TIMESINDONESIA, SURABAYAFrom zero to hero. Sepertinya menjadi kalimat yang tepat untuk menggambarkan perjalanan milenial asal Jawa Timur (Jatim), Asadur Rahman Muhammad.
Betapa tidak, pria yang akrab disapa Cak Asad ini dulunya hanya seorang tukang ojek. Tapi kini ia berhasil membawahi delapan perusahaan sekaligus.
Ditambah lagi, sejumlah posisi strategis, salah satunya ialah Wakil Ketua Kamar Dagang Indonesia (KADIN) Kota Malang tahun 2022.
Cak Asad pun berbagi cerita masa lalunya saat masih menjadi tukang ojek. Pria kelahiran 16 September 1989 ini memulai karir dengan merantau ke Jakarta pada 2011 lalu.
Di Ibu Kota, anak dari Eddy Susianto dan Ushaifirah Qaani’ memilih jadi tukang ojek di bilangan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan (Jaksel).
Asadur-Rahman-Muhammad-a.jpg
Tidak hanya menjadi tukang ojek, Sarjana Ilmu Politik Universitas Airlangga (Unair) 2011 ini juga sempat menjadi sopir pribadi.
"Karena ngojek kan hasilnya tidak menentu. Jadi harus kerja keras cari tambahan uang. Saya juga pernah dulu jadi sopir pribadi," ujarnya, Minggu (28/8/2022).
Seiring berjalannya waktu, alumnus Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 10 Surabaya tahun 2007 yang tekun mengemban nilai-nilai religius Islam ini pun mendapatkan rezeki di Jakarta.
Ketekunan membawanya menjadi staf ahli Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) pada tahun 2011. Jabatan staf ahli yang didapat Cak Asad tak mengherankan. Karena semasa kuliah, dia dikenal aktif di organisasi.
"Saat mengenyam pendidikan tinggi di jurusan Ilmu Politik Universitas Airlangga saya aktif di HMI (Himpunan Mahasiswa Islam)," kata dia. Diketahui, Cak Asad pernah menjadi Ketua Umum (Ketum) HMI FISIP Unair. Juga pernah menjadi Ketua Bidang Partisipasi Pembangunan Daerah (PPD) HMI Cabang Surabaya pada 2010-2011.
Selain itu, pria yang juga disapa Cliff Mubarak ini pernah menjabat sebagai Bendahara Umum HMI periode 2013-2015 saat dia melanjutkan pendidikan di Pascasarjana jurusan Manajemen Universitas Indonesia (UI).
Satu tahun meniti karir di Jakarta, Cak Asad memberanikan untuk memulai bisnis pada tahun 2012. Dia mendirikan PT Platinum Grup yang bergerak di bidang konsultan kebijakan publik. Perusahaan ini menunjukkan progress yang baik.
Cak Asad pun kembali mendirikan perusahaan baru yang bergerak di bidang trading, mining,oil dan gas, PT Dinasti Power tahun 2016.
Kemudian pada tahun 2018 Cak Asad melebarkan bisnisnya dengan mendirikan PT Citra Srikandi Perkasa, yang bergerak di perkapalan.
Selanjutnya di tahun 2019 Asadur Rahman menjabat sebagai komisaris utama PT Mumtaz Teknologi Indonesia, perusahaan yang bergerak di bidang IT.
Tahun 2021 Cak Asad ditunjuk menjadi Komisaris Utama PT Sinar Arenka Setia Maju yang merupakan perusahaan di bidang Infrastruktur dan pada tahun itu juga dia melebarkan sayap bisnisnya didapuk menjadi Komisaris Utama PT Gunung Mas Aneka Karya grup, perusahaan ini bergerak di karoseri, pertambangan nikel, emas dan logistik di Gondanglegi, Malang.
Terbaru, Cak Asad dilantik menjadi dua Komisaris Utama (Komut) sekaligus pada Juli 2022. Pertama ialah PT Pelangi Bumi Berkah yang merupakan perusahaan yang bergerak di pertambangan nikel. Kemudian kedua, PT Nara Unggul Prima yang bergerak di bidang telekomunikasi.
Selain sibuk sebagai pengusaha, Cak Asad Rahman Muhammad juga berkiprah di dunia politik. Karir politiknya dimulai sejak 2015. Dia pernah menjabat Ketua Departemen Kajian Strategis Pemenangan Pemilu Partai Amanat Nasional (PAN) periode 2015 – 2020. Nah, sekarang ini menjadi Wakil Bendahara Umum DPP PAN 2020 – 2025. (*)
**) Dapatkan update informasi pilihan setiap hari dari TIMES Indonesia dengan bergabung di Grup Telegram TI Update. Caranya, klik link ini dan join. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi Telegram di HP.
10/11/2021 – 09:39
Copyright 2014 – 2022 TIMES Indonesia. All Rights Reserved.
Page rendered in 1.0802 seconds. Running in Unknown Platform

source