Mataram (Suara NTB) – Kasus stunting di Kota Mataram menjadi pekerjaan rumah yang perlu dituntaskan. Pasalnya, prevalensinya cukup tinggi, 24,8 persen atau urutan ketiga tertinggi di NTB. Pekan penimbangan yang baru dimulai diharapkan bisa menekan kasus tersebut.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram, dr. H. Usman Hadi dikonfirmasi usai menghadiri pekan penimbangan di Kelurahan Pagutan, Rabu, 3 Agustus 2022 menerangkan, data yang telah dientri di Kementerian Kesehatan baru mencapai 58 persen. Jika data itu digunakan sebagai acuan maka kasus stunting di Kota Mataram mencapai 24,8 persen atau nomor urut tiga tertinggi di NTB. “Makanya kalau pakai data itu, kita berada di urutan ketiga di NTB,” kata Usman.
Pihaknya mencoba melalui pekan penimbangan melakukan penimbangan dan pengukuran terhadap 29.323 balita di Kota Mataram. Dari hasil penimbangan dan pengukuran tersebut akan diketahui berapa angka riil kasus stunting di Kota Mataram. Stunting itu adalah keadaan tinggi badan menurut umur pada anak balita berada di bawah -2SD berdasarkan pengukuran antropometri. Stunting mengindikasikan masalah gizi kronis sebagai akibat dari keadaan yang berlangsung lama. Misalnya, dipicu oleh kemiskinan dan pola asuh atau pemberian makanan yang kurang baik dari sejak anak dilahirkan yang mengakibatkan anak menjadi pendek. “Dari hasil entri bisa kita tahu angka riil stunting di Mataram,” ujarnya.
Program pekan penimbangan bekerja sama dengan Tim Penggerak PKK Kota Mataram. Pelayanan penimbangan dan pengukuran akan dilakukan di kelurahan. Prevalensi stunting diakui Usman mengalami kenaikan sejak selesai pendataan di tahun 2019 lalu. Di tahun 2021, prevalensinya menjadi 22 persen. Hal ini terjadi akibat pandemi Covid-19,sehingga tidak semua pelayanan posyandu atau penimbangan tercover.
Salah satu langkah dilakukan untuk mencegah tubuh pendek pada anak yakni melalui intervensi pola makan dan pola hidup,sehingga pekan penimbangan itu bisa diketahui kecendrungan anak stunting disebabkan oleh pola makan, pola asuh atau lain sebagainya. (cem)
Digital Interaktif.

source