TEMPO.CO, Jakarta – Terjadi penembakan massal di tempat penitipan anak di distrik Nong Bua, Lamphu, Thailand, pada Kamis, 8 Oktober 2022. Akibat insiden ini, sebanyak lebih dari 30 korban jiwa meninggal dunia. Pelakunya adalah Panya Khamrab, seorang bekas perwira polisi yang dipecat tahun lalu.
Dalam beberapa tahun terakhir, penembakan massal setidaknya terjadi hingga lima kali. Termasuk yang terakhir penembakan massal di Thailand. Berikut beberapa peristiwa penembakan massal yang terjadi sejak 2019, dikutip dari berbagai sumber.
1. Penembakan El Paso, 2019
Penembakan El Paso atau pembantaian El Paso merupakan penembakan massal di sebuah toserba Walmart di kota El Paso, Texas, Amerika Serikat. Insiden terjadi pada Sabtu, 3 Agustus 2019 sekitar pukul 10:00 pagi waktu setempat. Serangan menewaskan 22 jiwa dan melukai sedikitnya 26 orang. Peristiwa ini disebut sebagai penembakan massal paling mematikan di Amerika Serikat sepanjang 2019.
Hasil penyelidikan polisi mengungkapkan bahwa serangan dilancarkan oleh pelaku tunggal. Patrick Wood Crusius, usia 21 tahun, ditangkap tidak lama berselang. Motif pelaku, sebagainya dinyatakan polisi adalah dia ingin menembak orang Meksiko sebanyak-banyaknya. Crusius terinspirasi dari penembakan masjid Christchurch dan termotivasi oleh teori konspirasi genosida kulit putih, mendorong pembersihan etnis Hispanik di Texas, dan menolak “percampuran ras”.
Baca: Pelaku Penembakan Massal di Thailand adalah Bekas Perwira Polisi
2. Penembak massal di Atlanta, 2021
Terjadi serangkaian penembak massal di tiga spa atau panti pijat di wilayah metropolitan Atlanta, Georgia, Amerika Serikat pada 16 Maret 2021. Akibatnya sebanyak delapan orang tewas, enam di antaranya adalah wanita Asia, serta satu orang luka-luka. Robert Aaron Long, usia 21 tahun, ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini. Menurut polisi, motif pelaku melakukan penembakan massal karena kecanduan seksual yang bertentangan dengan keyakinan agamanya.
Long sebelumnya menghabiskan waktu di klinik perawatan evangelis lantaran kecanduan seks. Menurut sheriff Kabupaten Cherokee, Long ingin “menghilangkan godaan” dengan menargetkan spa. Pelaku didakwa dengan empat dakwaan pembunuhan oleh Departemen Kepolisian Atlanta, dan empat dakwaan pembunuhan dan satu dakwaan penyerangan yang diperburuk, oleh Kantor Sheriff Kabupaten Cherokee.
3. Penembakan massal di Kazan 2021
Sebanyak sembilan orang, terdiri dari tujuh siswa dan dua guru, meninggal dunia dan 23 lainnya luka-luka akibat insiden penembakan massal di sekolah di Kazan, Tatarstan, Rusia, pada 11 Mei 2021. Laporan dari kantor berita negara menyebutkan bahwa dua siswa yang meninggal karena melompat dari jendela lantai tiga untuk melarikan diri. Sementara korban lainnya meninggal karena luka tembak.
Pelakunya adalah Ilnaz Galyaviev dan mengaku bersalah dalam insiden ini. Sebelum melakukan aksinya, Galyaviev mengunggah foto dirinya di Telegram dengan masker wajah. Dia membubuhi kata ‘Tuhan’ dalam bahasa Rusia di atasnya, dengan judul, “Hari ini aku akan membunuh banyak sampah organik dan menembak diriku sendiri.”
4. Penembakan massal di Oslo, 2022
Pada 25 Juni 2022 lalu, dua orang terbunuh dan 21 lainnya terluka dalam insiden penembakan massal di Oslo, Norwegia. Pihak kepolisian menyatakan peristiwa ini merupakan bagian dari terorisme Islam terhadap kegiatan LGBT pride. Kegiatan Parade Pride ini digelar oleh Norwegian Organisation for Sexual and Gender Diversity. Seorang kewarganegaraan Norwegia keturunan Iran, Zaniar Matapour, ditangkap sebagai tersangka dalam kasus ini.
Pelaku telah diketahui terpapar ekstermisme Islam dan juga dinyatakan mempunyai riwayat masalah kesehatan mental. Selain itu, Kepolisian mengkonfirmasi bahwa Matapour merupakan buronan yang dicari sejak 2015. Pelaku memiliki latar belakang kriminal yang panjang, termasuk narkoba dan serangan. Ibunya mengatakan, Matapour sebelumnya telah didiagnosis dengan skizofrenia paranoid.
5. Penembakan massal di Thailand, 2022
Terbaru, penembakan massal terjadi di tempat penitipan anak di distrik Nong Bua, Lamphu, Thailand. Insiden yang terjadi pada Kamis, 6 Oktober 2022 lalu itu menewaskan lebih dari 30 orang. Al Jazeera, mengutip keterangan Kepolisian Thailand mewartakan, korban tewas di antaranya anak-anak dan orang dewasa. Pelaku penembakan adalah laki-laki bersenjata, mantan aparat kepolisian bernama Panya Khamrab.
Mayor Jenderal Polisi Achayon Kraithong mengatakan 30 orang tewas tetapi tidak menginformasikan lebih lanjut. Seorang juru bicara kantor urusan publik regional Thailand mengatakan sejauh ini 26 kematian telah dikonfirmasi, di antaranya 23 anak-anak, dua guru dan satu anggota polisi.
HENDRIK KHOIRUL MUHID
Baca juga: Keluarga Korban Penembakan Massal di Thailand Tumpahkan Sedih di Kuil
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.
Pelaku penembakan Novita Kurnia Putri telah ditangkap polisi. Mereka mengaku tak menyesal telah menghabisi nyawa WNI di Texas itu.
Novita Kurnia Putri, WNI di Texas menjadi korban penembakan di AS. Ia tewas setelah diberondong ratusan peluru. Ini fakta-fakta tentang Novita.
Seorang anak laki-laki yang ditembak di kepala dua kali dan ditikam selama penembakan di Thailand secara ajaib selamat.
Kementerian Luar Negeri memberikan keterangan mengenai pemulangan jenazah WNI di Texas yang menjadi korban salah sasaran ini.
Stasiun televisi Amerika Serikat CNN meminta maaf dan menarik cerita tentang pembantaian Thailand yang menewaskan puluhan anak-anak prasekolah
Seorang anak perempuan berusia tiga tahun secara ajaib selamat dari penembakan massal di Thailand
Ratusan orang berkumpul di kuil-kuil timur laut Thailand untuk memanjatkan doa dan mengenang lebih dari 30 korban tewas penembakan massal di Thailand
Mobil double kabin Mitsubishi Triton edisi sport hadir dengan kursi depan berpemanas, penyesuaian daya untuk kursi pengemudi,
Honda merilis skuter matik besar Honda Forza 350 Maxi-Scooter. Berapa harganya?
Ratusan orang berkumpul di kuil-kuil Thailand mempersembahkan lilin, mainan dan doa untuk 30 korban, kebanyakan anak-anak, yang dibunuh bekas polisi