Jakarta, 27/01/2022 Kemenkeu – Kementerian Keuangan dan Kementerian Kesehatan melanjutkan penyelenggaraan Pertemuan G20 Joint Finance and Health Task Force (JFHTF) secara virtual pada 26 Januari 2022, setelah pertemuan pertama pada 20 Desember 2021.
Pada pertemuan kedua tersebut, Staf Ahli Menteri Keuangan RI Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan Internasional Wempi Saputra dan Staf Khusus Menteri Kesehatan RI Bidang Tata Kelola Pemerintahan Ronaldus Mujur bertindak sebagai Co-chair dari Indonesia. Selain anggota G20, pertemuan ini turut dihadiri oleh negara undangan dan organisasi internasional, seperti Badan Kesehatan Dunia (WHO), Bank Dunia (WB), Dana Moneter Internasional (IMF), dan Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD).
Selaku Co-chair FHTF, Wempi Saputra menyampaikan laporan perkembangan Program Kerja yang telah didiskusikan dengan anggota G20, mencakup isu penguatan koordinasi antara keuangan dan kesehatan, pembentukan sekretariat JFHTH, dan fasilitas pembiayaan kesehatan global.
“Indonesia dan Italia, selaku co-chairs dari FHTF berkomitmen untuk terus menyukseskan program yang akan diusung FHTF,’’ ujar Wempi.
Hal senada disampaikan Ronaldus Mujur yang juga bertindak sebagai co-chair JFHTF. Ia menekankan bahwa hasil kerja FHTF diharapkan menjadi output yang konkrit dari Presidensi G20 Indonesia.
“Pertemuan kedua FHTF ini menunjukkan bagaimana negara-negara G20 bekerja sama secara kolosal dalam mencapai upaya terbaik untuk meninggalkan warisan bagi dunia,’’ kata Ronaldus.
Dalam pertemuan ini, negara-negara G20 secara umum menyampaikan dukungan dan masukan terhadap usulan Program Kerja yang disusun oleh Indonesia dan Italia sebagai Co-chairs G20 JFHTF, termasuk mengenai pembentukan Sekretariat. Sekretariat berperan penting dalam mendukung koordinasi kesehatan dan keuangan guna mewujudkan pencegahan, kesiapsiagaan, dan respon terhadap pandemi dan keadaan darurat kesehatan lainnya, serta sejalan dengan Peraturan Kesehatan Internasional.
Negara-negara G20 juga mendorong penguatan Access to COVID-19 Tools (ACT) Accelerator, terutama terkait pemantauan target vaksinasi, tes, perawatan, dan Alat Pelindung Diri (APD) global. Selain itu, vaksinasi global juga dapat terus dipercepat, terdistribusi secara adil dan merata dengan harga yang terjangkau sehingga target vaksinasi global sebesar 70 persen dapat tercapai pada pertengahan 2022.
Untuk itu, G20 mendorong kerja sama lembaga pemerintah dan non pemerintah pada tingkat global dan kawasan (regional) dalam mengatasi hambatan keuangan dan perdagangan, serta untuk memastikan ketersediaan akses bantuan bagi populasi rentan. Sebagai sebuah gugus tugas gabungan, Kementerian Keuangan dan Kementerian Kesehatan negara anggota G20 bersama WHO dan WB akan melakukan identifikasi lebih lanjut dalam rangka meningkatkan kolaborasi bidang kesehatan dan keuangan.
JFHTF akan mempertimbangkan hasil dari kajian dan penilaian strategis mengenai opsi-opsi kerja sama antara bidang kesehatan dan keuangan. Laporan hasil pertemuan kedua G20 Joint JFHTF akan disampaikan pada Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral (FMCBG) pada 17-18 Februari 2022 di Jakarta, dengan mengundang para Menteri Kesehatan G20.
Kolaborasi bidang keuangan dan kesehatan secara global dilakukan dalam upaya mencegah, mendeteksi, dan merespon keadaan darurat kesehatan di masa yang akan datang, sekaligus mendorong pemulihan ekonomi dunia. Presidensi G20 Indonesia bukan hanya akan akan melindungi Indonesia dan negara-negara lain dari ancaman bahaya kesehatan, tetapi juga mendukung kebijakan nasional dalam memberdayakan dan meningkatkan kualitas SDM menuju Indonesia Maju 2045. (dep/mr/hpy)

source