Sunday, 21 Syawwal 1443 / 22 May 2022
Sunday, 21 Syawwal 1443 / 22 May 2022

Selasa 08 Feb 2022 19:38 WIB
Rep: Kiki Sakinah/ Red: Ani Nursalikah
Seorang anggota militer wanita merangkul dua wanita pengungsi Afghanistan setelah mereka berbicara dengan Menteri Pertahanan Lloyd Austin ketika dia mengunjungi sebuah kamp pengungsi Afghanistan di Pangkalan Bersama McGuire Dix Lakehurst, N.J., Senin, 27 September 2021. Muslim Amerika Inisiasi Gerakan Pakaian Tertutup Bagi Muslimah Afghanistan
REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON — Sejak pindah ke Amerika Serikat (AS) enam bulan lalu, banyak pengungsi Afghanistan yang kesulitan mendapatkan pakaian tertutup yang sesuai dengan ajaran Islam. Atas dasar hal itulah, sebuah organisasi nirlaba Muslim, Triangle Association of Muslim American Mothers (TAMAM), mempelopori sebuah gerakan menyediakan pakaian lengan panjang atau longgar untuk wanita Afghanistan.
Presiden TAMAM Asma Khan mengatakan kebutuhan para pengungsi Afghanistan belum benar-benar terpenuhi. Terutama bagi Muslimah, yang memerlukan pakaian tertutup sesuai ajaran agama mereka.
“Mungkin mereka tidak benar-benar dipahami dengan baik. Dan ini adalah komunitas kami, jadi ini adalah jenis pakaian yang kami kenakan. Banyak dari kami berasal dari komunitas seperti itu, jadi kami dapat memahami apa sebenarnya yang mereka cari dan menyediakannya untuk mereka,” kata Asma Khan kepada Spectrum News, dilansir di laman About Islam, Selasa (8/2/2022).
Khan sendiri merupakan seorang Muslim Pakistan-Amerika. Karena itu, ia memahami kebutuhan wanita Muslim untuk mengenakan pakaian tertutup.
“Mereka meninggalkan semua yang mereka ketahui. Mungkin pakaian adalah sesuatu yang bisa mereka ambil perlahan, dan setidaknya memulai dengan pakaian yang mereka kenal dan berada di zona nyaman mereka sampai tingkat tertentu, sehingga mereka bisa perlahan melakukan transisi. Transisinya sangat mendadak, sangat berbeda dari yang mereka biasa gunakan,” kata Khan.
Organisasi yang dipimpin Khan telah membantu memukimkan kembali para pengungsi dari negara-negara seperti Republik Demokratik Kongo dan Bangladesh. Khan mengungkapkan, sebagai umat Islam, mereka selalu merasa terpanggil melakukan pengabdian masyarakat dan membantu mereka yang membutuhkan bantuan.
“Dan siapa pun yang datang ke negara asing, terutama dalam keadaan mereka datang, bisa menggunakan lift, Anda tahu, bisa menggunakan kaki ke atas,” lanjut Khan.
“Semua orang merasakan rasa persaudaraan, persaudaraan, merasa bertetangga dan bahwa kita adalah satu komunitas dan bahwa kita harus saling membantu,” tambahnya.
Dengan kedatangan para pengungsi, beberapa kelompok Muslim telah memimpin upaya membantu para pengungsi di rumah baru mereka. Pada September 2021, orang-orang Indiana menyumbangkan ratusan sajadah, pakaian dan produk kebersihan pribadi kepada para pengungsi Afghanistan. Mereka percaya doa adalah hubungan dengan Tuhan yang dibutuhkan semua orang di saat-saat sulit. 
https://aboutislam.net/muslim-issues/n-america/muslim-women-lead-modest-clothing-drive-for-afghan-refugees/
Dapatkan Update Berita Republika
Tiga Dampak Minum Air Lemon Bagi Kesehatan Gigi dan Gusi
Ingin Otak Tetap Sehat? Hindari Enam Makanan Ini
Long Covid Sebabkan Penurunan Kadar Pembekuan Darah
Beberapa Negara Terdampak Parah Omicron
Subvarian Omicron Terbaru Menyebar, Apa Harus Khawatir?
Profil

Rezza Octavia merebut dua medali emas SEA Games panahan beregu dan perseorangan
Blitz

Sejumlah selebriti dilarang oleh Ferrari untuk membeli beberapa jenis mobil.
Keuangan

Bank BJB akan menuju hybrid bank dan menargetkan menjadi elite bank pada 2025.
Kurusetra

Pak AR nyaris menjadi makmum sholat ODGJ.
Liga Dunia

Lyon unggul cepat di menit ke-6 saat melawan Barcelona di Final Liga Champions Putri
9 PHOTO
4 PHOTO
7 PHOTO
4 PHOTO
3 PHOTO
Ahad , 22 May 2022, 00:58 WIB
Sabtu , 21 May 2022, 23:42 WIB
Phone: 021 780 3747
Fax: 021 799 7903
Email:
newsroom@rol.republika.co.id (Redaksi)
sekretariat@republika.co.id (Redaksi)
marketing@republika.co.id (Marketing)
Copyright © 2018 republika.co.id, All right reserved

source