“Waktu pihak manajemen PSM Makassar datang, mereka tak bawa pengukur lux lampu stadion,” ungkap Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Kota Parepare, Amarun Agung Hamka kepada detikSulsel, Senin (9/5/2022).
Apalagi Pemerintah Kota (Pemkot) Parepare tidak menganggarkan renovasi komponen lampu dalam tender revitalisasi Stadion Gelora BJ Habibie. Tanggung jawab pun diserahkan kepada manajemen PSM Makassar untuk menyiapkan sistem pencahayaan.
“Tetapi mereka (manajemen PSM) mengaku jika dibutuhkan, maka lampu stadion punya PSM (bekas dari Stadion Mattoanging) yang akan dipakai di Stadion Gelora BJ Habibie,” sambung dia.
Pihaknya berdalih tidak menyertakan komponen lampu pencahayaan dalam tender revitalisasi Stadion Gelora BJ Habibie. Alasannya manajemen PSM sendiri yang bersedia menyiapkannya.
“Mereka (pihak PSM) siap bawa lampu mereka sendiri yang dulu dipasang di Stadion Mattoanging. Itu pernyataan dari Pak Appi (CEO PSM Makassar) ke Pak Wali langsung. Jadi item lampu stadion kami keluarkan dari item,” beber Hamka.
Jika Stadion Gelora BJ Habibie hanya menggunakan lampu bekas dari Stadion Andi Mattoanging, itu belum menjamin stadion kebanggaan masyarakat Kota Parepare itu lolos verifikasi liga. Pasalnya pencahayaan Stadion Mattoanging sebelum dibongkar pada 2020 lalu itu hanya lolos bersyarat dari PT Liga Indonesia Baru (LIB).
Manajemen pun terpaksa berulang kali mengganti lampu Stadion Mattoanging, karena pencahayaannya tidak mencapai standar (lux) yang ditetapkan operator liga. Untungnya operator liga yang juga datang berulang kali tiap musimnya masih memberi kelonggaran buat PSM agar tetap bisa berkandang di Makassar.
Sebagai informasi, anggaran pembenahan Stadion BJ Habibie Rp 3 miliar akan dipakai untuk melengkapi semua kebutuhan yang telah menjadi standar untuk proses verifikasi dari operator Liga 1 agar dinyatakan layak menjadi homebase PSM Makassar.
“Di daftar itu yang harus dihadirkan yakni press room, lobi, ruang massage, ruang pemanasan di dalam ruangan, dan ruang wasit,” urai Hamka.
Selain pembenahan di dalam ruangan, anggaran sebesar Rp 3 miliar tersebut juga akan dipakai untuk pembenahan di lapangan. Termasuk pembenahan rumput dan tempat duduk pemain atau bench.
Adapun untuk proses tender pembenahan tahun ini sementara dalam tahap revisi oleh inspektorat. Setelah selesai maka akan segera ditayangkan di LPSE.
“Kita targetkan minggu ini sudah tayang untuk proses tendernya,” jelas Hamka.
Di sisi lain, ia mengaku Pemkot Parepare terus intens berkomunikasi dengan manajemen PSM Makassar. Utamanya dalam memastikan kesiapan Stadion Gelora BJ Habibie menjadi homebase PSM Makassar.
“Semoga tidak lama datang PSSI sebelum verifikasi karena kan PSM Makassar telah meminta ke PSSI untuk melakukan pendampingan pembenahan stadion. Supaya yang dikerjakan sesuai standar,” bebernya.
Sebelumnya CEO PSM Makassar Munafri Arifuddin mengaku, Stadion BJ Habibie Parepare tetap jadi pilihan utama. Pembenahan diharap disegerakan agar lolos verifikasi markas PSM menghadapi Liga 1.
“Pilihan pertama tetap di Sulawesi Selatan di Parepare. Kalau Parepare bisa (jadi markas PSM Makassar), Alhamdulillah,” sebut pria yang akrab disapa Appi ini, Selasa (19/4).
Namun dirinya tetap mengajukan stadion alternatif, jika Stadion Gelora BJ Habibie tidak lolos verifikasi. Pilihannya adalah bermarkas di pulau Jawa dan Kalimantan.
“Ya homebase-nya mungkin saya main di Jawa, barangkali. Kalau bukan di Kalimantan, ya di Jawa,” ujarnya.
Appi menyadari, untuk menjadikan Stadion BJ Habibie sebagai markas PSM Makassar di Liga 1 2022/2023 butuh proses panjang. Pasalnya ada tahapan asistensi kelayakan stadion yang sangat ketat dari operator liga dan federasi sepak bola Indonesia.
Simak Video “Penampakan Pelabuhan Soetta Makassar Jelang Lebaran“
[Gambas:Video 20detik]
(sar/nvl)