Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan,bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Upaya kesehatan diselenggarakan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif). Upaya tersebut dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.
Salah satu upaya yang dilakukan untuk pemberian pelayanan kepada pasien adalah melalui Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS). Bertujuan agar pasien dan keluarga dapat mengambil keputusan yang tepat dalam menghadapi berbagai masalah kesehatan yang dialami. PKRS adalah upaya rumah sakit untuk meningkatkan kemampuan pasien, klien dan kelompok-kelompok masyarakat. Agar pasien dapat mandiri dalam mempercepat kesembuhan dan rehabilitasinya. Klien dan kelompok-kelompok masyarakat dapat mandiri dalam meningkatkan kesehatan, dan mencegah masalah – masalah kesehatan dan mengembangkan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat.
Pengelolaan kegiatan Promkes merupakan suatu siklus kegiatan yang dimulai dari perencanaan sampai evaluasi terkait satu dengan yang lain mencakup perencanaan,pelaksanaan dan evaluasi. Langkah-langkah pengelolaan kegiatan promosi kesehatan sebagai berikut:
Tim Promkes rumah sakit membuat perencanaan tentang kegiatan promosi kesehatan kepada pasien keluarga dan masyarakat meliputi kebutuhan akan adanya edukasi, ketersedian tenaga edukator yang dibutuhkan, peralatan yang dibutuhkan, ruangan dan materi sesuai kebutuhan pasien.
Kegiatan promosi kesehatan di rumah sakit Sari Asih Karawaci secara umum dapat dikategorikan sebagai berikut:
A. Di dalam gedung
Di dalam gedung rumah sakit PKRS dilaksanakan seiring dengan pelayanan yang diselenggarakan rumah sakit, antara lain : di ruang pendaftaran, pelayanan rawat jalan, rawat inap, penunjang medis, pelayanan bagi pasien sehat.
B. Di Luar Gedung
Kawasan luar gedung rumah sakit dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk PKRS yaitu :
Reformasi perumahsakitan di Indonesia sangat diperlukan mengingat masih banyak RS yang hanya menekankan pelayanannya kepada aspek kuratif dan rehabilitatif saja. Padahal keadaan ini menyebabkan rumah sakit menjadi sarana kesehatan yang “elit” terlepas dari sistem kesehatan dimana ia berada.
Hal – hal berikut banyak dijumpai di lapangan, bila dilihat dari situasi yang ada di rumah sakit saat ini
Mencermati fakta-fakta tersebut di atas, reformasi perumahsakitan harus diarahkan kepada dua hal penting, yaitu :
PKRS menjadi hal yang sangat penting dalam membangun paradigma sehat di masyarakat. Selama ini Promkes jarang dilirik oleh pengelola Rumah Sakit baik itu RS Swasta maupun Pemerintah. Program Promosi Kesehatan hanya dianggap buang-buang uang tidak memberi income/sisi bisnis bagi Rumah Sakit. Untuk beberapa Program Promkes membutuhkkan biaya jutaan karena dalam proses program butuh media (Brosur, leaflet, Poster, BookChart, dll). Hal tersebut untuk membantu proses penyuluhan kesehatan atau penyebaran informasi kesehatan. Hal tersebut menjadi batu sandungan dalam program Promosi Kesehatan. Program Promkes di anggap tidak menghasilkan imbal balik dari sisi keuangan bagi pihak manajemen. Yang menjadi sandungan adalah bagaimana menghubungkan pengeluaran uang untuk Program Promkes harus ada imbal balik terhadap sisi bisnis Rumah Sakit.
Bila ditarik garis lurus antara PKRS dengan Sisi Bisnis mempunyai keterkaitan. PKRS merupakan bentuk layanan sosial yang diberikan rumah sakit tetapi apabila Program PKRS berjalan dengan baik maka menimbulkan efek berlanjut yaitu timbulnya citra positif. Kemudian mengakibatkan Promosi Gratis dari mulut ke mulut yg ujungnya peningkatan jumlah kunjungan pasien di setiap unit layanan RS dan akhirnya peningkatan income di semua layanan / instalasi. Dampak positif bagi institusi / Rumah Sakit adalah peningkatan citra dan income tapi patut di ingat tidak bisa instan perlu waktu, proses dan perlunya program dijalankan secara berkesinambungan. Keterkaitan ini yang acap kali tidak dilihat sebagai nilai positif dari sisi bisnis.
Ada berbagai ide kreatif yang bisa kita lakukan untuk menemukan sebuah metode yg menghubungkan PKRS dengan nilai bisnis. Sebagai contoh yang mudah: Brosur / Leaflet Layanan Informasi Kesehatan dimana bisa menyelipkan Produk Jasa yang dijual di Rumah Sakit misalnya menyakut kesehatan ginjal.dimana di dalam brosur / leaflet tersebut membahas menyangkut kesehatan ginjal 75 % dari ruang yang ada di Brisur / leaflet dan 25 % dari ruang yang ada di brosur untuk produk jasa Rumah Sakit yang berhubungan dengan kesehatan Ginjal atau bahkan Iklan dari Produk yang mau sponsori Brosur / Leaflet tersebut. Biasanya ketika kita menerima brosur yg isinya 100 persen iklan produk maka brosur akan langsung dibuang di tong sampah kecuali kita memerlukan itu produk. Berbeda ketika ada brosur yang memberikan informasi yang bermanfaat walaupun di brosur tesebut ada promosi produk kemungkinan besar akan dibaca dan disimpan.
PKRS dapat dijalankan beriringan dengan sisi bisnis sehingga menjadi win-win solution bagi manajemen Rumah Sakit. Yang perlu di catat selain berorientasi profit sebuah layanan kesehatan juga harus adanya sisi sosial dan salah satunya adalah Promosi Kesehatan. Promosi Kesehatan Rumah Sakit dapat berjalan seiring dengan program pencitraan Rumah Sakit/ menjual image Rumah Sakit
Artikel dari : Ni Kadek Widiastuti, SKM,MPH