Bisnis.com, JAKARTA – Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan realisasi investasi pada semester II/2020 akan sedikit lebih rendah dibandingkan dengan realisasi semester I/2020.
Menurutnya, pada kuartal III/2020 tingkat investasi belum akan pulih secara signifikan karena masih tingginya kasus Covid-19 di Indonesia dan ekonomi yang belum sepenuhnya berjalan.
Para investor domestik ataupun investor asing diprediksi akan mulai kembali berinvestasi di Indonesia pada kuartal IV/2020, seiring dengan proyeksi pemulihan aktivitas ekonomi di periode tersebut.
“Secara keseluruhan, diperkirakan pada semester II realisasi investasi akan sedikit lebih rendah dibanding realisasi pada semester I, seiring dengan perkiraan pemulihan ekonomi yang cenderung sulit untuk kembali ke level sebelum pandemik pada akhir tahun ini,” katanya kepada Bisnis, Rabu (22/7/2020).
Menurut Josua, pemerintah dapat memanfaatkan tensi dagang yang hingga saat ini masih terus meningkat antara China dengan negara-negara barat, seperti Inggris dan Amerika Serikat untuk mendorong investasi di Indonesia.
Pemerintah pun dapat memanfaatkan momentum realokasi investasi dari China, namun Josua menilai agar dapat terealisasi, dibutuhkan aturan deregulasi birokrasi yang akan memudahkan para investor asing untuk masuk ke Indonesia.
“Tidak hanya itu, dibutuhkan juga penanangan Covid-19 yang cepat agara para investor merasa aman untuk menanamkan modalnya di Indonesia,” jelas Josua.
Adapun, pada kuartal kedua tahun ini, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi langsung sebesar Rp191,9 triliun.
Realisasi tersebut turun 3,4 persen dibandingkan angka realisasi kuartal II/2019 dan turun 8,9 persen dari kuartal I/2020.
Menurut Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, investasi di Indonesia masih tumbuh cukup baik di tengah pandemi karena pihaknya telah berupaya mengenjot investasi mangkrak sejak 2019 lalu. Bahlil optimis realisasi investasi pada semester II/2020 akan lebih baik.
Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :
Bergabung dan dapatkan analisis informasi ekonomi dan bisnis melalui email Anda.