TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Konsep sinergi Pentahelix memang sangat ampuh untuk mendorong tumbuh kembang sektor pariwisata. Seperti yang dilakukan 4 orang dosen Politeknik Negeri Banyuwangi (Poliwangi), melalui program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM).
Mereka adalah Muhamad Ari Perdana, S.Par, M.P.Par, Masetya Mukti, S.ST, M.M dan Ayu Wanda Febrian, S.Par, M.B.A.
Ketiganya adalah dosen Manajemen Bisnis Pariwisata. Dan satu lagi, Junaedi Adi Prasetyo, S.ST,M.Sc, dosen Teknik Informatika.
Dengan pengalaman dan keilmuan yang dimiliki, mereka menghadirkan pelayanan berbasis digital Virtual tour Reality (VR), di destinasi Taman Gandrung Terakota, di Dusun Krajan, Desa Tamansari, Kecamatan Licin, Banyuwangi, Jawa Timur.
Tak main-main, teknologi VR yang dihadirkan mampu menyuguhkan gambar sampai 360 derajat.
Wisatawan mengenakan alat Video Virtual tour Reality bantuan Dosen Poliwangi Banyuwangi kepada pengelola Taman Gandrung Terakota, Dusun Krajan, Desa Tamansari, Kecamatan Licin. (Foto: Syamsul Arifin/TIMES Indonesia)
Artinya, pengguna bisa menikmati pemandangan selayak dunia nyata.
Selepas mata memandang. Detil sudut demi sudut.
Sekejab inovasi yang tercetus dalam sinergi Pentahelix ini membawa nilai tawar baru untuk daya tarik wisata dengan keindahan alam pegunungan dan 1.000 patung penari gandrung tersebut.
Ketua program PKM, Muhamad Ari Perdana, S.Par, M.P.Par menyampaikan, dalam kegiatan ini pihaknya mengusung tema ‘Inovasi Atraksi Wisata Berbasis Video Virtual Tour Reality 360 Derajat Sebagai Alternatif Menghadapi Era Normal di Taman Gandrung Terakota Desa Tamansari Banyuwangi’.
Sesuai dengan tema, dia bersama ketiga rekan menyajikan pengalaman serta pelayanan baru dalam berwisata.
Khususnya kepada para wisatawan usia lanjut yang sedang berkunjung ke Taman Gandrung Terakota.
Karena tidak semua manula mampu menjelajah didestinasi unggulan Bumi Blambangan tersebut.
Guna percepatan manfaat, inovasi alat VR telah diserahterimakan kepada pihak pengelola Taman Gandrung Terakota, pada 8 Oktober 2022 lalu.
Dosen dan mahasiswa Poliwangi Banyuwangi, foto bersama usai menyerahkan alat Video Virtual tour Reality kepada pengelola Taman Gandrung Terakota, Dusun Krajan, Desa Tamansari, Kecamatan Licin. (Foto: Syamsul Arifin/TIMES Indonesia)
“Semoga adanya program dan bantuan alat VR ini dapat membantu Taman Gandrung Terakota untuk meningkatkan daya tarik wisata dan bisa dijadikan alternatif atraksi wisata berbasis digital baru,” ucap Muhamad Ari Perdana, Senin (17/10/2022).
Disebutkan, inovasi VR terinspirasi dari hantaman pandemi Covid-19 lalu.
Yakni teknologi yang memungkinkan seseorang tidak perlu kemana-mana namun bisa menikmati pemandangan seolah sedang berada dialam bebas.
Di sisi lain, sektor pariwisata merupakan sektor yang terbukti tetap bisa eksis berdampingan dengan pandemi Covid-19.
Tentunya dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat serta CHSE atau Cleanliness (kebersihan), Health (kesehatan), Safety (keamanan), dan Environment Sustainability (kelestarian lingkungan).
“Ditambah keberadaan alat VR, kami optimis sektor wisata bisa lebih tumbuh dan berkembang,” ujarnya.
Program PKM sekaligus sinergi Pentahelix yang digagas 4 orang dosen Poliwangi Banyuwangi, ini merupakan wujud peran serta aktif kalangan akademisi dalam mendorong percepatan pembangunan serta peningkatan perekonomian.
Guna menjunjung semangat pengabdian kepada masyarakat, di sini mereka juga turut melibatkan sejumlah mahasiswa dan alumni.
Untuk diketahui, Pentahelix merupakan kolaborasi 5 unsur dalam mendorong optimalisasi atau suksesi pertumbuhan sektor pariwisata. Unsur tersebut salah satunya adalah akademisi. Sedang 4 unsur lainnya meliputi pelaku usaha, komunitas, pemerintah dan media. (*)
**) Dapatkan update informasi pilihan setiap hari dari TIMES Indonesia dengan bergabung di Grup Telegram TI Update. Caranya, klik link ini dan join. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi Telegram di HP.
11/08/2022 – 17:08
Copyright 2014 – 2022 TIMES Indonesia. All Rights Reserved.
Page rendered in 12.3300 seconds. Running in Unknown Platform