PR DEPOK – Selama pandemi Covid-19 yang berlangsung sejak Desember 2019 hingga saat ini, jarum suntik bekas hingga botol vaksin bekas telah menumpuk.
Tumpukan jarum suntik hingga botol vaksin bekas selama pandemi Covid-19 tersebut akhirnya tak sadar telah menghasilkan puluhan ribu ton limbah medis.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Selasa mengungkapkan, puluhan ribu ton limbah medis itu kini mengancam kesehatan manusia dan lingkungan.
Baca Juga: Dorce Gamalama Bandingkan Buya Yahya dengan Ustaz Lain: Terima Kasih, Saya Sangat Hormat
Bahan tersebut sebagian dapat menular karena virus corona dapat bertahan di permukaan, berpotensi membuat petugas kesehatan mengalami luka bakar, luka tertusuk jarum suntik, dan kuman penyebab penyakit, kata laporan itu.
Masyarakat yang dekat dengan tempat pembuangan sampah yang dikelola dengan buruk juga dapat terpengaruh melalui udara yang terkontaminasi dari pembakaran sampah, kualitas air yang buruk atau hama pembawa penyakit, tambahnya.
Laporan tersebut menyerukan reformasi dan investasi termasuk melalui pengurangan penggunaan kemasan, menyebabkan serbuan plastik dan penggunaan alat pelindung yang terbuat dari bahan yang dapat digunakan kembali dan dapat didaur ulang.
Baca Juga: Soal Lonjakan Varian Omicron, Anies Baswedan Minta Masyarakat Tak Panik karena Alasan Ini
Diperkirakan sekitar 87.000 ton alat pelindung diri (APD), atau setara dengan berat beberapa ratus paus biru, telah dipesan melalui portal PBB hingga November 2021, sebagian besar diperkirakan berakhir sebagai limbah.
Editor: Nur Annisa
Sumber: Bloomberg NDTV
PT Kolaborasi Mediapreneur Nusantara
Jl. Asia Afrika No. 75
Bandung – Jawa Barat, 40111, Ph. 022-4241600
Email: prmnnewsroom@pikiran-rakyat.com
©2022 Pikiran Rakyat Media Network