiluddin.
Baca Juga: Puan Maharani Dapat Hadiah Mobil Listrik dari Airlangga Hartarto
Berbeda dengan Puan Maharani, dua nama tokoh perempuan lainnya adalah Khofifah Indar Parawansa dan Yenny Wahid, yang dinilai lebih mungkin meraih ceruk suara dari pemilih Islam.
Khofifah, kata Jamiluddin, memiliki pengalaman sebagai menteri dan menjabat sebagai Gubernur Jatim. Pengalaman di eksekutif dan pimpinan daerah itu semakin memperkuat posisi tawar Khofifah jika dicalonkan dalam Pilpres 2024.
“Elektabilitas Khofifah juga lumayan bagus, bahkan elektabilitasnya lebih baik dari Puan,” ujarnya.
Anggota PPP ini juga disebut memiliki basis umat Nahdliyin yang cukup kuat, sehingga bisa mengeruk suara NU.
“Hanya saja Khofifah lemah di ‘perahu’. Setidaknya peluang ‘perahunya’ tidak sebaik Puan,” ucap Jamiluddin.
Jamiluddin menilai Yenny wahid lebih dikenal sebagai aktivis NU dan pendiri PKB. Namun dalam internal PKB, Yenny tidak sejalan dengan Ketum Muhaimin Iskandar atau Cak Imin sehingga ia memilih diluar PKB.
“Basis massanya kuat, khususnya dari Gusdurian. Para Gusdurian sangat loyal terhadap keluarga Gusdur,” ucap Jamiluddin.
Hanya saja, sampai sekarang elektabilitas Yenny belum terlihat, sehingga belum diketahui keterpilihannya bila maju menjadi caprea atau capres.
“Jadi, dari tiga sosok itu, Puan paling berpeluang menjadi capres atau cawapres bila dilihat sari partai pengusungnya. Sementara Khofifah berpeluang menjadi capres atau cawapres bila dilihat dari elektabilitasnya. Sementara Yenny tampaknya dilihat dari elektabilitas dan pengusungnya masih sangat rendah,” pungkas Jamiluddin.
Baca Juga: PSI Ungkap Alasan Dukung Ganjar-Yenny Wahid Maju Pilpres 2024
kamu sudah cukup umur belum ?

source