Jakarta, CNBC Indonesia – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada perdagangan Jumat (28/10/2022) akhir pekan lalu.
Menurut data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup melemah 0,5% ke posisi 7.056,04. IHSG masih sulit untuk kembali ke level psikologis 7.100.
Sepanjang pekan lalu, IHSG hanya menguat 0,55% secara point-to-point (ptp).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Nilai transaksi indeks pada perdagangan Jumat pekan lalu mencapai sekitaran Rp 13 triliun dengan melibatkan 23 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1,1 juta kali. Sebanyak 184 saham menguat, 348 saham melemah, dan 160 saham mendatar.
Pada perdagangan akhir pekan lalu, investor asing mencatatkan pembelian bersih (net buy) sebesar Rp 146 miliar di pasar reguler. Namun di pasar tunai dan negosiasi, asing tercatat net buy cukup besar yakni mencapai Rp 1,31 triliun.
Di tengah melemahnya IHSG pada akhir pekan lalu, beberapa saham menjadi top gainers. Berikut sepuluh saham yang menjadi top gainers pada perdagangan Jumat pekan lalu.
Saham emiten properti yakni PT Maha Properti Indonesia Tbk (DFAM) berada di posisi kedua dalam deretan top gainers pada perdagangan akhir pekan lalu. Saham MPRO ditutup meroket 34,34% ke posisi harga Rp 266/saham.
Nilai transaksi saham MPRO pada perdagangan Jumat pekan lalu mencapai Rp 101,97 juta dengan volume transaksi yang diperdagangkan hanya sebanyak 95.600 lembar saham. Namun, asing melepas saham MPRO cukup kecil yakni hanya Rp 91.000.
Jika melihat data perdagangan, sejak perdagangan 24 Oktober hingga akhir pekan lalu, saham MPRO mencatatkan penguatan sebanyak 4 kali dan melemah sekali.
Dalam sepekan terakhir, saham MPRO melejit 78,57% dan dalam sebulan terakhir, saham MPRO melonjak hingga 52,03%.
Belum diketahui penyebab melesatnya harga saham MPRO. Keterbukaan informasi perseroan terakhir yakni perihal perubahan Anggaran Dasar Perusahaan MPRO.
Jika menilik kinerja laporan keuangannya per semester I-2022, MPRO justru mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 13,2 miliar, dari sebelumnya pada periode semester I-2021 yang masih mencatatkan laba bersih sebesar Rp 412,5 juta.
Selain saham MPRO, terdapat pula saham emiten asuransi umum yakni PT Malacca Trust Wuwungan Insurance Tbk (MTWI), yang harga sahamnya melejit 25% menjadi Rp 1.125/saham.
Nilai transaksi saham MTWI pada perdagangan akhir pekan lalu mencapai Rp 52 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 267,62 juta lembar saham. Asing mengoleksinya sebesar Rp 11,71 juta di pasar reguler.
Menurut data perdagangan, sejak perdagangan 24 Oktober hingga akhir pekan lalu, saham MTWI mencatatkan penguatan sebanyak 3 kali dan melemah sebanyak 2 kali.
Dalam sepekan terakhir, saham MTWI melesat hingga 45,32% dan dalam sebulan terakhir, saham MTWI juga melonjak hingga 53,03%.
Jika menilik kinerja laporan keuangannya per semester I-2022, MTWI masih mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 4,12 miliar.
Kabar terbaru menyebutkan bahwa MTWI telah berhasil mengantongi izin right issue dan akan melakukan aksi penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu I (PMHMETD I) sebanyak-banyaknya 1,39 miliar saham dengan nilai nominal Rp100 per saham.
Nantinya, setiap pemegang 12 saham lama yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham (DPS) pada 16 Desember 2022 pukul 16.15 WIB berhak atas 11 HMETD, di mana setiap 1 HMETD memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli sebanyak 1 saham baru.
Namun, Malacca Trust belum menetapkan harga pelaksanaan, begitu pula dengan perkiraan dana segar yang akan dihimpun.
Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) dikutip pada Jumat lalu, HMETD ini diperdagangkan di BEI dan dilaksanakan selama 5 hari,mulai 20 Desember 2022-26 Desember 2022.
“HMETD yang tidak dilaksanakan hingga tanggal akhir periode tersebut dinyatakan tidak berlaku lagi,” demikian yang dikutip dari keterbukaan informasi.
Sementara, tujuan pelaksanaan PMHMETD I adalah untuk memperkuat permodalan dalam rangka menjaga rasio kesehatan keuangan sesuai persyaratan yang ditetapkan oleh regulasi yang berlaku.
Dalam hal ini akan dipergunakan seluruhnya untuk modal kerja dengan menambah portofolio investasi guna meningkatkan kapabilitas risiko beban sendiri (owned retention).
Untuk diketahui, emiten bersandi saham MTWI ini telah mengantongi persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 9 September 2022. Perseroan berencana menggunakan dana hasil rights issue setelah dikurangi biaya-biaya emisi untuk menambah modal kerja.
Secara umum pelaksanaan right issue akan memberikan dampak secara langsung terhadap struktur permodalan dan likuiditas saham perseroan.
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT