Kaltimtoday.co, Samarinda – Hepatitis akut misterius sedang menjadi perbincangan hangat. Bermula dari kasus yang ditemukan di Jakarta, sejumlah daerah pun turut waspada.
Hepatitis akut misterius dominan menyerang anak-anak di bawah usia 13 tahun. Di Samarinda, antisipasi terhadap perkembangan penyakit ini terus dilakukan. Khususnya kepada anak-anak agar membatasi aktivitas di luar rumah atau tempat bermain.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Samarinda, Ismed Kusasih menjelaskan bahwa, kasus hepatitis akut di Samarinda masih dinyatakan nihil. Pihaknya juga tetap mengikuti arahan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI.
“Paling tidak masyarakat menerapkan gaya hidup bersih. Seperti sering mencuci tangan, tidak makan di luar rumah, tidak berenang di tempat rekreasi,” ungkap Ismed yang juga mengutip edaran dari Kemenkes.
Tak hanya itu, Ismed pun mengimbau agar anak-anak tak dibawa pergi ke tempat-tempat umum terlebih dahulu. Sebab banyak benda di tempat umum yang juga sering disentuh oleh orang lain.
Sementara itu, Kemenkes RI juga sudah mengeluarkan surat dengan Nomor PM.03.02/C/2537/2022 yang menjelaskan tentang Kewaspadaan Terhadap Penemuan Kasus Hepatitis Akut yang tidak diketahui penyebabnya (Acute Hepatitis of Unknown Etiology). Awal mulanya, penyakit tersebut diduga menjadi alasan kematian 3 anak di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta yang telah dirawat selama 2 minggu per 30 April 2022.
Sampai saat ini, ujar Ismed, pihaknya belum bisa memberikan banyak komentar terkait perkembangan penyakit hepatitis misterius. Sekali lagi dia menegaskan, kasus di Kota Tepian masih nihil.
“Intinya, kasus masih nihil. Semua informasi satu pintu dari kementerian. Kami hanya imbau kewaspadaan, itu sudah petunjuk dari Kemenkes,” tambah Ismed.
Hepatitis akut misterius banyak menyerang anak usia di bawah 13 tahun. Artinya pada usia tersebut masih mengenyam pendidikan di sekolah tingkat SD dan SMP. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Samarinda, Asli Nuryadin juga angkat suara.
“Tanpa ada hepatitis akut misterius itu, kami sampai saat ini tidak lepas protokol kesehatan (prokes) dari awal. Artinya tetap berjaga-jaga. Kami tidak boleh lengah. Itu secara menyeluruh kami sampaikan. Jadi dengan adanya isu penyakit ini, sudah pasti termasuk (imbauan prokes)-nya,” ungkap Asli saat dikonfirmasi, Selasa (10/5/2022).
Pihaknya memastikan tidak ada memperlonggar prokes. Namun, di sisi lain pihaknya juga optimistis pasca libur panjang, harapannya kegiatan belajar-mengajar (KBM) bisa berlangsung secara menyeluruh. Kemungkinan pada awal Juli 2022.
“Kami berharap nanti KBM total. Kalau sekarang kan belum 100 persen. Nanti di tahun ajaran baru dan kondisi tetap membaik, kami akan total 100 persen. Insyaallah tidak ada online. Masih melihat sikon,” tambah Asli.
Sementara itu, Ketua Komisi IV DPRD Samarinda, Sri Puji Astuti menjelaskan bahwa, Samarinda belum masuk penyakit misterius itu. Dia juga sudah ada koordinasi dengan Dinkes Samarinda.
“Kami belum ada laporan masuk hepatitis di Kota Samarinda,” tegas Puji.
Menurutnya, potensi penularan penyakit hepatitis akut di Samarinda sangat kecil. Sebab sebagian besar anak di bawah usia 13 tahun sudah melakukan vaksinasi hepatitis dan kondisi sanitasi di Samarinda juga terbilang bagus. Namun demikian, pihaknya berupaya dengan pemkot agar menyosialisasikan pencegahan. Misalnya melalui puskesmas dan posyandu.
“Kami akan sosialisasi terus melalui puskesmas dan posyandu. Kami lihat dulu tapi kemampuan Samarinda untuk menangani penyakit ini dan kondisi anak-anak di Samarinda,” tandasnya.
[YMD | RWT]

source