TRIBUNJATENG, SRAGEN – Remaja putri di Kabupaten Sragen diajak konsumsi tablet tambah darah secara berkala. Selain mengatasi anemia, tablet tambah darah juga bermanfaat untuk mengatasi stunting.
Hal itu disampaikan Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati usai gerakan meminum tablet tambah darah bersama yang diikuti puluhan siswi tingkat SMA di acara Pameran Inovasi Kesehatan (Pikes) di alun-alun. Yuni juga menyempatkan diri untuk berbincang dengan sejumlah siswi perihal apa pentingnya tablet tambah darah.
“Remaja putri harus makan makanan yang bergizi, jangan hanya jajan yang banyak micin yang tidak bermanfaat.”
“Kemudian jangan lupa untuk minum obat tablet tambah darah secara berkala apabila dibutuhkan saja,” kata Yuni.
Baca juga: Resmikan Kampung Digital Laweyan, Gibran Harap Bisa Geliatkan Perekonomian Digital
Baca juga: Dongeng Anak Sebelum Tidur Sayap Burung Alap-Alap
Baca juga: 40 Miras Disita Saat Penertiban, Petugas Tutup Tempat Karaoke di Donorojo Jepara
Pada Pameran Inovasi Kesehatan itu, Bupati Sragen langsung mengunjungi seluruh stand yang ada untuk menilai dan juga menjajal inovasi yang dipamerkan. Ditemui usai berkeliling, Yuni menyampaikan inovasi Pikes dari Puskesmas disesuaikan dengan kasus tinggi di masing-masing daerah. Dia mengatakan fungsi dari puskesmas adalah aspek promotif.
Dia mengatakan seluruhnya membuat sistem dan aplikasi bagaimana masyarakat bisa teredukasi dengan baik dengan sistem yang dibuat tersebut.
“Ada yang hipertensi, ada yang jantung kemudian kalau di rumah sakit lebih pada perbaikan sistem di internal mereka. Semua menarik, karena masing-masing punya target dan sasaran sendiri,” jelas Yuni.
Seperti di Puskesmas Kedawung yang fokus di TBC, ada pula yang fokus pada penanganan stunting, ada pula yang fokus pada kematian ibu dan bayi dan masih banyak lagi.
Dengan berbagai inovasi ini, dirinya berharap para nakes mudah untuk memberikan edukasi kepada masyarakat sehingga pesan yang akan disampaikan diterima dengan baik.
“Dengan inovasi ini, angka stunting pun menurun, seperti di Sumberlawang dari 10 persen turun ke 5 persen. Itu gunanya inovasi bisa menyasar langsung ke masyarakat langsung,” katanya
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sragen Hargiyanto menambahkan meminum tablet tambah darah juga merupakan salah satu cara pencegahan stunting.
Dia mengatakan hasil penelitian secara nasional, 30 persen remaja putri kekurangan darah. Hargi melanjutkan pihaknya juga membentuk kader kesehatan remaja.
“Ada posyandu remaja supaya bisa mensosialisasikan bahwa remaja perlu minum tablet tambah darah, kenapa remaja putri? karena remaja setiap bulan menstruasi dan juga kebanyakan kurang makan sayur,” katanya.
Hargi mengatakan selain itu, remaja putri dalam kurun waktu 3-5 tahun setelah lulus SMA akan menikah dan hamil. Jika kena anemia dikhawatirkan anaknya bisa terkena stunting.
Harga mengatakan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) pada 2018, angka stunting mencapai 18,8 persen. Pihaknya mentargetkan pada 2024 nanti akan dibawah 14 persen.
“Capaian kita sebenarnya sudah bagus, dari 39 persen ke 18 persen itu saja kalau kita kroscek ke daerah angkanya dibawah itu. 2024 kita yakin kurang dari 14 dengan sistem inovasi yang ada,” pungkasnya. (uti)