Kepala Dinkes Provinsi Jatim Dr Erwin Ashta Triyono

Surabaya, Bhirawa
Difteri ternyata masih menjadi ancaman. Di Jawa Timur sendiri rupanya masih ada kasus penyakit mematikan ini. sejak Maret, ada tiga kasus kematian yang disebabkan difteri di Desa Gili Ketapang, Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo dan ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) Difteri.
Kepala Dinkes Provinsi Jatim Dr Erwin Ashta Triyono
Pasca ditetapkannya KLB difteri, Lantas bagaimana penanganan Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Timur terkait wabah tersebut ?
Kepala Dinkes Provinsi Jatim Dr. Erwin Ashta Triyono akhirnya angkat bicara. Menurut dia, soal Kejadian Luar Biasa (KLB) difteri pada prinsipnya salah satu informasinya adalah tahun 2020-2021. Dimana, terjadi gap capaian imunisasi yang membuat punya peluang yang sama untuk terjadinya penyakit, salah satunya difteri.
“Nah, kebetulan ada informasi dari Dinkes Kabupaten Probolinggo pada bulan Maret sampai Agustus itu ada masing-masing satu kasus. dan dengan adanya ketemu satu kasus sehingga Dinkes probolinggo menyatakan KLB,” ujarnya saat dikonfirmasi, Selasa (30/8/2022).
Lalu apa yang dilakukan Dinkes Jatim, Erwin menjelaskan tentu pihaknya membantu dalam tanda kutip surat rekomendasi yang sudah diedarkan oleh Gubernur Khofifah Indar Parawansa. “Surat edaran itu tentang antisipasi untuk daerah-daerah, termasuk wilayah Probolinggo maupun daerah lainnya,” terangnya.
Kedua, lanjut Erwin, pihaknya sudah membuat petunjuk teknis bagaimana cara menyelesaikan KLB difteri tersebut, khususnya di Probolinggo. Dia mengaku saat ini sudah dilaksanakan khususnya informasi yang sudah beredar yaitu ORI (Outbreak Response Immunization, red).
“Jadi ORI itu sudah dilaksanakan di Gili Ketapang. Diharapkan nanti kedepan bisa segera terbebas pulau itu dari difteri lanjutan,” imbuhnya.
Meski demikian, kata Erwin, yang paling penting adalah informasi bulan imunisasi anak nasional. dimana saat itu sudah dilaunching supaya semua masyarakat yang mempunyai anak sekitar usia 9 bulan sampai 5 tahun mengakses layanan imunisasi.
“Yang nanti diharapkan akhir bulan ini bisa mencapai 95 persen. Sehingga semua daerah baik itu penyakit hepatitis B, HIV dengan meningitis, maupun difteri betul betul bisa dicegah dengan imunisasi,” pungkasnya.
Diberitakan Bhirawa sebelumnya bahwa Dinkes Kabupaten Probolinggo menggeber vaksinasi difteri bagi Desa Gili Ketapang Kecamatan Sumberasih, setelah kawasan tersebut masuk zona Kejadian Luar Biasa (KLB) difteri. 
Penyakit difteri merupakan suatu penyakit menular yang dapat menyebabkan sesak napas, pneumonia, kerusakan saraf, gangguan jantung hingga kematian.
Kepala Dinkes Kabupaten Probolinggo Shodiq Tjahjono mengatakan sejak Maret, ada tiga kasus kematian yang disebabkan difteri di Desa Gili Ketapang. Dengan adanya kasus tersebut, Desa Gili Ketapang sudah ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) Difteri serta dilakukan penanganan yang luar biasa.
“Dengan KLB difteri tentunya harus melakukan secara respons yaitu melakukan kegiatan Outbreak Response Immunization (ORI) yakni pemberian imunisasi difteri,” ujarnya. [geh]

source