Jakarta, CNBC Indonesia – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan bahwa Indonesia telah memperoleh 200 vial obat antidotum Fomepizole dari perusahaan farmasi asal Jepang, Takeda. Obat tersebut akan digunakan untuk mengobati pasien Gangguan Gagal Ginjal Akut Progresif Atipikal (GgGAPA) yang menjangkit anak-anak di Indonesia.
Juru Bicara (Jubir) Kemenkes, dr. Mohammad Syahril mengatakan, 200 vial obat hasil donasi tersebut dijadwalkan akan tiba di Tanah Air pada minggu depan dan akan segera didistribusikan ke seluruh rumah sakit milik pemerintah.
“Insya Allah dalam waktu dekat, kita sudah mendapatkan kesanggupan obat antidotum fomepizole sebanyak 200 vial lagi yang akan didatangkan dari Jepang. (Obat ini) merupakan donasi dari perusahaan Takeda,” sebut Syahril dalam konferensi pers daring, Kamis (27/10/2022).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT

Sebelumnya, pemerintah telah mendatangkan 30 vial obat penangkal untuk mengobati keracunan Etilen Glikol (EG) dari Singapura dan 16 vial dari Australia secara bertahap. Syahril menegaskan, obat Fomepizole ini akan diberikan kepada pada pasien secara gratis.
“Obat Fomepizole ini sepenuhnya diberikan secara gratis atau tidak berbayar kepada pasien sebagai bagian dari tanggung jawab pemerintah untuk menangani kasus gagal ginjal ini,” tegas Syahril dalam kesempatan yang sama.
Kasus Gagal Ginjal Akut Progresif Atipikal (GgGAPA) yang menyerang anak-anak di Indonesia mengalami peningkatan signifikan dalam dua bulan terakhir. Hingga Rabu (26/10/2022), Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah menerima 269 laporan kasus dengan 157 laporan kematian dari 27 provinsi.

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT

source